A.
Pengertian
1.
Typus
abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran
pencernaan dengan gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan pada saluran cerna,
gangguan kesadaran, dan lebih banyak menyerang pada anak usia 12 – 13tahun (
70% - 80% ), pada usia 30 - 40 tahun ( 10%-20% ) dan diatas usia pada anak
12-13 tahun sebanyak ( 5%-10% ). ( Kapita selekta kedokteran edisi 3 ).
2.
Penyakit typus
abdominalis adalah penyakit infeksi akut dengan gejala demam lebih dari 1
minggu. Gangguan pencernaan yang terjadi adalah bibir kering, lidah kotor,
selaput putih, ada perut kembung nyeri tekan dan gangguan kesadaran (ngartiyah,
1955).
3.
Typus
abdominalis juga didefinisikan Penyakit infeksi yang disebabkan oleh salmonella
typhi atau salmonella paratyphi A, B, atau C. Penyakit ini mempunyai
tanda-tanda khas berupa perjalanan yang cepat yang berlangsung lebih kurang 3
minggu disertai dengan demam, toksemia, gejala-gejala perut, pembesaran limpa
dan erupsi kulit (Soedarto, 1996).
B.
Patofisiologi
Demam tifoid adalah
penyakit yang penyebarannya melalui saluran cerna (mulut,esofagus, lambung,
usus 12 jari, usus halus, usus besar, dstnya). S typhi masuk ketubuh manusia
bersama bahan makanan atau minuman yang tercemar. Cara penyebarannya
melalui muntahan, urin, dan kotoran dari penderita yang kemudiansecara pasif
terbawa oleh lalat (kaki-kaki lalat). Lalat itu mengontaminasi makanan,minuman,
sayuran, maupun buah-buahan segar. Saat kuman masuk ke saluran pencernaan
manusia, sebagian kuman mati oleh asam lambung dan sebagian kumanmasuk ke usus
halus.Dari usus halus itulah kuman beraksi sehingga bisa ” menjebol” usus
halus. Setelah berhasil melampaui usus halus, kuman masuk ke kelenjar
getah bening, ke pembuluhdarah, dan ke seluruh tubuh (terutama pada organ hati,
empedu, dan lain-lain). Jika demikian
keadaannya, kotoran dan air seni penderita bisa mengandung kuman S typhi yang
siap menginfeksi manusia lain melalui makanan atau pun minuman yangdicemari.
Pada penderita yang tergolong carrier (pengidap kuman ini namun
tidak menampakkan gejala sakit), kuman Salmonella bisa ada terus menerus
di kotoran danair seni sampai bertahun-tahun. S. thypi hanya berumah di dalam
tubuh manusia.
Oleh kerana itu,
demam tifoid sering ditemui di tempat-tempat di mana penduduknya kurang
mengamalkan membasuh tangan manakala airnya mungkin tercemar dengansisa
kumbahan.Sekali bakteria S. thypi dimakan atau diminum, ia akan membahagi dan
merebak kedalam saluran darah dan badan akan bertindak balas dengan menunjukkan
beberapagejala seperti demam. Pembuangan najis di merata-rata tempat dan
hinggapan lalat(lipas dan tikus) yang akan menyebabkan demam tifoid.
C.
Etiologi
1.
Salmonella typhi
Batang gram negative,
bergerak dengan rambut getar, tidak berspora. Mempunyai sekurang-kurangnya tiga
macam antigen yaitu:
a.
antigen O (somatic,
terdiri darizat komplekliopolisakarida)
b.
antigen H(flagella)
c.
antigen V1 dan protein
membrane hialin.
2.
Salmonella parathypi A
3.
Salmonella parathypi B
4.
Salmonella parathypi C
5.
Feses, urin dan muntahan
penderita
D.
Pencegahan
Langkah-langkah
pencegahan :
1.
Vaksinasi
dengan menggunakan vaksin T.A.B (mengandung basil tifoid dan paratifoid A
dan B yang dimatikan ) yang diberikan subkutan 2 atau 3 kali pemberian dengan
interval 10 hari merupakan tindakan yang praktis untuk mencegah penularan demam
tifoid Jumlah kasus penyakit itu di Indonesia cukup tinggi, yaitu sekitar
358-810 kasus per 100.000 penduduk per tahun. Suntikan imunisasi
tifoid boleh dilakukan setiap dua tahun manakala vaksin oral diambil setiap
lima tahun. Bagaimanapun,vaksinasi tidak memberikan jaminan perlindungan 100
persen.
2.
Minum air yang telah
dimasak saja. Masak air sekurang-kurangnya lima minit penuh
3.
Buat air es batu
menggunakan air yang dimasak.
4.
Gunakan penyepit,
sendok, atau garpu bersih untuk mengambil makanan.Buah- buahan hendaklah
dikupas dan dibilas sebelum dimakan.
5.
Cuci tangan dengan
sabun dan air bersih sebelum menyedia atau memakan makanan, membuang sampah,
memegang bahan mentah atau selepas membuang air besar. Pilih gerai dan
pengendali makanan yang bersih.
6.
Dalam keadaan
sekarang, ada baiknya menghindari membeli makanan atau minuman pada tempat
terbuka atau ramai.
E.
Pengobatan
Obat-obat antimikroba yang sering digunakan adalah
:
1.
Kloramfenikol
: Kloramfenikol masih merupakan obat pilihan utama pada pasien demam tifoid. Dosis untuk orang dewasa
adalah 4 kali 500 mg perhari oral atauintravena,sampai 7 hari bebas demam.
Penyuntikan kloramfenikol siuksinatintramuskuler tidak dianurkan karena
hidrolisis ester ini tidak dapat diramalkan dan tempat suntikan terasa nyeri.
Dengan kloramfenikol,demam pada demam tifoid dapat turun rata 5 hari.
2.
Tiamfenikol
: Dosis dan efektivitas tiamfenikol pada demam tifoid sama dengan
kloramfenikol. Komplikasi hematologis pada penggunaan tiamfenikol lebih
jarangdaripada klloramfenikol. Dengan penggunaan tiamfenikol demam pada
demamtiofoid dapat turun rata-rata 5-6 hari
3.
Ko-trimoksazol
(Kombinasi Trimetoprim dan Sulfametoksazol) : Efektivitas ko-trimoksazol kurang
lebih sama dengan kloramfenikol,Dosis untuk orang dewasa,2kali 2 tablet sehari,
digunakan sampai 7 hari bebas demam (1 tablet mengandung 80mg trimetoprim dan
400 mg sulfametoksazol) dengan ko-trimoksazol demam rata-rataturun d setelah
5-6 hari.
4.
Ampislin
dan Amoksisilin : Dalam hal kemampuan menurunkan demam,efektivitasampisilin dan
amoksisilin lebih kecil dibandingkan dengan kloramfenikol.Indikasimutlak
penggunannnya adalah pasien demam tifoid dengan leukopenia.Dosis yangdianjurkan
berkisar antara 75-150 mg/kgBB sehari,digunakan sampai 7 hari bebasdemam.
Dengan Amoksisilin dan Ampisilin,demam rata-rata turun 7-9 hari.
5.
Sefalosporin
generasi ketiga : Beberapa uji klinis menunjukkan bahwa sefalosporin generasi
ketiga antara lain Sefoperazon,seftriakson, dan sefotaksim efektif
untuk demam tifoidtetapi dosis dan lama pemberian yang optimal belum
diketahui dengan pasti.
6.
Fluorokinolon
: Fluorokinolon efektif untuk demam tifoidtetapi dosis dan lama pemberian
belum diketahui dengan pasti.
F.
Manifestasi
Klinis
1.
Tanda
Tanda
a.
Demam
Pada minggu pertama demam berangsur naik berlangsung pada 3 minggu pertama
terutama pada sore dan malam hari, pada minggu ke 2 suhu tubuh terus meningkat, dan pada minggu ke 3 suhu berangsur-angsur turun dan kembali normal. Demam tidak hilang dengan pemberian antiseptic, tidak menggigil dan tidak berkeringat. Kadang pasien disertai epitaksis
Pada minggu pertama demam berangsur naik berlangsung pada 3 minggu pertama
terutama pada sore dan malam hari, pada minggu ke 2 suhu tubuh terus meningkat, dan pada minggu ke 3 suhu berangsur-angsur turun dan kembali normal. Demam tidak hilang dengan pemberian antiseptic, tidak menggigil dan tidak berkeringat. Kadang pasien disertai epitaksis
b.
