Jumat, 31 Januari 2014

Karya Puisiku 23

Bocah kecil yang manis
berjalan dimalam gelap yang sepi
sambil meminum wiski
ia seolah melayang tanpa kaki

Bocah kecil yang manis
tak sadar atas hidupnya
kondisi yang rumit
seolah ia mendatangi kematiannya

Bocah kecil yang manis
mencari setitik cahaya untuk hidup
tapi kini redup kembali
ketika ia kembali pada jalan yang berliku

Bocah kecil yang manis
tak tau arah jalan pulang
pergi dengan seadanya tanpa sedikitpun
dengan hati yang sedih dan hampa

Karya Puisiku 22

Gadis manis itu duduk terdiam
melamun, entah memikirkan apa?
menangis tanapa suara..
mengalir tanpa henti
dari terbitnya sang fajar yang cerah
sampai terbenamnya mentari nan elok

Gadis manis itu berkata pada hatinya
"Tuhan.. aku merindukanMu
aku ingin ada disisiMu
apa kau merinudkanku juga Tuhan?"

Gadis itu mengusapkan air pantai
pada wajahnya yang murung
dan ia melihat dirinya pada air

Tuhan, kapan aku pulang?
aku bosan jauh dariMu
aku ingin pulang !! aku ingin pulang !!
Tuhanku !

Karya Puisiku 21

Alunan nada pun dimulai
dengan berbagai lirik
yang menyentuh relung jiwa
hingga mati dalam diamnya

Gerak pena diatas kertas putih
melampiaskan keputusasaan
pikiranku menjadi pekat
ketika alunan musik iblis itu menghampiri

Goresan kacapun melukai
dan mematikan denyut nadi
memaksakan agar pena terus bergerak
tapi, semuanya tak berfungsi lagi
seketika kertas suci menjadi noda merah

Desahan nafas yang tak beraturan
tatapan muda yang kabur
dan tenaga yang terkuras habis
hanya terucap kata LELAH

Matapun kini tertutp habis
aliran darah yang mengalir
seakan-akan hati berontak dalam diam
dan dari saat ini akupun tertidur

Karya Puisiku 20

Buku kecil yang tak berarti
memenuhi meja belajarku
kupegang dengan acuh
dan mengernyitkan dahi

Mungkin dulu sangat berarti
tapi kini entah apa yang ku kata
tak ada yang special
ketika kamu pergi tanpa hormat
dan membekas kata kecewa

Kulemparkan buku kecil itu
pada tempat yang menjijikan
dan ku bakar dengan cepat
semuanya hangus !

Karya Puisiku 19

Senja yang hilang dari indahnya
berganti ribuan air yang berisik
gelapnya langit
dan bergelegarnya petir menyambar

Hujan yang temani malam
membuat sayup mata yang terbengkalai
hingga sosok api dalam jiwa
terbawa derasnya arus air

Aku mengerti !
sosok bayangan itu melewatiku
dalam khayalan ksoosng

Gema adzanpun berkumandang
berperang melawan penat
hingga nyaris ternbunuh
dalam nafsunya jiwa

Kehangatanpun tiba
ketika aku menangis dihadapanMu
dan menengadah
seraya berkata
"Hentika semua ini !"

Karya Puisiku 18

Angin yang berlari kesana-kesini
awan yang terlihat terang biru
dengan geraknya sayup pohon
tubuh ini terhempas dan menyadarkan

Rumput yang kecil
serta bunga merah muda yang elok
memanggil berbagai kupu-kupu
dan aku tersenyum

Akupun tertidur ditaman itu
bersama seekor kucing putih
yang manja mendekati lenganku
lembut..

Terbangun diindahnya senja
samar-samar mata ini terbuka
dan kucing itu.. kucing gitu??
bersama kucing hitam yang begitu manis

Bahagaianya, sepasang kucing itu
dan aku berjalan dengan air mata
aku sepi dan aku sendiri
mananti sosok untuk temani hatiku

Karya Puisiku 17

Kuhirup embun dipagi November
sambil berjalan santai
ku ni'mati pagi November
dengan semerbak wangi senyuman parfurm
aku ceria \(^_^)/

Kulewati kabut-kabut yang menghalangi
dan kumelihat sorot cahaya
indah dengan kilauannya
aku mengagumi dinginya pagi ini
menghangatkan jiwa
dengan rona wajah hiasi dunia

Semua orang tertuju padaku
dan terpaku pada pesona cantikku
aku hanya tersipu malu
yakin, aku makin ceria

Setiba malam Novemberku
akupun melihat gelapnya malam
yang dihiasi titik terang
aku terpesona..

Karya Puisiku 16

Pikiranku tak terkendali
ketika serbuk abu-abu itu terbang
bersama asap hitam
dengan perasaan gundah

Masih teringat kumulutnya
dan sekumpulan bayangan
tak berguna nan kotor
berputar dalam otak

dan merasuki jiwa
aku menjerit..

Kunyalakan lagi cahaya kecil itu
kuhirup udara virus
menghangatkan esofagus
dan seluruh tubuhku

Berjalan pelan..
melangkahkan kaki yang tak menentu
meniup dan mengeluarkan beban
bersama sahabatku wiski

Karya Puisiku 15

Aku membuka lembaran kertas
yang telah usang dan berdebu
membukanya secara halus
menatapnya dengan setitik cahaya
lalu aku terdiam sejenak

Sebutir air mata telah jatuh
tetesan itu..
menghapuskan tulisan indah
yang tergambar didalamnya

Aku memeluk erat
terjatuh pada kerasnya lantai
menangis, menjerit
seolah-olah aku gila
karena tulisan itu..
menyesal~~

Karya Puisiku 14

Api yang menyala-nyala
angin yang menghembus kencang
dan air yang mengalir deras
itu ada pada dirimu yang nyata

Sandiwara memang perlu dalam hidup
ketika semua kaku terkunci didalam
jeruji yang hina
dan ketika semua keluh kesah
menghampiri dalam keegoisan

ANJING !!
kata yang terucap dalam lisan
seorang hamba Tuhan yang lalai
dalam imannya
ketika melihat mentari telah musnah

Pelangi yang mewarnai hati
memberi ketenangan dalam jiwa
kicauan yang terdengar indah
memberi cahaya untuk lebih dekat
denganNya
iman yang terombang-ambing

Karya Puisiku 13

Kutulis sebuah kalimat
didalam buku harian
seorang anak perempuan
yang ragu dalam hidupnya

Kurangkai kalimat indah
serta icon-icon yang lucu
coretan yang tak jelaspun
memenuhi kertas putih itu

Kuutarakan semua isi hati
agar ia tau inilah hatiku
sesungguhnya hanya bintang
yang temani dan menjawab
perasaan yang kumiliki untuknya

Ku berharap ia bisa bangkit
hidup sempurna bersamaku
lewati hari dan menghidupkan
sebuah harapan yang ia miliki

Kututup semua khayalanku
dimalam ini yang penuh gemerlap
dan terbaring diatas pasir putih
menatap gelap, menutup gelap

Karya Puisiku 12

Aku berdiri kaku digelapnya malam
hanya bayangan setitik cahaya
yang mampu membantuku melihat kedalam
dengan membawa setangkai mawar
aku tertunduk lesu

Kini dia bersamanya
dengan ribuan bunga mawar
yang tersimpan rapih
ditempat nan indah itu

Aku menahan perihnya
luka dan linangan air mata
kusadari tak ada yang sepertimu
dahulu dan sekarang berbeda

Ketika aku berpaling
ia menahan kepergianku
menatap dengan tajam
mendekat dengan hembusan nafas
mencium dengan lembut
dan terlepas, dia pergi lagi !

Karya Puisiku 11

Aku berjalan digelapnya malam
menghampiri keramaian disudut kota
menemui setitik cahaya terang
menghiasi langit-langit
dan tersenyum

Aku terdiam sejenak
memperhatikan seseorang dikejauhan
dengan penuh pesona
ia meluncurkan roket kecil
berhiasi sepercik api

Indah benar bukan main
kurasakan kehangatan jiwa ini
dengan bertepuk tangan meriah
ku berdo'a dalam sukma
berharap lebih baik dari sebelumnya

Dan, aku membutuhkan
sosok teman special
yang selalu ada dan hadir
ketika aku membutuhkan
dan menginginkannya. Amin..

