Jumat, 16 September 2016

Karya Puisiku 221

Gagak hitam terbang menembus kabut
Dengan bangkai dipatukannya
Serta lumuran darah berceceran
Menambah bau tak sedap
Mengelilingi ruangan itu

Sorot mata tajam menatapku
Entah itu pertanda apa
Tak bisa ku artikan secepat kilat

Terbangun dalam kesakitan
Memaksakan berjalan
Hingga sampai ditepi sungai
Dan membasuhkannya ke wajahku

Apa yang harus dilakukan
Tak ada guna
Semuanya seakan berakhir
Tapi aku melihat satu cahaya dipintu lain
Disaat jiwaku mulai rapuh

Sorot cahaya apa itu?
Apa akan sama berakhir kecewa
Atau memang benar untuk membangunkanku?
Akan ku tapaki esok hari
Untuk sebuah pembuktian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar