Selasa, 01 Maret 2016

Karya Puisiku 197



Entah kabut merah yang halus itu
Atau memang skenario tuhan
Untuk merasakan neraka dunia lagi
Indah memang tapi terkesan bodoh

Hujatan itu terus mengenai pikiran
Luka tusuk dari belakang
Mematahkan sebagian tulang rusuk
Menerpa misi kearoganan

Bosan memeluk dosa
Tapi sukar mencium surge
Banyak tebing yang menjulang tinggi
Berlari dan melompat tuk menggapai tepinya

Duka ini tak ada hentinya
Ketika hati masih terpaut pada keyakinan
Iman yang sempat tergoyahkan
Meleburkan rencana yang termentahkan

Menikmati seperempat aroma surge
Dengan peluh yang bercucuran
Dan rasa lelah yang mulai menyerang
Terpaksa menghentikan hal ini
Meski jiwa masih ingin merasakannya
Tak ingin melepaskannya
Dekpaan dan tatapan dipenghujung pertemuan
Namun jerit batin menjadi pengingat
Sesuatu yan gterlupakan
Dan melebihi batas kewajaran

Disini masih percaya
Bahwa tuhan kan berikan yang terbaik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar