Kamis, 19 Maret 2015

Masalah Kebutuhan Nutrisi





A.   Masalah Kebutuhan Nutrisi
Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekurangan dan kelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi, Diabetes Melitus, Hipertensi, Jantung Koroner, Kanker, Anoreksia Nervosa.
1.      Kekurangan nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat ketidakmampuan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.
Tanda klinis :
a.       Berat badan 10-20% dibawah normal
b.      Tinggi badan dibawah ideal
c.       Lingkar kulit triseps lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar
d.      Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
e.       Adanya penurunan albumin serum
f.       Adanya penurunan transferin
Kemungkinan penyebab :
a.       Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat penyakit infeksi atau kanker
b.      Disfagia karena adanya kelainan persarafan
c.       Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi laktosa
d.      Nafsu makan menurun
2.      Kelebihan nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme secara berlebihan.
Tanda klinis :
a.       Berat badan lebih dari 10% berat ideal
b.      Obesitas (lebih dari 20 % berat ideal)
c.       Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita
d.      Adanya jumlah asupan berlebihan aktivitas menurun atau monoton
Kemungkinan penyebab :
a.       Perubahan pola makan
b.      Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman
3.      Kekurangan dan Kelebihan Nutrisi
a.       Karbohidrat
Jika anak Anda mengonsumsi karbohidrat dalam takaran yang berlebih, ia cenderung bertubuh gemuk hingga obesitas. Nah, jika sudah obesitas, biasanya teman terdekat yang menyertainya adalah diabetes yang disebabkan oleh gula darah yang meningkat akibat kelebihan karbohidrat.
b.      Protein
Protein bagus buat kesehatan tubuh asalkan tak berlebihan. Jika anak Anda kelebihan protein, maka beban kerja hatinya semakin berat dan biasanya ia akan mengalami gangguan ginjal
.
c.       Lemak
Sudah bisa dipastikan jika anak berlebihan dalam menimbun lemak di dalam tubuhnya, maka ia cenderung obesitas. Karena terdapat banyak lemak beserta kolesterol tinggi, maka anak pun rentan mengalami penyempitan pembuluh darah. Jangan berbangga bila memiliki anak yang masih sangat kecil yang bobotnya sudah setara dengan orang dewasa. Obesitas yang dialami sejak kecil sangat susah untuk dihilangkan hingga ia besar kelak.
d.      Vitamin
Ada beragam penyakit jika anak kekurangan asupan vitamin.
1.      Kurang vitamin A menyebabkan gangguan pada mata.
2.      Kurang vitamin B-kompleks menyebabkan beragam gangguan pada kulit, anemia hingga merosotnya daya tahan tubuh.
3.      Kurang vitamin C menyebabkan sariawan, infeksi luka hingga gusi berdarah.
4.      Kurang vitamin D menyebabkan gangguan pertumbuhan gigi dan tulang.
5.      Kurang vitamin E mengakibatkan gangguan saraf dan otot.
6.      kekurangan vitamin K menyebabkan darah sulit membeku.
Namun jika berlebihan, vitamin pun akan menyiksa tubuh seperti rasa mual dan muntah. Bahkan anak yang kelebihan vitamin A bisa mengalami kejang
e.       Mineral
Jika anak Anda kurang bisa berkonsentrasi di sekolahnya, itu tandanya ia kurang salah satu mineral yakni zat besi. Namun jika anak terlalu banyak mengonsumsi zat besi, maka ia pun akan mengalami diare hingga muntah-muntah.
4.      Obesitas
     Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.
     Obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan, berbeda dengan overweight (kelebihan berat badan). Obesitas dan kelebihan berat badan dalam dekade terakhir menjadi masalah global. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2005, sekitar 1,6 miliar orang dewasa di atas usia 15 + kelebihan berat badan dan setidaknya 400 juta orang dewasa menderita obesitas.
     Metode mudah untuk mengetahui pengukuran BMI (indeks massa tubuh) bisa di lihat di tabel berikut :
Jadi untuk mengetahui BMI (body mass index) dapat dilakukan dengan cara: membagi BB (berat badan) dalam satuan kilogram dengan TB (tinggi badan) kuadrat dalam satuan meter.
Contoh seseorang mempunyai BB 83 kg dan TB 1.6 m,
maka BMI = 83/1.6*1.6 = 32.4.
Dari hasil BMI yang didapat bisa dibandingkan dengan tabel dan dapat diketahui bahwa pasien menderita obesitas tingkat
1)      Tingkat obesitas individu harus diperhatikan karena meningkatkan risiko banyak penyakit dan kondisi kesehatan termasuk :
a.       Penyakit jantung koroner
b.      Diabetes tipe 2 (Tubuh kurang sensitif terhadap insulin)
c.       Kanker (endometrium, payudara, dan usus besar)
d.      Hipertensi (tekanan darah tinggi)
e.       Dislipidemia (misalnya, total kolesterol tinggi atau kadar trigliserida yang tinggi)
f.       Masalah tidur apnea dan pernapasan
g.      Osteoarthritis (degenerasi tulang rawan dan tulang yang mendasarinya dalam sendi)

2)      Penyebab obesitas antara lain adalah:
a.       Kurang olahraga
b.      Konsumsi makanan berlebihan (lebih dari yang diperlukan tubuh)
c.       Sering mengonsumsi alkohol
d.      Makanan yang tidak sehat seperti: fast food
e.       Hipotiroid (sekresi kelenjar Tiroid yang berkurang)
f.       Menopause
g.      Stres, kurang tidur (dapat memicu nafsu makan)

3)      Pencegahan dan Penanganan Obesitas
Pencegahan obesitas yang paling efektif adalah dengan mengkonsumi makanan sesuai dengan kebutuhan kalori harian. Selain itu :
a.       Olahraga yang teratur
b.      Makanan yang sehat
c.       Menghindari cemilan
d.      Meditasi dan yoga untuk menghilangkan stress juga membantu dalam menghindari obesitas. Diet yang sangat ekstrim kurang dianjurkan karena dapat menyebabkan kekurangan vitamin dan mineral.
Hubungi pakar nutrisi atau dokter keluarga anda apabila merasa langkah-langkah diatas telah dicoba dengan hasil kurang memuaskan dan / atau mengalami penyakit-penyakit yang terkait dengan berat badan.

5.      Malnutrisi
      Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada kulit, membrane mukosa, konjungtiva dan lain- lain.
      Malnutrisi adalah suatu istilah umum yang merujuk pada kondisi medisyang disebabkan oleh diet yang tak tepat atau tak cukup. Walaupun seringkali disamakan dengan kurang gizi yang disebabkan oleh kurangnya konsumsi, buruknya absorpsi, atau kehilangan besar nutrisi atau gizi, istilah ini sebenarnya juga mencakup kelebihan gizi (overnutrition) yang disebabkan oleh makan berlebihan atau masuknya nutrien spesifik secara berlebihan ke dalam tubuh. Seorang akan mengalami malnutrisi jika tidak mengonsumsi jumlah atau kualitas nutrien yang mencukupi untuk diet sehat selama suatu jangka waktu yang cukup lama.Malnutrisi yang berlangsung lama dapat mengakibatkan kelaparan, penyakit, dan infeksi.

6.      Diabetes mellitus
      Diabetes melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.
      Diabetes mellitus adalah penyakit yang ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi yang disebabkan oleh gangguan pada sekresi insulin atau gangguan kerja insulin atau keduanya. Tubuh pasien dengan diabetes mellitus tidak dapat memproduksi atau tidak dapat merespon hormon insulin yang dihasilkan oleh organ pankreas, sehingga kadar gula darah meningkat dan dapat menyebabkan komplikasi jangka pendek maupun jangka panjang pada pasien tersebut.

Diabetes mellitus (DM) dibagi menjadi beberapa tipe :
1.      DM tipe I biasanya menimbulkan gejala sebelum usia pasien 30 tahun, walaupun gejala dapat muncul kapan saja. Pasien DM tipe I memerlukan insulin dari luar tubuhnya untuk kelangsungan hidupnya. 
2.      DM tipe II biasanya dialami saat pasien berusia 30 tahun atau lebih, dan pasien tidak tergantung dengan insulin dari luar tubuh, kecuali pada keadaan-keadaan tertentu. Saat ini jumlah pasien DM tipe II semakin meningkat, dikarenakan pola hidup yang semakin tidak sehat, misalnya kurang aktivitas fisik serta pola makan yang tidak sehat.
Faktor risiko untuk DM tipe II antara lain: genetik, lingkungan, usia tua, obesitas, kurangnya aktivitas fisik, riwayat DM gestasional, serta ras atau etnis tertentu.
3.      Tipe DM lainnya adalah DM gestasional, yakni DM yang terjadi pada ibu hamil, yang disebabkan oleh gangguan toleransi glukosa pada pasien tersebut.

Gejala DM tipe II antara lain:
1.      Rasa haus yang berlebih,
2.      Buang air kecil lebih sering (frekuensi terbangun dari tidur untuk berkemih saat malam hari menjadi lebih sering dari biasanya),
3.      Banyak makan,
4.      Penurunan berat badan tiba-tiba tanpa sebab yang jelas

        Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan kadar gula darah, yakni gula darah setelah puasa 8 jam atau gula darah sewaktu.Yang penting dilakukan oleh pasien DM adalah mengontrol kadar gula darahnya. Kadar gula darah yang tidak terkontrol (selalu tinggi, atau kadang tinggi kadang rendah, atau terlalu rendah) dapat menimbulkan komplikasi pada pasien DM.
        Komplikasi jangka pendek misalnya hipoglikemia, yaitu keadaan di mana kadar gula darah yang terlalu rendah (<70 mg/dl). Gejala yang dirasakan pada saat pasien hipoglikemia adalah berkeringat, jantung berdebar, rasa lapar, dan gemetar. Jika tidak diterapi segera, pasien dapat kehilangan kesadaran, meracau dan kejang-kejang. Komplikasi jangka panjang yang dapat terjadi biasanya melibatkan pembuluh darah besar maupun kecil serta sistem saraf. Komplikasi dapat mengenai organ-organ vital seperti otak, jantung, ginjal, mata, persarafan dan lain-lain, sehingga diperlukan pemeriksaan rutin secara teratur.

 

Olahraga untuk Penderita Diabetes

Olahraga adalah kegiatan penting yang harus dilakukan setiap orang agar tetap sehat. Bagi penderita diabetes melitus, baik yang terkontrol maupun belum terkontrol, manfaat yang didapat dari berolah raga bahkan lebih banyak lagi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa olah raga atau aktivitas fisik dapat :
1.      Meningkatkan sensitivitas sel-sel tubuh terhadap insulin sehingga membantu menurunkan kadar gula dan kadar lemak darah.
2.      Menurunkan tekanan darah dan kadar kolesterol jahat darah (LDL), meningkatkan kolesterol baik (HDL) sehingga menurunkan risiko penyakit jantung.
3.      Mengontrol berat badan.
4.      Menurunkan risiko komplikasi penyakit DM.
5.      Menguatkan jantung, otot dan tulang.
6.      Menurunkan tingkat stress.

Jenis-jenis olahraga yang baik untuk pasien DM antara lain:

a.       Aerobik

Latihan aerobik membuat jantung dan tulang kuat, mengurangi stress dan meningkatan aliran darah. Aerobik juga menurunkan risiko DM tipe 2, penyakit jantung dan stroke dengan menjaga kadar gula, kolesterol dan tekanan darah dalam rentang normal. Lakukan latihan aerobik selama 30 menit minimal 5 kali seminggu. Jika Anda belum terbiasa berolah raga, lakukan 5- 10 menit sehari, lalu tingkatkan secara bertahap setiap minggu.
Contoh latihan aerobik yang dapat dilakukan adalah berjalan cepat, berdansa atau mengikuti kelas aerobik. Jika Anda memiliki masalah pada saraf kaki atau sendi lutut, sebaiknya Anda mengurangi beban pada kaki dengan memilih berenang, bersepeda atau mendayung.

b.      Angkat beban (weight lifting)

Latihan angkat beban dapat membantu meningkatkan kekuatan tulang dan otot sambil membakar lemak, serta menjaga kepadatan tulang. Lakukan latihan beban 2-3 kali seminggu sebagai tambahan latihan aerobik.
Latihan beban dapat dilakukan dengan sit up, push up, mengangkat barbel di rumah atau menggunakan alat-alat latihan di pusat kebugaran.
c.       Peregangan (stretching)
Stretching  atau peregangan dapat mencegah kram otot, kekakuan dan cedera otot. Beberapa jenis latihan fleksibilitas seperti yoga dan tai chi melibatkan meditasi dan teknik bernapas sehingga mengurangi stress. Lakukan latihan peregangan 5 – 10 menit sebelum berolah raga (pemanasan) dan lakukan lagi setelah berolah raga (pendinginan).

Selain berolah raga, aktivitas fisik dapat juga dilakukan sambil melakukan kegiatan sehari-hari secara ekstra, misalnya :
1.      Memilih naik tangga dari pada naik escalator atau elevator
2.      Parkir mobil di tempat yang jauh dari pintu masuk mal
3.      Berjalan cepat atau bersepeda saat ada kesempatan
4.      Bermain dengan anak-anak
5.      Mengajak anjing peliharaan berjalan-jalan
6.      Bangun dari temat duduk untuk mengganti saluran TV daripada menggunakan remote control
7.      Berkebun, membersihkan rumah dan mencuci mobil sendiri
8.      Saat di pasar swalayan, berjalan menyusuri setiap lorong yang ada




7.      Hipertensi
      Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas, serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan. Hipertensi (HTN) atau tekanan darah tinggi, kadang-kadang disebut juga dengan hipertensi arteri, adalah kondisi medis kronis dengan tekanan darah di arteri meningkat.
      Tekanan darah normal pada saat istirahat adalah dalam kisaran sistolik (bacaan atas) 100–140 mmHg dan diastolik (bacaan bawah) 60–90 mmHg. Tekanan darah tinggi terjadi bila terus-menerus berada pada 140/90 mmHg atau lebih.
     Hipertensi adalah faktor resiko utama untuk stroke, infark miokard (serangan jantung), gagal jantung, aneurisma arteri (misalnya aneurisma aorta), penyakit arteri perifer, dan penyebabpenyakit ginjal kronik. Bahkan peningkatan sedang tekanan darah arteri terkait dengan harapan hidup yang lebih pendek. Perubahan pola makan dan gaya hidup dapat memperbaiki kontrol tekanan darah dan mengurangi resiko terkait komplikasi kesehatan. Meskipun demikian, obat seringkali diperlukan pada sebagian orang bila perubahan gaya hidup saja terbukti tidak efektif atau tidak cukup dan biasanya obat harus diminum seumur hidup sampai dokter memutuskan tidak perlu lagi minum obat.
     Seseorang yang pernah mengalami tekanan darah tinggi, pada kondisi normal dapat saja mengalami tekanan darah kembali dan ini yang harus diwaspadai, banyak kasus stroke terjadi pada saat seseorang lepas obat. Dan banyak orang tidak menyangka bahwa seseorang yang biasanya mengalami tekanan darah rendah suatu kali dapat juga mengalami tekanan darah tinggi. Oleh karena itu pengontrolan tekanan darah secara rutin mutlak dilakukan.
     Tanda dan Gejala Hipertensi jarang menunjukkan gejala, dan pengenalannya biasanya melalui skrining, atau saat mencari penanganan medis untuk masalah kesehatan yang tidak berkaitan. Beberapa orang dengan tekanan darah tinggi melaporkan sakit kepala (terutama di bagian belakang kepala dan pada pagi hari), serta pusing, vertigo, tinitus (dengung atau desis di dalam telinga), gangguan penglihatan atau pingsan.

Hipertensi dibagi menjadi :
a.       Hipertensi primer (esensial) adalah jenis hipertensi yang paling umum, meliputi sebanyak 90–95% dari seluruh kasus hipertensi.[1] Dalam hampir semua masyarakat kontemporer, tekanan darah meningkat seiring penuaan dan risiko untuk menjadi hipertensi di kemudian hari cukup tinggi
b.      Hipertensi sekunder
Penyebab lain dari hipertensi sekunder di antaranya obesitas,henti nafas saat tidur, kehamilan, koarktasio aorta, konsumsi akar manis (licorice) yang berlebihan, serta obat resep, obat herbal, dan obat-obat terlarang

Beberapa faktor lingkungan mempengaruhi tekanan darah
Faktor gaya hidup yang menurunkan tekanan darah di antaranya mengurangi asupangaram dalam makanan, meningkatkan konsumsi buah-buahan dan produk rendah lemak (Pendekatan Diet untuk Menghentikan Hipertensi (diet DASH)). Olah Raga, penurunan berat badan dan menurunkan asupan alkohol juga membantu menurunkan tekanan darah. Kemungkinan peranan faktor lain seperti stres,  konsumsi kafein

8.      Penyakit jantung koroner
      Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang sering disebabkan oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini, penyakit jantung koroner sering dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat, obesitas dan lain-lain.
      Penyakit jantung koroner dapat disebut juga penyakit arteri koroner yang merupakan salah satu penyebab yang paling utama pada kematian di dunia sekarang ini. Maka dari itu sangatlah penting bagaimana untuk mengetahui sejak dini tentang gejala dan penyebab penyakit jantung koroner ini untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
      Gejala penyakit jantung koroner pada pria berbeda dengan penyakit jantung koroner pada wanita. Statistik telah memberikan gambaran bahwa penyakit jantung koroner yang paling umum terjadi pada orang tua dan pria dibandingkan wanita dengan usia yang sama.
      Jantung koroner diakibatkan oleh plak di arteri yang sangat berlebihan membuat saluran arteri ini menyempit sehingga tidak mampu untuk memasok darah dan oksigen ke jantung.
      Akibatnya aliran darah menjadi terhambat dan orang yang menderita tersebut telah terjangkit penyakit jantung koroner. Jantung koroner juga mengakibatkan rasa nyeri pada dada dan berujung serangan jantung. 
      Gejala Penyakit Jantung Koroner Pada Pria Seperti penjelasan di awal tadi bahwa penyakit jantung koroner pada pria berbeda dengan penyakit jantung pada wanita. Sebagai contoh seorang pria akan merasakan nyeri pada bagian dada, sedangkan pada wanita akan sering merasakan lebih cepat lelah dan lemah. Pria yang sedang berusia 40 tahun ke atas memiliki resiko lebih tinggi terkena penyakit jantung koroner dibandingkan dingan wanita. 

Berikut ini gejala yang umum terjadi pada penyakit jantung koroner :
a.       Perasaan nyeri yang terdapat pada dada seakan-akan ada sesuatu yang mengganjal di dalam dada dan meremas-remas atau disebut dengan angina.
b.      Perasaan terbakar pada bagian dada,
c.       Sesak nafas,
d.      Sesak di bagian dada,
e.       Perasaan mual,
f.       Sering pusing,
g.      Mati rasa pada bagian dada,
h.      Detak jantung tidak teratur dan sering kali cepat

Jika sesorang mengalami angina, gejala di atas akan sering muncul di saat anda melakukan aktifitas fisik seperti oalhraga. Karena tubuh pada saat itu memerlukan banyak pasokan darah dan jantungpun menuntut arteri untuk memasok lebih banyak darah,namun karena plak atau timbunan kolesterol di dalam arteri dan pembuluh darah yang menyempit maka jantung tidak dapat memompa darah dengan banyak. Jika hal tersebut tidak segera ditangani akan membuat pembekuan darah di dalam arteri sehingga menjadi serangan jantung.

Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Jantung Koroner, melalui :
1)      Pemeriksaan diagnostik
a.       angigrafi resonansi magnetik,
b.      computerized tomography,
c.       catherterization koroner,
d.      elektrokardiogram dan ekokardiogram.
2)      Pengobatan
a.       Obat-obatan yang diberikan dapat berupa obat untuk mengencerkan darah untuk mencegah pembekuan darah,
b.      obat untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah dan membuka arteri yang tersumbat.

9.      Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh pengonsumsian lemak secara berlebihan.
Kanker, Mengenai makanan :
a.       Mengurangi makanan berlemak yang berlebihan
b.      Lebih banyak makan makanan berserat.
c.       Lebih banyak makan sayur-sayuran berwarna serta buah-buahan, beberapa kali sehari
d.      Lebih banyak makan makanan segar
e.       Mengurangi makanan yang telah diawetkan atau disimpan terlalu lama
f.       Membatasi minuman alkohol
10.  Anoreksia nervosa
     Aneroksia nervosa merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan berkepanjangan, ditandai dengan adanya konstipasi, pembengkakan badan, nyeri abdomen, kedinginan, elergi, dan kelebihan energi.
     Anoreksia nervosa (AN) adalah sebuah gangguan makan yang ditandai dengan penolakan untuk mempertahankan berat badan yang sehat dan rasa takut yang berlebihan terhadap peningkatan berat badan akibat pencitraan diri yang menyimpang. Pencitraan diri pada penderita AN dipengaruhi oleh bias kognitif (pola penyimpangan dalam menilai suatu situasi) dan memengaruhi cara seseorang dalam berpikir serta mengevaluasi tubuh dan makanannya. AN merupakan sebuah penyakit kompleks yang melibatkan komponen psikologikal, sosiologikal, dan fisiologikal, pada penderitanya ditemukan peningkatan rasio enzim hati ALT dan GGT, hingga disfungsi hati akut pada tingkat lanjut.
     Seseorang yang menderita AN disebut sebagai anoreksik atau (lebih tidak umum) anorektik. Istilah ini sering kali namun tidak benar disingkat menjadi anorexia, yang berarti gejala medis kehilangan nafsu makan.
AN bisa menuntun pada pemberhentian kerja organ-organ tubuh dan kematian.
Anorektik dapat juga menunjuk ke obat penahan nafsu.



B.   Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi
1.      Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat mempengaruhi pola konsumsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan.
2.      Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi dapat mempengaruhi gizi seseorang.
3.      Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu dapat mempengaruhi status gizi.
4.      Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat yang dibutuhkan secara cukup.
5.      Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit, oleh karena itu, masyarakat dengan kondisi perekonomian yang tinggi biasanya mampu mencukupi kebutuhan gizi keluarganya di bandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah.
6.      Usia
Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basa bertambah dengan cepat hal ini sehubungan dengan factor pertumbuhan dan perkembangan yang cepat pada usia tersebut. Setelah usia 20 tahun energy basal relative konstan.
7.      Jenis kelamin        
Kebutuhan metabolisme basal pada laki-laki lebih besar di bandingkan dengan wanita pada laki-laki kebutuhan BMR 1,0 kkal/kg BB/jam dan pada wanita 0,9 kkal/kgBB/jam.
8.      Tinggi dan berat badan
Tinggi dan berat badan berpengaruh terhadap luas permukaan tubuh, semakin luas permukaan tubuh maka semakin besar pengeluaran panas sehingga kebutuhan metabolisme basal tubuh juga menjadi lebih besar.


9.      Status kesehatan
Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat. Anoreksia (kurang nafsu makan) biasanya gejala penyakit atau karena  efek samping obat.
10.  Faktor Psikologis serti stress dan ketegangan
Motivasi individu untuk makan makanan yang seimbang dan persepsi individu tentang diet merupakan pengaruh yang kuat. Makanan mempunyai nilai simbolik yang kuat bagi banyak orang (mis. Susu menyimbolkan kelemahan dan daging menyimbulkan kekuatan).
11.  Alkohol dan Obat
Penggunaan alcohol dan obat yang berlebihan memberi kontribusi pada defisiensi nutrisi karena uang mungkin dibelajakan untuk alcohol daripada makanan. Alcohol yang berlebihan juga mempengaruhi organ gastrointestinal. Obat-obatan yang menekan nafsu makan dapat menurunkan asupan zat gizi esensial. Obat-obatan juga menghabiskan zat gizi yang tersimpan dan mengurangi absorpsi zat gizi di dalam intestine.