Entah kabut merah yang halus
itu
Atau memang skenario tuhan
Untuk merasakan neraka dunia
lagi
Indah memang tapi terkesan
bodoh
Hujatan itu terus mengenai
pikiran
Luka tusuk dari belakang
Mematahkan sebagian tulang
rusuk
Menerpa misi kearoganan
Bosan memeluk dosa
Tapi sukar mencium surge
Banyak tebing yang menjulang
tinggi
Berlari dan melompat tuk
menggapai tepinya
Duka ini tak ada hentinya
Ketika hati masih terpaut
pada keyakinan
Iman yang sempat tergoyahkan
Meleburkan rencana yang
termentahkan
Menikmati seperempat aroma
surge
Dengan peluh yang bercucuran
Dan rasa lelah yang mulai
menyerang
Terpaksa menghentikan hal
ini
Meski jiwa masih ingin
merasakannya
Tak ingin melepaskannya
Dekpaan dan tatapan
dipenghujung pertemuan
Namun jerit batin menjadi
pengingat
Sesuatu yan gterlupakan
Dan melebihi batas kewajaran
Disini masih percaya
Bahwa tuhan kan berikan yang
terbaik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar