Selasa, 14 Juli 2015

Karya Puisiku 105



Ulat, makhluk menjijikan
Berubah menjadi kepompong
Lalu menjelma seekor kupu-kupu

Hidup didalam penderitaan
Mencoba tuk bangun dan bangkit
Akhirnya kutemukan kebahagiaan

Cacian yang dulu kurasakan
Perih, pedih bercampur emosi
Kini hilang ditelan ombak

Kebebasan yang selalu dinanti
Terwujudkan dengan do'a dan usaha
Seperti habis gelap terbitlah terang

Takan ku wariskan perih hatiku
Kesedihan mata batinku
Kepada semua keturunan jiwaku

Karya Puisiku 104



Tuhan.. Jangan salahkan aku
Ketika aku harus menemui nerakamu
Dan jangan hukum aku
Ketika aku melanggar perintahMu

Aku hanya anak malang tak berguna
Yang tak dibutuhkan didunia
Hidup didalam hitamnya malam
Merasakan sesak dalam gelap

Tuhan.. Mereka tak pedulikanku
Tak memberikanku ilmu
Dunia maupun akheratMu
Salah siapakah Tuhanku??

Aku mencari ilmu tanpa mereka
Hidup sengsara dialam dunia
Cacian maki terus menerpa
Tekanan batin yang selalu ku derita

Tuhan.. Aku tak kuat lagi
Menyimpan semua luka hati
Ragaku jatuh bertubi-tubi
Saat mereka memaki raga ini

Aku ingin pualng, Tuhan
Mengakhiri dunia yang penuh perjalanan
Dan aku ingin menemuimu Tuhanku
Tuk bertanya sampai kapan ku bertahan?

Karya Puisiku 103



Taukah kamu...
Aku merindu
Membayangkan kejadian dulu
Yang begitu menyentuh kalbu

Taukah hati...
Aku terdiam dalam sepi
Berharap engkau kan kembali
Seperti dahulu lagi

Taukah jiwa...
Aku memikirkannya
Akan sosok indahnya
Yang membuat hati bahagia

Karya Puisiku 102



Tak paham dengan caramu
Kau bersikap seolah ambivalen
Lihat aku bak amuba!
Tetap berdiri membencinya

Mungkinkah, kau adu dombakan?
Seakan aku dianggap benalu
Oleh seluruh warga rumah

Kau Tuan namun kau labil
Entah apa yang merasukimu
Tak kuat dengan cibirannya
Tapi kau mempertahankannya

Apa isi kepalamu?
Ingin ku penggal agar aku tau
Kau berpihak pada siapa
Egoiskah aku Tuhan?
Beri aku pelurusan

Kini aku sendiri
Tak ada pundak untuk bersandar
Tak ada jemari untuk berpegangan
Dan tak ada kawan untuk menemani

Ini yang dinamakan hidup?
Aku hanya anak baru kemarin
Yang tidak tahu
Apa arti dari hidup

Karya Puisiku 101



Entah apa yang kupikirkan
Disetiap doa kulantunkan namamu
mungkin ini bodoh bagimu
tapi kenyataannya

kau memang menarik dan rupawan
mengambil hatiku begitu cepat
sampai aku tak mampu
menebak rasa apa dibenak hati

mengapa kau membuatku buta?
dengan hati manismu
mungkin ini konyol bagimu
tapi kenyataannya

aku terkejut dan histeris
saat aku mendengar sebuah kalimat fakta
kau menyukai sesamamu
apa maksud dari rasa yang kumliki ini?

Haruskah ku bunuh cinta
Atau ku simpan bibit rasa ini
Percuma ku bisikan hati untukmu
Yang terjadi kecewa menghantuiku