Gangguan
pada saluran pencernaan
1)
Halitosis
2)
bibir
kering
3)
lidah
kotor berselaput putih dan pinggirannya hiperemesis
4)
perut
agak kembung
5)
mual
6)
splenomegali
disertai nyeri pada perabaan
7)
pada
permulaan umumnya terjadi diare
8)
kemudian
menjadi obstipasi
c.
Gangguan
kesadaran
1)
kesadaran
menurun ringan sampai berat
2)
umumnya
apatis
3)
bradikardi
relative
4)
umumnya
tiap kenaikan 1celcius di ikuti penambahan denyut nadi 10-15 kali permenit
2.
Gejalanya
- Penderita
mulai cepat lelah
- malaise
- sakit kepala
- rasa tidak enak di perut
- nyeri seluruh tubuh
- hal tersebut dirasakan antara 10-14 hari
- malaise
- sakit kepala
- rasa tidak enak di perut
- nyeri seluruh tubuh
- hal tersebut dirasakan antara 10-14 hari
a.Perdarahan
usus dapat terjadi pada saat demam masih tinggi di tandai dengan:
- suhu mendadak
turun
- nadi meningkat cepat dan kecil
- tekanan darah menurun
- pasien terlihat pucat kulit terasa lembap
- kesadaran makin menurun
- nadi meningkat cepat dan kecil
- tekanan darah menurun
- pasien terlihat pucat kulit terasa lembap
- kesadaran makin menurun
Jika pendarahan
ringan mungkin gejalanya tidak terlihat jelas, karena darah dalam faeces hanya
bisa di buktikan dengan tes benzidin.
Jika ini
terjadi, tindakannya adalah:
Ø menghentikan makan dan minum
Ø segera pasang infuse jika sebelumnya tidak di pasang
Ø segera hubungi dokter
Ø selain pemberian pengobatan untuk menghentikan pendarahan dapat di
lakukan eskap gantung untuk mengganti alat tenun harus 2 -3 orang, paisen
tidakboleh di miringkan pengawasan observasi TTV lebih sering
b. Perforasi usus dapat terjadi pada minggu ke 4dimana suhu sudah turun
walau suhu
sudah normal istirahat masih di teruskan 2 minggu dengan gejala:
pasien mengeluh
sakit perut hebat dan akan nyeri lagi apabila di tekan perut terlihat tegang
dan kembung anak menjadi pucat, dapat juga keringat dingin nadi kecil dan
pasien menjadi scohk jika di jumpai gejala demikian tindakannya adalah :
Ø segera hubungi dokter
Ø siap foto roentgen
Ø biasanya di kunsul ke bagian bedah
c. pneumonia
hipotastikakibat lama berbaring terus dengan gejala:
- suhu mendadak
naik tinggi setelahsebelumnya turun
- atau naik lebih tinggi dan tidak perna turun walaupun di pagi hari
- terlihat adanya sesak napas
- atau naik lebih tinggi dan tidak perna turun walaupun di pagi hari
- terlihat adanya sesak napas
G.
Komplikasi
1. pendarahan
usus
2. perforasi usus
2. perforasi usus
3. pneumonia
hipostatik
4. hepatitis.
4. hepatitis.
H.
Penatalaksanaan
1. Medik
- isolasi
pasien desinfeksi pakaian
- perawatan yang baik untuk menghindari infeksi
- istirahat selama demam sampai dengan 2 minggu setelah suhu normal kembali (istirahat total) kemudian boleh duduk, jika tidak panas boleh berdiri terus berjalan.
- Diet makanan harus mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi protein.
Bahan makanan tidak boleh banyak mengandung serat, tidak merangsang dan tidak menimbulkan gas. Bila kesadaran pasien menurun diberikan makanan cair melalui sonde lambung.
Obat pilihan adalah kloramfenikol dengan dosis tinggi yaitu 100 mg/kgbb/hari (maksimum 2 gram perhari) diberikan 4 kali sehari peroral/intravena kloramfenikol tidak boleh diberikan apabila jumlah leukosit<=2000/ul. Bila pasien alergi dapat diberikan penicillin/kotrimoksazol.
- perawatan yang baik untuk menghindari infeksi
- istirahat selama demam sampai dengan 2 minggu setelah suhu normal kembali (istirahat total) kemudian boleh duduk, jika tidak panas boleh berdiri terus berjalan.
- Diet makanan harus mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi protein.
Bahan makanan tidak boleh banyak mengandung serat, tidak merangsang dan tidak menimbulkan gas. Bila kesadaran pasien menurun diberikan makanan cair melalui sonde lambung.
Obat pilihan adalah kloramfenikol dengan dosis tinggi yaitu 100 mg/kgbb/hari (maksimum 2 gram perhari) diberikan 4 kali sehari peroral/intravena kloramfenikol tidak boleh diberikan apabila jumlah leukosit<=2000/ul. Bila pasien alergi dapat diberikan penicillin/kotrimoksazol.
2. Keperawatan
Masalah pasien
Typus Abdominalis yang perlu diperhatikan adalah:
Ø Kebutuhan nutrisi / cairan dan elektrolit
Ø Gangguan suhu tubuh
Ø Gangguan rasa aman dan nyaman
Ø Pengawasan komplikasi Tindakannyan adalah:
Untuk mencegah komplikasi pasien yang terlalu lama berbaring perlu diubah sikap baringnya tiap 3 jam.
Jika terjadi komplikasi keluarga perlu diberi penjelasan mengapa dapat terjadi (mungkin terlambat berobatnya atau kuman penyakitnya sangat ganas). Diminta agar orang tua membantu menenangkan (beri penjelasan secara bijaksana agar keluarga tidak cemas).
Untuk mencegah komplikasi pasien yang terlalu lama berbaring perlu diubah sikap baringnya tiap 3 jam.
Jika terjadi komplikasi keluarga perlu diberi penjelasan mengapa dapat terjadi (mungkin terlambat berobatnya atau kuman penyakitnya sangat ganas). Diminta agar orang tua membantu menenangkan (beri penjelasan secara bijaksana agar keluarga tidak cemas).
I.
Pemeriksaan
Penunjang
1.
Pemeriksaan
laboratorium
Darah untuk kultur (biakan empedu) dan widal biakan empedu untuk menemukan Salmonela typosa dapat ditemukan dalam darah pasien pada minggu pertama sakit. Selanjutnya lebih sering ditemukan pada urine dan feces dan mungkin akan tetap positif untuk waktu yang lama.
Darah untuk kultur (biakan empedu) dan widal biakan empedu untuk menemukan Salmonela typosa dapat ditemukan dalam darah pasien pada minggu pertama sakit. Selanjutnya lebih sering ditemukan pada urine dan feces dan mungkin akan tetap positif untuk waktu yang lama.
2.
Pemeriksaan
widal
Merupakan pemeriksaan yang dapat menentukan diagnosa typus abdominalis secara pasti. Dikerjakan pada waktu pertama masuk dan setiap minggu berikutnya.
Merupakan pemeriksaan yang dapat menentukan diagnosa typus abdominalis secara pasti. Dikerjakan pada waktu pertama masuk dan setiap minggu berikutnya.
J.
Klasifikasi
1. Typus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai
saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan pada saluran
cerna , gangguan kesadaran
2. Paratypus
adalah jenis typus yang lebih ringan , mungkin sesekali penderita
mengalami buang - buang air. Jika
diamati, lidah tampak berselaput putih susu, bagian tepinya merah terang. Bibir
kering , dan kondisi fisik tampak lemah , serta nyata tampak sakit. Jika sudah
lanjut , mungkin muncul gejala kunin,sebab pada tipus oragan limfa dan hati
bias membengkak seperti gejala hepatitis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar