Selasa, 14 Juni 2016

Karya Puisiku 214



Percikan api yang panas
Menghantam kulit hingga mengelupas
Tersayat oleh tajamnya pisau pula
Dicabik seperti daging cingcang

Luka tusuk itu begitu dalam
Samurai yang menusuk dari belakang itu
Memaksa nyawa keluar dengan percuma
Sakit ini begitu menyiksa

Hitam kelam hidup ini
Memacu arah yang berbeda
Hiraukan segala perbedaan
Yang menjelma menjadi bayang pemberontakan

Distrik ini mengajarkanku
Apa artinya dibunuh dan membunuh
Selayaknya hewan buruan
Dipanah dan dimakan

Tak ada materi
Namun mencari dengan keterampilan tangan
Hingga Tuhan mentakdirkan
Waktu kehidupan telah habis seperti baterai kosong
Dan jiwa ini akhirnya terbunuh
Oleh bara api yang menyala-nyala

Tidak ada komentar:

Posting Komentar