A.
Masalah
Kebutuhan Nutrisi
Secara
umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekurangan dan kelebihan nutrisi,
obesitas, malnutrisi, Diabetes Melitus, Hipertensi, Jantung Koroner, Kanker,
Anoreksia Nervosa.
1.
Kekurangan
nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami
seseorang dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat
badan akibat ketidakmampuan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.
Tanda klinis :
a.
Berat
badan 10-20% dibawah normal
b.
Tinggi
badan dibawah ideal
c.
Lingkar
kulit triseps lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar
d.
Adanya
kelemahan dan nyeri tekan pada otot
e.
Adanya
penurunan albumin serum
f.
Adanya
penurunan transferin
Kemungkinan penyebab :
a.
Meningkatnya
kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat penyakit infeksi
atau kanker
b.
Disfagia
karena adanya kelainan persarafan
c.
Penurunan
absorbsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi laktosa
d.
Nafsu
makan menurun
2.
Kelebihan
nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang
dialami seseorang yang mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan
kebutuhan metabolisme secara berlebihan.
Tanda klinis :
a.
Berat
badan lebih dari 10% berat ideal
b.
Obesitas
(lebih dari 20 % berat ideal)
c.
Lipatan
kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita
d.
Adanya
jumlah asupan berlebihan aktivitas menurun atau monoton
Kemungkinan penyebab :
a.
Perubahan
pola makan
b.
Penurunan
fungsi pengecapan dan penciuman
3.
Kekurangan
dan Kelebihan Nutrisi
a.
Karbohidrat
Jika anak Anda mengonsumsi karbohidrat dalam takaran yang berlebih, ia cenderung bertubuh gemuk hingga obesitas. Nah, jika sudah obesitas, biasanya teman terdekat yang menyertainya adalah diabetes yang disebabkan oleh gula darah yang meningkat akibat kelebihan karbohidrat.
Jika anak Anda mengonsumsi karbohidrat dalam takaran yang berlebih, ia cenderung bertubuh gemuk hingga obesitas. Nah, jika sudah obesitas, biasanya teman terdekat yang menyertainya adalah diabetes yang disebabkan oleh gula darah yang meningkat akibat kelebihan karbohidrat.
b.
Protein
Protein bagus buat kesehatan tubuh asalkan tak berlebihan. Jika anak Anda kelebihan protein, maka beban kerja hatinya semakin berat dan biasanya ia akan mengalami gangguan ginjal.
Protein bagus buat kesehatan tubuh asalkan tak berlebihan. Jika anak Anda kelebihan protein, maka beban kerja hatinya semakin berat dan biasanya ia akan mengalami gangguan ginjal.
c.
Lemak
Sudah bisa dipastikan jika anak berlebihan dalam menimbun lemak di dalam tubuhnya, maka ia cenderung obesitas. Karena terdapat banyak lemak beserta kolesterol tinggi, maka anak pun rentan mengalami penyempitan pembuluh darah. Jangan berbangga bila memiliki anak yang masih sangat kecil yang bobotnya sudah setara dengan orang dewasa. Obesitas yang dialami sejak kecil sangat susah untuk dihilangkan hingga ia besar kelak.
Sudah bisa dipastikan jika anak berlebihan dalam menimbun lemak di dalam tubuhnya, maka ia cenderung obesitas. Karena terdapat banyak lemak beserta kolesterol tinggi, maka anak pun rentan mengalami penyempitan pembuluh darah. Jangan berbangga bila memiliki anak yang masih sangat kecil yang bobotnya sudah setara dengan orang dewasa. Obesitas yang dialami sejak kecil sangat susah untuk dihilangkan hingga ia besar kelak.
d.
Vitamin
Ada beragam penyakit jika anak kekurangan asupan vitamin.
Ada beragam penyakit jika anak kekurangan asupan vitamin.
1.
Kurang
vitamin A menyebabkan gangguan pada mata.
2.
Kurang
vitamin B-kompleks menyebabkan beragam gangguan pada kulit, anemia hingga
merosotnya daya tahan tubuh.
3.
Kurang
vitamin C menyebabkan sariawan, infeksi luka hingga gusi berdarah.
4.
Kurang
vitamin D menyebabkan gangguan pertumbuhan gigi dan tulang.
5.
Kurang
vitamin E mengakibatkan gangguan saraf dan otot.
6.
kekurangan
vitamin K menyebabkan darah sulit membeku.
Namun
jika berlebihan, vitamin pun akan menyiksa tubuh seperti rasa mual dan muntah.
Bahkan anak yang kelebihan vitamin A bisa mengalami kejang
e. Mineral
Jika anak Anda kurang bisa berkonsentrasi di sekolahnya, itu tandanya ia kurang salah satu mineral yakni zat besi. Namun jika anak terlalu banyak mengonsumsi zat besi, maka ia pun akan mengalami diare hingga muntah-muntah.
Jika anak Anda kurang bisa berkonsentrasi di sekolahnya, itu tandanya ia kurang salah satu mineral yakni zat besi. Namun jika anak terlalu banyak mengonsumsi zat besi, maka ia pun akan mengalami diare hingga muntah-muntah.
4. Obesitas
Obesitas
merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari 20% berat
badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan asupan kalori dan
penurunan dalam penggunaan kalori.
Obesitas adalah
penumpukan lemak yang berlebihan, berbeda dengan overweight (kelebihan berat
badan). Obesitas dan kelebihan berat badan dalam dekade terakhir menjadi
masalah global. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2005,
sekitar 1,6 miliar orang dewasa di atas usia 15 + kelebihan berat badan dan
setidaknya 400 juta orang dewasa menderita obesitas.
Metode mudah untuk mengetahui pengukuran BMI (indeks massa tubuh) bisa di lihat di tabel berikut :
Metode mudah untuk mengetahui pengukuran BMI (indeks massa tubuh) bisa di lihat di tabel berikut :
Jadi untuk mengetahui BMI (body mass index) dapat dilakukan dengan cara:
membagi BB (berat badan) dalam satuan kilogram dengan TB (tinggi badan) kuadrat
dalam satuan meter.
Contoh seseorang mempunyai BB 83 kg dan TB 1.6 m,
maka BMI = 83/1.6*1.6 = 32.4.
Dari hasil BMI yang didapat bisa dibandingkan dengan tabel dan
dapat diketahui bahwa pasien menderita obesitas tingkat
1)
Tingkat
obesitas individu harus diperhatikan karena meningkatkan risiko banyak penyakit
dan kondisi kesehatan termasuk :
a.
Penyakit
jantung koroner
b.
Diabetes
tipe 2 (Tubuh kurang sensitif terhadap insulin)
c.
Kanker
(endometrium, payudara, dan usus besar)
d.
Hipertensi
(tekanan darah tinggi)
e.
Dislipidemia
(misalnya, total kolesterol tinggi atau kadar trigliserida yang tinggi)
f.
Masalah
tidur apnea dan pernapasan
g.
Osteoarthritis
(degenerasi tulang rawan dan tulang yang mendasarinya dalam sendi)
2)
Penyebab
obesitas antara lain adalah:
a.
Kurang
olahraga
b.
Konsumsi
makanan berlebihan (lebih dari yang diperlukan tubuh)
c.
Sering
mengonsumsi alkohol
d.
Makanan
yang tidak sehat seperti: fast food
e.
Hipotiroid
(sekresi kelenjar Tiroid yang berkurang)
f.
Menopause
g.
Stres,
kurang tidur (dapat memicu nafsu makan)
3)
Pencegahan
dan Penanganan Obesitas
Pencegahan obesitas yang paling efektif adalah dengan mengkonsumi
makanan sesuai dengan kebutuhan kalori harian. Selain itu :
a.
Olahraga
yang teratur
b.
Makanan
yang sehat
c.
Menghindari
cemilan
d.
Meditasi
dan yoga untuk menghilangkan stress juga membantu dalam menghindari obesitas.
Diet yang sangat ekstrim kurang dianjurkan karena dapat menyebabkan kekurangan
vitamin dan mineral.
Hubungi pakar nutrisi atau dokter keluarga anda apabila merasa langkah-langkah diatas telah dicoba dengan hasil kurang memuaskan dan / atau mengalami penyakit-penyakit yang terkait dengan berat badan.
Hubungi pakar nutrisi atau dokter keluarga anda apabila merasa langkah-langkah diatas telah dicoba dengan hasil kurang memuaskan dan / atau mengalami penyakit-penyakit yang terkait dengan berat badan.
5.
Malnutrisi
Malnutrisi
merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada tingkat
seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai
dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan
makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan
otot dan penurunan energi, pucat pada kulit, membrane mukosa, konjungtiva dan
lain- lain.
Malnutrisi adalah
suatu istilah umum yang merujuk pada kondisi
medisyang disebabkan oleh diet yang tak tepat atau tak cukup. Walaupun seringkali disamakan dengan kurang gizi yang disebabkan oleh kurangnya konsumsi, buruknya absorpsi, atau kehilangan besar nutrisi atau gizi, istilah ini sebenarnya juga mencakup kelebihan gizi (overnutrition) yang disebabkan oleh makan berlebihan atau masuknya nutrien spesifik secara berlebihan ke dalam tubuh. Seorang akan mengalami
malnutrisi jika tidak mengonsumsi jumlah atau kualitas nutrien yang mencukupi
untuk diet sehat selama suatu jangka waktu yang cukup lama.Malnutrisi yang
berlangsung lama dapat mengakibatkan kelaparan, penyakit, dan infeksi.
6.
Diabetes
mellitus
Diabetes
melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan adanya gangguan
metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat
secara berlebihan.
Diabetes mellitus adalah penyakit yang ditandai dengan
kadar gula darah yang tinggi yang disebabkan oleh gangguan pada sekresi insulin
atau gangguan kerja insulin atau keduanya. Tubuh pasien dengan diabetes
mellitus tidak dapat memproduksi atau tidak dapat merespon hormon insulin yang
dihasilkan oleh organ pankreas, sehingga kadar gula darah meningkat dan dapat
menyebabkan komplikasi jangka pendek maupun jangka panjang pada pasien
tersebut.
Diabetes mellitus (DM) dibagi menjadi beberapa tipe :
1. DM tipe I biasanya
menimbulkan gejala sebelum usia pasien 30 tahun, walaupun gejala dapat muncul
kapan saja. Pasien DM tipe I memerlukan insulin dari luar tubuhnya untuk
kelangsungan hidupnya.
2.
DM tipe II biasanya dialami saat pasien berusia 30 tahun atau lebih, dan
pasien tidak tergantung dengan insulin dari luar tubuh, kecuali pada
keadaan-keadaan tertentu. Saat ini jumlah pasien DM tipe II semakin meningkat, dikarenakan pola hidup yang semakin
tidak sehat, misalnya kurang aktivitas fisik serta pola makan
yang tidak sehat.
Faktor risiko untuk DM tipe II antara lain: genetik, lingkungan,
usia tua, obesitas, kurangnya aktivitas fisik, riwayat DM gestasional, serta
ras atau etnis tertentu.
3.
Tipe
DM lainnya adalah DM gestasional, yakni DM yang terjadi pada
ibu hamil, yang disebabkan oleh gangguan toleransi glukosa pada pasien
tersebut.
Gejala DM tipe II antara
lain:
1.
Rasa
haus yang berlebih,
2.
Buang
air kecil lebih sering (frekuensi terbangun dari tidur untuk berkemih saat
malam hari menjadi lebih sering dari biasanya),
3.
Banyak
makan,
4.
Penurunan
berat badan tiba-tiba tanpa sebab yang jelas
Diagnosis
ditegakkan dengan pemeriksaan kadar gula darah, yakni gula
darah setelah puasa 8 jam atau gula darah sewaktu.Yang penting dilakukan oleh pasien DM adalah mengontrol
kadar gula darahnya. Kadar
gula darah yang tidak terkontrol (selalu tinggi, atau kadang tinggi kadang
rendah, atau terlalu rendah) dapat menimbulkan komplikasi pada pasien DM.
Komplikasi
jangka pendek misalnya hipoglikemia, yaitu keadaan di mana kadar
gula darah yang terlalu rendah (<70 mg/dl). Gejala yang dirasakan pada saat
pasien hipoglikemia adalah berkeringat, jantung berdebar, rasa lapar, dan
gemetar. Jika tidak diterapi segera, pasien dapat kehilangan kesadaran, meracau
dan kejang-kejang. Komplikasi jangka panjang yang dapat terjadi biasanya
melibatkan pembuluh darah besar maupun kecil serta sistem saraf. Komplikasi
dapat mengenai organ-organ vital seperti otak, jantung, ginjal, mata,
persarafan dan lain-lain, sehingga diperlukan pemeriksaan rutin secara teratur.
Olahraga untuk Penderita Diabetes
Olahraga
adalah kegiatan penting yang harus dilakukan setiap orang agar tetap sehat.
Bagi penderita diabetes melitus, baik yang terkontrol maupun belum terkontrol,
manfaat yang didapat dari berolah raga bahkan lebih banyak lagi.
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa olah raga atau aktivitas fisik dapat :
1.
Meningkatkan
sensitivitas sel-sel tubuh terhadap insulin sehingga membantu menurunkan kadar
gula dan kadar lemak darah.
2.
Menurunkan
tekanan darah dan kadar kolesterol jahat darah (LDL), meningkatkan kolesterol
baik (HDL) sehingga menurunkan risiko penyakit jantung.
3.
Mengontrol
berat badan.
4.
Menurunkan
risiko komplikasi penyakit DM.
5.
Menguatkan
jantung, otot dan tulang.
6.
Menurunkan
tingkat stress.
Jenis-jenis
olahraga yang baik untuk pasien DM antara lain:
a. Aerobik
Latihan
aerobik membuat jantung dan tulang kuat, mengurangi stress dan meningkatan
aliran darah. Aerobik juga menurunkan risiko DM tipe 2, penyakit jantung dan
stroke dengan menjaga kadar gula, kolesterol dan tekanan darah dalam rentang
normal. Lakukan latihan aerobik selama 30 menit minimal 5 kali seminggu. Jika
Anda belum terbiasa berolah raga, lakukan 5- 10 menit sehari, lalu tingkatkan
secara bertahap setiap minggu.
Contoh
latihan aerobik yang dapat dilakukan adalah berjalan cepat, berdansa atau mengikuti kelas aerobik. Jika
Anda memiliki masalah pada saraf kaki atau sendi lutut, sebaiknya Anda
mengurangi beban pada kaki dengan memilih berenang, bersepeda atau mendayung.
b. Angkat beban (weight lifting)
Latihan
angkat beban dapat membantu meningkatkan kekuatan tulang dan otot sambil
membakar lemak, serta menjaga kepadatan tulang. Lakukan latihan beban 2-3 kali seminggu sebagai
tambahan latihan aerobik.
Latihan
beban dapat dilakukan dengan sit up, push up, mengangkat barbel di rumah atau
menggunakan alat-alat latihan di pusat kebugaran.
c.
Peregangan
(stretching)
Stretching
atau peregangan dapat mencegah kram otot, kekakuan dan cedera otot. Beberapa
jenis latihan fleksibilitas seperti yoga dan tai chi melibatkan meditasi dan
teknik bernapas sehingga mengurangi stress. Lakukan latihan peregangan 5 – 10
menit sebelum berolah raga (pemanasan) dan lakukan lagi setelah berolah raga
(pendinginan).
Selain
berolah raga, aktivitas fisik dapat juga dilakukan sambil melakukan kegiatan
sehari-hari secara ekstra, misalnya :
1.
Memilih
naik tangga dari pada naik escalator atau elevator
2.
Parkir
mobil di tempat yang jauh dari pintu masuk mal
3.
Berjalan
cepat atau bersepeda saat ada kesempatan
4.
Bermain
dengan anak-anak
5.
Mengajak
anjing peliharaan berjalan-jalan
6.
Bangun
dari temat duduk untuk mengganti saluran TV daripada menggunakan remote control
7.
Berkebun,
membersihkan rumah dan mencuci mobil sendiri
8.
Saat
di pasar swalayan, berjalan menyusuri setiap lorong yang ada
7.
Hipertensi
Hipertensi
merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai masalah pemenuhan
kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas, serta asupan kalsium,
natrium, dan gaya hidup yang berlebihan. Hipertensi (HTN) atau tekanan darah tinggi, kadang-kadang
disebut juga dengan hipertensi
arteri, adalah kondisi medis kronis dengan tekanan
darah di arteri meningkat.
Tekanan darah normal
pada saat istirahat adalah dalam kisaran sistolik (bacaan atas)
100–140 mmHg dan diastolik (bacaan bawah) 60–90 mmHg. Tekanan darah
tinggi terjadi bila terus-menerus berada pada 140/90 mmHg atau lebih.
Hipertensi
adalah faktor resiko utama
untuk stroke, infark miokard (serangan
jantung), gagal jantung, aneurisma arteri
(misalnya aneurisma aorta), penyakit arteri
perifer, dan penyebabpenyakit ginjal kronik. Bahkan
peningkatan sedang tekanan darah arteri terkait dengan harapan hidup yang
lebih pendek. Perubahan pola makan dan gaya hidup dapat memperbaiki kontrol
tekanan darah dan mengurangi resiko terkait komplikasi kesehatan. Meskipun
demikian, obat seringkali diperlukan pada sebagian orang bila perubahan gaya
hidup saja terbukti tidak efektif atau tidak cukup dan biasanya obat harus
diminum seumur hidup sampai dokter memutuskan tidak perlu lagi minum obat.
Seseorang yang
pernah mengalami tekanan darah tinggi, pada kondisi normal dapat saja mengalami
tekanan darah kembali dan ini yang harus diwaspadai, banyak kasus stroke
terjadi pada saat seseorang lepas obat. Dan banyak orang tidak menyangka bahwa
seseorang yang biasanya mengalami tekanan darah rendah suatu kali dapat juga mengalami tekanan darah tinggi. Oleh
karena itu pengontrolan tekanan darah secara rutin mutlak dilakukan.
Tanda dan Gejala Hipertensi
jarang menunjukkan gejala, dan pengenalannya biasanya melalui skrining, atau
saat mencari penanganan medis untuk masalah kesehatan yang tidak berkaitan.
Beberapa orang dengan tekanan darah tinggi melaporkan sakit kepala (terutama
di bagian belakang kepala dan pada pagi hari), serta pusing, vertigo, tinitus (dengung
atau desis di dalam telinga), gangguan penglihatan atau pingsan.
Hipertensi dibagi menjadi :
a.
Hipertensi
primer (esensial) adalah jenis hipertensi yang paling umum, meliputi sebanyak
90–95% dari seluruh kasus hipertensi.[1] Dalam hampir semua masyarakat kontemporer, tekanan darah meningkat
seiring penuaan dan risiko untuk menjadi hipertensi di kemudian hari cukup tinggi
b.
Hipertensi
sekunder
Penyebab lain dari hipertensi sekunder di antaranya obesitas,henti nafas saat
tidur, kehamilan, koarktasio aorta, konsumsi akar manis
(licorice) yang berlebihan, serta obat resep, obat herbal, dan obat-obat
terlarang
Beberapa
faktor lingkungan mempengaruhi tekanan darah
Faktor gaya hidup yang menurunkan tekanan darah di antaranya
mengurangi asupangaram dalam makanan, meningkatkan konsumsi buah-buahan dan produk rendah
lemak (Pendekatan Diet untuk Menghentikan Hipertensi (diet DASH)). Olah Raga, penurunan berat
badan dan menurunkan asupan alkohol juga membantu menurunkan tekanan darah. Kemungkinan peranan faktor lain
seperti stres, konsumsi kafein
8.
Penyakit
jantung koroner
Penyakit
jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang sering disebabkan oleh adanya
peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini, penyakit jantung koroner
sering dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat,
obesitas dan lain-lain.
Penyakit jantung koroner dapat disebut juga
penyakit arteri koroner yang merupakan salah satu penyebab yang paling utama pada
kematian di dunia sekarang ini. Maka dari itu sangatlah penting bagaimana untuk
mengetahui sejak dini tentang gejala dan penyebab penyakit jantung koroner ini
untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Gejala
penyakit jantung koroner pada pria berbeda dengan penyakit jantung koroner pada
wanita. Statistik telah memberikan gambaran bahwa penyakit jantung koroner yang
paling umum terjadi pada orang tua dan pria dibandingkan wanita dengan usia
yang sama.
Jantung
koroner diakibatkan oleh plak di arteri yang sangat berlebihan membuat saluran
arteri ini menyempit sehingga tidak mampu untuk memasok darah dan oksigen ke
jantung.
Akibatnya
aliran darah menjadi terhambat dan orang yang menderita tersebut telah
terjangkit penyakit jantung koroner. Jantung koroner juga mengakibatkan rasa
nyeri pada dada dan berujung serangan jantung.
Gejala Penyakit Jantung Koroner Pada Pria Seperti penjelasan di awal
tadi bahwa penyakit jantung koroner pada pria berbeda dengan penyakit jantung
pada wanita. Sebagai contoh seorang pria akan merasakan nyeri pada bagian dada,
sedangkan pada wanita akan sering merasakan lebih cepat lelah dan lemah. Pria
yang sedang berusia 40 tahun ke atas memiliki resiko lebih tinggi terkena
penyakit jantung koroner dibandingkan dingan wanita.
Berikut ini gejala yang umum terjadi pada penyakit
jantung koroner :
a.
Perasaan nyeri yang terdapat pada dada seakan-akan ada
sesuatu yang mengganjal di dalam dada dan meremas-remas atau disebut dengan
angina.
b.
Perasaan terbakar pada bagian dada,
c.
Sesak nafas,
d.
Sesak di bagian dada,
e.
Perasaan mual,
f.
Sering pusing,
g.
Mati rasa pada bagian dada,
h.
Detak jantung tidak teratur dan sering kali cepat
Jika sesorang mengalami angina, gejala di atas akan sering
muncul di saat anda melakukan aktifitas fisik seperti oalhraga. Karena tubuh
pada saat itu memerlukan banyak pasokan darah dan jantungpun menuntut arteri
untuk memasok lebih banyak darah,namun karena plak atau timbunan kolesterol di
dalam arteri dan pembuluh darah yang menyempit maka jantung tidak dapat memompa
darah dengan banyak. Jika hal tersebut tidak segera ditangani akan membuat
pembekuan darah di dalam arteri sehingga menjadi serangan jantung.
Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Jantung Koroner, melalui :
1)
Pemeriksaan diagnostik
a.
angigrafi resonansi magnetik,
b.
computerized tomography,
c.
catherterization koroner,
d.
elektrokardiogram dan ekokardiogram.
2)
Pengobatan
a.
Obat-obatan yang diberikan dapat berupa obat untuk
mengencerkan darah untuk mencegah pembekuan darah,
b.
obat untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah dan
membuka arteri yang tersumbat.
9.
Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang
disebabkan oleh pengonsumsian lemak secara berlebihan.
Kanker, Mengenai makanan :
a.
Mengurangi
makanan berlemak yang berlebihan
b.
Lebih
banyak makan makanan berserat.
c.
Lebih
banyak makan sayur-sayuran berwarna serta buah-buahan, beberapa kali sehari
d.
Lebih
banyak makan makanan segar
e.
Mengurangi
makanan yang telah diawetkan atau disimpan terlalu lama
f.
Membatasi
minuman alkohol
10. Anoreksia nervosa
Aneroksia
nervosa merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan berkepanjangan,
ditandai dengan adanya konstipasi, pembengkakan badan, nyeri abdomen,
kedinginan, elergi, dan kelebihan energi.
Anoreksia nervosa (AN) adalah sebuah gangguan makan
yang ditandai dengan penolakan untuk mempertahankan berat badan yang sehat dan
rasa takut yang berlebihan terhadap peningkatan berat badan akibat pencitraan
diri yang menyimpang. Pencitraan diri pada penderita AN dipengaruhi oleh bias
kognitif (pola penyimpangan dalam menilai suatu situasi) dan memengaruhi cara
seseorang dalam berpikir serta mengevaluasi tubuh dan makanannya. AN merupakan
sebuah penyakit kompleks yang melibatkan komponen psikologikal,
sosiologikal,
dan fisiologikal,
pada penderitanya ditemukan peningkatan rasio enzim hati
ALT
dan GGT, hingga disfungsi hati akut pada tingkat lanjut.
Seseorang yang menderita AN disebut sebagai
anoreksik atau (lebih tidak umum) anorektik. Istilah ini sering kali namun
tidak benar disingkat menjadi anorexia, yang berarti gejala medis kehilangan nafsu makan.
AN
bisa menuntun pada pemberhentian kerja organ-organ tubuh dan kematian.
Anorektik
dapat juga menunjuk ke obat penahan nafsu.
B.
Faktor
Yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi
1.
Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan
bergizi dapat mempengaruhi pola konsumsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan
oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan.
2.
Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan
bergizi tinggi dapat mempengaruhi gizi seseorang.
3.
Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan
terhadap makanan tertentu dapat mempengaruhi status gizi.
4.
Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis
makanan dapat mengakibatkan kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak
memperoleh zat-zat yang dibutuhkan secara cukup.
5.
Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status
gizi karena penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak
sedikit, oleh karena itu, masyarakat dengan kondisi perekonomian yang tinggi
biasanya mampu mencukupi kebutuhan gizi keluarganya di bandingkan masyarakat
dengan kondisi perekonomian rendah.
6.
Usia
Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basa
bertambah dengan cepat hal ini sehubungan dengan factor pertumbuhan dan
perkembangan yang cepat pada usia tersebut. Setelah usia 20 tahun energy basal
relative konstan.
7.
Jenis
kelamin
Kebutuhan metabolisme basal pada laki-laki lebih
besar di bandingkan dengan wanita pada laki-laki kebutuhan BMR 1,0 kkal/kg
BB/jam dan pada wanita 0,9 kkal/kgBB/jam.
8.
Tinggi
dan berat badan
Tinggi dan berat badan berpengaruh terhadap luas
permukaan tubuh, semakin luas permukaan tubuh maka semakin besar pengeluaran
panas sehingga kebutuhan metabolisme basal tubuh juga menjadi lebih besar.
9.
Status
kesehatan
Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat.
Anoreksia (kurang nafsu makan) biasanya gejala penyakit atau karena efek samping obat.
10. Faktor Psikologis serti stress dan ketegangan
Motivasi individu untuk makan makanan yang seimbang
dan persepsi individu tentang diet merupakan pengaruh yang kuat. Makanan
mempunyai nilai simbolik yang kuat bagi banyak orang (mis. Susu menyimbolkan
kelemahan dan daging menyimbulkan kekuatan).
11. Alkohol dan Obat
Penggunaan alcohol dan obat yang berlebihan memberi
kontribusi pada defisiensi nutrisi karena uang mungkin dibelajakan untuk
alcohol daripada makanan. Alcohol yang berlebihan juga mempengaruhi organ
gastrointestinal. Obat-obatan yang menekan nafsu makan dapat menurunkan asupan zat
gizi esensial. Obat-obatan juga menghabiskan zat gizi yang tersimpan dan
mengurangi absorpsi zat gizi di dalam intestine.