Jumat, 24 Januari 2014

Karya Puisiku 10

Disetiap hembusan angin dingin
aku tertusuk dalam bayangan hampa
yang kini merasuki sekujur tubuhku
aku hilang naluri

Ketika hidup ini mulai goyah
tanpa tawa kecil yang manis
yang berpegang pada sebilah pisau
aku terdiam meratapi

Diam !!! pada keramain
yang penuh sesak
tanpa adaa suara bising yang terdengar
akupun tertidr pulas

Keputusanku hadir lagi
saat sayap-sayap burung
mulai patah dimataku
dan ku terkulai lemas

Ini hidup !! kutau ini hidup
hidup tapi mati
seperti bayangan yang tersesat
dijalanan tanpa anak panah

Karya Puisiku 9

Aku sakit..
ketika kicauan burung mulai berhenti
akupun lebih sakit
saat malam tak ada suara jangkrik menemani

Sakit akan lebih terasa
hingga pada suatu saat
hal semacam ini masih terjadi
tak ada perubahan dari diri ini

Sebodoh apa yang telah kuberikan
melepaskan kupu-kupu menawan
dengan berakhir luka
tanpa melupakan kenangan?

Tak ada lontaran kata indah
dari mulut sang raja
ketika ia membuang makanan busuk
masuk dalam tempat yang kotor

Karya Puisiku 8

Aku tertawa dengan keras
saat hujan mengguyur deras
tepat diatas puncak otakku
dengan terbalut rambut hitam

Aku menjerit dengan gila
melepaskan suara hatiku
melontarka kata-kata yang sukar
dengan riang ku bebakan

Kupu hitam mendekati
mencumbu dengan mesra
pemberontakan hadir tanpa aba-aba
dan menggelamkan hewan kecil

Inikah pertanda?
kegilaanpun merajalela
karena hujan asam tak pernah berhenti
aku lemah..

Karya Puisiku 7

Waktu begitu cepat berlalu
hingga aku seperti tak merasakannya
banyak rasa yang kumiliki
sampai gerlombang tsunamipun
sudah kurasakan

Msih ingatkah kamu
awal dari pertemanan kita?
banyaknya orang yang tak setuju akan hal ini
banyaknya orang yang saling menjatuhkan
tapi kita masih sependapat

Mendukung dan membantu
itulah awal dari pertemanan kita
pertemanan kita berawal dari
kesamaan sebuah pendapat
yang berujung kebersaamaan

Karya Puisiku 6

Tanganku terus bergerak
dengan penuh gemulai
kurangkai kata manis
menjadi sebuah kalimat elok
nan cantik sekira dibaca

Namun ku merasa mengerti
tak ada orang yang kan baca
hanya malaikat dengan sayap
yang membaca sangat pelan

Aku merintih..
perih yang ku alami ini
tak seperti apa yang mereka bilang

Lemah tak berdaya
berdiripun tak sanggup
aku hanya butuh peri hati kecil
yang membaca cerita hidupku

Karya Puisiku 5

Inilah hidup yang penuh kejutan
dari berbagai ekspresi
kutunjukan sebuah hal kecil
yang menggemparkan lara

Mood yng sering fluktuasi
menceritakan kejadian tipis
yang berujung kesal
tanpa menyelesaikan masalah

Kabar dari problema
tanpa harus berpikir lama
Hahaha ku anggap semua benci
dan tak harus melihatnya lagi

Tapi.. itulah awal dari kita
sebuah pertemanan unik
pertemanan yang berawal
dari sebuah pertengkaran sepele

Namun jauh dari dugaan
semaki menginjak tangga tahun
semakin kokoh pula
pertemanan sikap dewasa kita

Karya Puisiku 4

Masih ku ingat memori tempo dulu
yang begitu indah
dengan sebuah canda tawa
meski sempat beragumen
tapi itu hanya sebatas akting belaka
demi sebuah nilai yang baik

Kebersamaan dahulu kala
berasa ada dilubuk hati
pertengkaran kecilpun seakan tak bermakna
menghilang dan terlupakan
hanya karena sebuah waktu
yang memisahkan

Belum kurasakan lagi
sosok kehangatan yang malu
akan sejuknya pagi
dan teriknya mentari dikepala
hadir sesosok sepi yang terpuruk

Hanya tempo dulu
saat bersama-sama
kurasakan hidup tanpa sepi
tapi kini? hanya menjadi lembaran-lembaran
kertas putih yang tertumpah tinta
dan terbakar api merah