Bukan aku menjauhimu
tapi, dirimu yang membuatnya
perkataan yang tidak sepantasnya
kau ucapkan
padaku.
Jujur, sakit itu, iyah !
aku merasa tak berguna
jika ada yang mengucapkan itu
inginkan aku mati saja
Maka aku tak ingin dekatmu
untuk melupakan
kalimat yang mengandung setan itu
maafkan !
Dekati aku lagi
buat aku bahagia bersamamu
jika kau inginkan
aku bersamamu
lagi..
Selasa, 24 Juni 2014
Karya Puisiku 42
Sebuah percakapan
menghantarkan pada pertemanan
yang saling mendukung
tak ada kata menikung
Yakinlah...
bahwa kita adalah orang baik
dengan bukti nyata
bukan omong kosong belaka
Maka, semua orangpun
akan berbuat baik pada kita
karena Allah mengizinkan
percayalah..
Tak usah takut
dan tak usah gundah
hadapi dengan bacaan
dan slalu ingatlah padaNya
karena Dia selalu memberi
yang terbaik untuk kita
aamiinn...
menghantarkan pada pertemanan
yang saling mendukung
tak ada kata menikung
Yakinlah...
bahwa kita adalah orang baik
dengan bukti nyata
bukan omong kosong belaka
Maka, semua orangpun
akan berbuat baik pada kita
karena Allah mengizinkan
percayalah..
Tak usah takut
dan tak usah gundah
hadapi dengan bacaan
dan slalu ingatlah padaNya
karena Dia selalu memberi
yang terbaik untuk kita
aamiinn...
Karya Puisiku 41
Ruangan gelap itu
memancarkan setitik cahaya
dari lilin merah besar
dengan bibir yang indah
Mendekati ribuan orang
dan ikut berdendang
terhipnotis oleh alunan nada
yang mengalir keseluruh darah
Telah ku tiup abu-abu
yang menyakiti tubuh
dan ku terbangkan penatku
hingga jiwa terasa kurus
Ini adalah hari terbaik
waktu dimana berpihak padaku
mendampingi disisiku
dan menjaga putih hidupku
Hitam, memang lebih banyak
tapi kata izin !
membuat semuanya layu
karena putih dilindungi
oleh waktu...
memancarkan setitik cahaya
dari lilin merah besar
dengan bibir yang indah
Mendekati ribuan orang
dan ikut berdendang
terhipnotis oleh alunan nada
yang mengalir keseluruh darah
Telah ku tiup abu-abu
yang menyakiti tubuh
dan ku terbangkan penatku
hingga jiwa terasa kurus
Ini adalah hari terbaik
waktu dimana berpihak padaku
mendampingi disisiku
dan menjaga putih hidupku
Hitam, memang lebih banyak
tapi kata izin !
membuat semuanya layu
karena putih dilindungi
oleh waktu...
Karya Puisiku 40
Sugesti itu muncul
ketika sayup-sayup kehidupan
sudah hampir mati
atau baru saja terbit
Celotehan manusia
menjadi nyata akan hadirnya
ungkapan tak berdosa
kasihanilah..
Sampai saat ini
aku masih membencinya
dengan raut wajah merah
ku tak melihatanya
sakit hati masih membekas
Ketika dirinya melukaiku
ku berjanji takan menolongnya
ketika ia mati
akan ku tertawa
terbahak-bahak
ketika sayup-sayup kehidupan
sudah hampir mati
atau baru saja terbit
Celotehan manusia
menjadi nyata akan hadirnya
ungkapan tak berdosa
kasihanilah..
Sampai saat ini
aku masih membencinya
dengan raut wajah merah
ku tak melihatanya
sakit hati masih membekas
Ketika dirinya melukaiku
ku berjanji takan menolongnya
ketika ia mati
akan ku tertawa
terbahak-bahak
Karya Puisiku 39
Celotehanmu membuatku resah
mengakhiri tanpa ku tau
melanjutkan, aku tak tau
dengan ribuan logika
pada otak manusia yang kepo
Galau? HAHA
takan ku biarkan kata itu
menusuk nadiku ataupun venaku
hanya manusia
yang mencari sensasi saja
Mengertilah pada hidup yang fana ini
meski sulit, memang
semua sudah persetan
pada waktunya
dengan butiran gula putih
mengakhiri tanpa ku tau
melanjutkan, aku tak tau
dengan ribuan logika
pada otak manusia yang kepo
Galau? HAHA
takan ku biarkan kata itu
menusuk nadiku ataupun venaku
hanya manusia
yang mencari sensasi saja
Mengertilah pada hidup yang fana ini
meski sulit, memang
semua sudah persetan
pada waktunya
dengan butiran gula putih
Karya Puisiku 38
Semangatku...
akankah kau kembali?
pada lubuk yang gelap ini
menerangi dan merapikan
rasa kecewa yang telah kulakukan?
Mungkin...
kau sudah bersemayam bersamanya
membuat jutaan warna
hingga kau acuhkan
abu-abu hidupmu bersamaku
Akankah...
kau mengingat masa lalu
bersamaku
bandingkanlah, silahkan
tak akan aku marah
tetap akulah pemenangnya
akankah kau kembali?
pada lubuk yang gelap ini
menerangi dan merapikan
rasa kecewa yang telah kulakukan?
Mungkin...
kau sudah bersemayam bersamanya
membuat jutaan warna
hingga kau acuhkan
abu-abu hidupmu bersamaku
Akankah...
kau mengingat masa lalu
bersamaku
bandingkanlah, silahkan
tak akan aku marah
tetap akulah pemenangnya
Karya Puisiku 37
Kepingan Hati...
Geli melihat nuansa baru
yang begitu elok
dengan semerbak bumbunya
melintas didepan mata
Risih karena arogannya
yang tak mampu kumiliki
hanya imajinasi penat
dalam bayang semu
Melirik dicelah sinar
menunduk tanda cemas
berdiam dalam lautan logika
konsekuensi hidup
Mengikuti arusnya hidup
meski kerasnya batu
melunturkan emosi hitam
dalam sanubari tak berdosa
Bangkit !! mencari diri
menjadi seorang multitalenta
yang membuka benak
untuk sekeping emas
Geli melihat nuansa baru
yang begitu elok
dengan semerbak bumbunya
melintas didepan mata
Risih karena arogannya
yang tak mampu kumiliki
hanya imajinasi penat
dalam bayang semu
Melirik dicelah sinar
menunduk tanda cemas
berdiam dalam lautan logika
konsekuensi hidup
Mengikuti arusnya hidup
meski kerasnya batu
melunturkan emosi hitam
dalam sanubari tak berdosa
Bangkit !! mencari diri
menjadi seorang multitalenta
yang membuka benak
untuk sekeping emas
Karya Puisiku 36
Kotoran itu masih melekat
pada jiwa sang pemimpi
menghilangkan noda busuk
yang sulit hilang
hingga membuangnya
Mungkin sudah mati?
ataukah hidup dalam remang-remang dunia
yang tak bisa berjalan
hanya dengan satu kaki saja
Kau harus mensucikan lagi
sebelum matahari tenggelam
dan takan kering
apa yang telah kamu basahi
hari ini...
pada jiwa sang pemimpi
menghilangkan noda busuk
yang sulit hilang
hingga membuangnya
Mungkin sudah mati?
ataukah hidup dalam remang-remang dunia
yang tak bisa berjalan
hanya dengan satu kaki saja
Kau harus mensucikan lagi
sebelum matahari tenggelam
dan takan kering
apa yang telah kamu basahi
hari ini...
Langganan:
Postingan (Atom)