Rabu, 28 Desember 2016

Karya Puisiku 226



Decak kagum yang ironi
Menumbuhkan tanda tanya
Kenapa memilih yang sementara
Tak tertarik kah untuk memiliki selamanya?

Apa yang harus dijawab
Ketika si lisan menatap mata yang tak berdosa
Mengangkat kedua tangan
Seraya berkata “Maaf jiwa ini sempat menyukainya”

Tangis terdengar kala restu tak terucap
Bahkan batin hanya memasang wajah kebingungan
Entah harus bagaimana lagi
Luka ini mungkin terabaikan

Sebodo amat dengan dunia yang mencerca
Setidaknya tahu benar
Mana bahagia yang ingin dinikmati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar