Jumat, 20 Mei 2016

Karya Puisiku 208



Apa alasan Tuhan menciptakan 7 manusia serupa dibumi ini?
Apakah salah satunya untuk membuka ruang nostalgia yang telah tertutup rapat?
Bagaimana bisa melumpuh totalkan ingatan
Jika hal itu terus dipertemukan

Entah dunia ini yang begitu sempit
Atau aku terlalu lama berdiam diri ditempat ini
Hanya untuk menunggu sesuatu yang tidak pasti

Sempat aku berlari ke arah lain
Tanpa menoleh kebelakang
Terus berfokus kedepan
Sampai aku menjatuhkan amunisi yang tidak terasa

Tonggak yang aku genggam
Tidak membuatku berdiri sempurna
Masih terkoyak oleh belatung-belatung yang menggerogoti dari akarnya

Aku tak mampu melupakan segalanya
Meski berulang kali kucoba lupakan
Apa yang telah terjadi diantara kita
Beberapa tahun silam

Maafkan aku
Telah memberi sebuah harapan zigzag
Tanpa aku mengaca diri yang sudah terhinakan

Karya Puisiku 207



Jika kehangatan ini kau rasa sempurna
Bukan aku yang berikan segalanya
Hanya secerca cahaya lilin terangi gulita

Ini yang aku miliki
Menebarkan kebaikan ke semua orang
Tidak hanya terpaku pada satu sosok

Tersenyumlah selagi kau mau
Tapi jangan terlalu dalam kau ambil tawa
Aku tak ingin melihat seseorang kecewa karena aku

Bisa saja
Kebaikanku membunuh aku, tak kurasa
Tidak tau dengan cara seperti apa
Aku takut hal semacam itu terjadi

Kumohon
Untuk tidak mengajakku ke tengah lautan yang dalam
Jika hanya untuk menenggelamkanku pada lautan asmara
Disini saja kita bermain ditepi laut
Mengikuti arah angin
Tanpa melewati batas ombak

Jangan paksa aku tuk menerangi satu hati
Biarkan ia memilih dengan sendirinya
Dan sampai saat ini
Aku belum mengetahuinya
Siapa yang salah
Diantara aku dan kamu

Karya Puisiku 206



Merindukan sesuatu yang telah hilang
Dan berharap sesuatu yang baru
Dimasa yang akan datang

Maafkanlah, jika harapan ini
Masih terkesan seperti anak labil
Karena pembuktian menunjukkan
Bahwa jiwa ini telah terlalu dewasa
Pada waktu yang salah

Entah seperti apa awal mula terjadinya
Semua terlihat biasa saja
Tapi hal yang luar biasa itu
Tak bisa dihancurkan

Kembalikan pada masa lepasnya tawa
Tak tau perjuangan
Lupa bagaimana memikirkan sesuatu
Sampai terlihat tua seperti ini

Mengikuti arus air sungai yang panjang
Dan arah angin yang tidak jelas
Berjalan dengan mata tertutup
Semua ini bak kehidupan yang tidak tentu

Masih melihat bayang hitam
Tanpa ada secuil cahaya
Terangilah jalan yang akan dilewati

Karya Puisiku 205



Tanpa melihat mata kecil itu
Mampu merasakan senyuman
Hanya dengan nada suara indah
Tak ada cahaya terangi malam

Tawa kecil itu membawa waktu
Melebihi batas yang dikira
Sampai saat ini
Kita masih bersama

Siapa yang tau kejutan hidup
Hadir tanpa disengaja
Menghampiri atas skenario Tuhan
Berawal dari paksaan canda

Masih belum percaya
Mampu berjalan sejauh ini
Bersamanya..
Tanpa mendengar bisikan kanan kiri

Kalimat bersemangat
Melangkah dalam jalur yang sama
Dengan genggaman erat
Menatap bola mata penuh pendirian

Bergerak seiring berputarnya jarum jam
Mewujudkan harapan dan mimpi
Yang sempat tertunda

Pelukan dalam
Yang tak ingin dilepaskan
Sandaran kenyamanan
Dan sentuhan kelembutan itu
Membuatku terdiam tak berdaya

Kelopak mata yang perlahan menutup
Meyakinkan keindahan
Mulut yang sempat terbungkampun
Terbuka dengan riangnya

Maafkan raga ini yang terlalu berani
Menghangatkan batinmu
Dan terlalu yakin
Membawamu kedalam kehidupan lain
Tuk mengenal sosok aku

Entah akan seperti yang lainnya
Hanya sekedar numpang lewat
Atau akan berdiam diri tuk membangun
Didalam kehidupanku, selamanya