Jumat, 07 Agustus 2015

Karya Puisiku 114



Gejolak kemunafikan
Yang dirasa membahayakan kehidupan
Benci untuk terus memuja
Mengikuti alur sesat tak karuan

Jilat ludah yang kau lontarkan
Ambil kembali cacian itu
Persetan dengan hidupmu
Tak adanya jiwa konsistensi

Rasa kasihan masih kumiliki
Meski jujur ingin kubakar kesetananmu
Menampar kearoganan yang kau pupuk
Demi sebuah keharmonisan

Dasar penjilat ludah!
Sekali penjilat adalah pecundang
Saling mengingatkan
Malah menjadi seorang pemberontak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar