Rabu, 05 Maret 2014

Karya Puisiku 33

    Sang cerah~
Ketika abu-abu itu menyelimuti
kalbu putihpun seraya berontak
menghembuskan nafas panjang
dan inginkan pergi

Ketika sang cerah mewarnai
abu-abu itu merasa cemburu
dan mempertunjukan kegelapannya
oh.. sang cerah yang malang

Kuatkan hatinya Tuhan
ketika ia tak punya pilihan
dan saat-saat ia merasa sendiri
tanpa teman hati

Harapan selalu mengiringinya
dengan do'a yang kuat
ia masih bertahan hidup
demi sang cerah kembali mewarnai

Karya Puisiku 32

Pagi yang dingin
dengan butiran hujan
nan sejuk
aku terbaring dibawah kehangatan
selimut tebal
dan diatas kenyamanan si empuk

Pagi inipun menggigil
mengharapkan coklat panas
hadir seketika didepan mata
tapi aku hanya menguap sangat lebar
mengantuk..

Kali ini
pagi yang gelap
dengan setitik cahaya
kau temaniku dalam kejauhan
senyumanku hadir didepan layar kaca
memaksaku untuk membuka mata lebar
dan berkata Selamat Pagi

Karya Puisiku 31

Tiupan angin itu menyejukan lara
riukan ombak laut yang biru
membangunkan lamunanku dalam sepi
hidup seperti sendiri

Cahya senja yang redup
dengan kilauan air biru
memancarkan perih pada bulatan mata
hitam dan coklat

Gemuruh yang membawa jiwa
rintikan air mata yang menyayat
membakar relung suci
dan menyimpan jutaan kebencian

Aku mati !
atas bisikan sang raja iblis
mencari celah mata air
yang hidup terhina
dan mati terpuruk

Karya Puisiku 30

      Kisah cinta hitam~
Dinding hitam yang berdiri disana
adalah awal dari kegelapan
hancurnya manusia yang suci
berada dalam naungan dinding itu

Senyum pahit yang mereka lontarkan
akhir dari keterpurukan yang terjadi
halilintar yang bergema
seakan menambah kesan perih
dalam tubuh yang indah ini

Teriakan yang terhina
seakan hilangnya pendengaranku
hingga nyaris terbunuh dalam kaku
hidup yang seakan jalan buntu

Mencari malaikat kecil
yang sudah menjadi bangkai
mencium bau yang tak sedap
membangunkan bulu yang sempat tertidur

Kisah yang amat pedih
dalam cerita hidup seseorang
yang tak tentu arah
dan tangisan anak malang

Karya Puisiku 29

Bayangan itu terus menghampiri
dalam sepinya kalbu yang suci
dengan iringan nada lagu
membawaku pada zaman dimana
aku belum pernah merasakannya

Seperti sakit jiwa yang tersenyum sendiri
meningkatkan kemauan hati
yang ingin secepat kilat
berada dalam manisnya zaman itu

Serontak ku terbangun
dalam nuansa mimpi yang berbeda
oleh gemuurh suara rakyat yang menghina
menerkam dan memaki
hingga semua akan membunuh impianku

Aku masih berjalan dalam hidup ini
meski hati telah menggebu
untuk mengakhiri semuanya
inginku raih mimpiku
sebeluym aku tertidur untuk selamanya
cinta kasih hanya untuk jiwaku sendiri

Karya Puisiku 28

    Musnahnya hati yang membusuk~
Ketika hati mulai frontal
ambisipun kembali meronta
ribuan setan yang terkutuk
menyeruak kemenangan abadi

Jasad yang membusuk
bangun dalam gelapnya gulita
memakan ilalang yang hampir punah
hingga semuanya bersorak
berada ditangan kegelapan

Lahar yang panas
meledakkan kepingan batu api
dan membunuh hati
seorang pemuda yang kucintai

Anjing yang mereka bawa
menanamkan lendir kesiapan
untuk menerkam jiwa yang suci
menjadi hina dan membusuk

Karya Puisiku 27

    Sindiran tak bermakna~
Dalam tawa kusebut nama indah
rayuan yang manja
mengingatkan sosok malaikat kecil
yang singgah dalam hati yang membusuk

Siapa dia cinta ?
merobek rasa hingga hancur
darah yang tergeletak diatas lantai
melumpuhkan ambisi yang terbendung

PERGI !
rasa angkuh yang kau miliki
memutarkan syaraf otakku
yang tak bergerak
hingga darah putih itu
menjadi hitam pekat