Jumat, 16 Januari 2015

MIOMA UTERI



A.    Pengertian
1.      Mioma uteri adalah neoplasma jinak berasal dari otot uterus, yang dalam kepustakaan ginekologi juga terkenal dengan istilah-istilah fibrimioma uteri, leiomyoma uteri atau uterine fibroid. (Prawirohardjo,1996:281)
2.      Mioma uteri adalah tumor jinak uterus yang berbatas tegas yang terdiri dari otot polos dan jaringan fibrosa (Sylvia A.P, 1994:241)
3.      Mioma Uteri (bahasa Inggris: uterine myoma) adalah tumor jinak pada dinding rahim. Mioma juga disebut mioma, myom, tumor otot rahim atau tumor fibroid, karena berasal dari sel jaringan fibro (wikipedia)
4.      Mioma uteri adalah tumor yang paling umum pada traktus genitalis (Derek Llewellyn- Jones, 1994).
5.      Mioma uteri adalah tumor jinak otot rahim, disertai jaringan ikatnya (www. Infomedika. htm, 2004).
Myoma Uteri umumnya terjadi pada usia lebih dari 35 tahun. Dikenal ada dua tempat asal myoma uteri yaitu pada serviks uteri (2 %) dan pada korpus uteri (97%).
6.      Mioma uteri adalah tumor jinak yang paling umum pada daerah rahim atau lebih tepatnya otot rahim dan jaringan ikat disekitarnya. mioma uteri juga sering disebut dengan Leiomioma, Fibromioma atau Fibroid, hal ini mungkin karena memang otot uterus atau rahimlah yang memegang peranan dalam terbentuknya tumor ini.

B.     Etiologi
Faktor penyebab penyakit mioma uteri ini bisa beragam, namun secara umum terjadi karena hal-hal sebagai berikut :
1.      Faktor bakat. (adanya rangsangan hormon yang berasal dari kondisi emosi yang tidak stabil, seperti berat badan berlebih dan makanan yang tidak bergizi).
2.      Faktor genetik. (riwayat keluarga yang mempunyai penyakit mioma uteri).
3.      Infeksi dan jamur.
4.      Faktor hormon.
5.      Gaya hidup yang tidak sehat dan stress.

C.     Jenis Mioma Uteri
Berdasarkan posisi mioma uteri terdapat lapisan-lapisan uterus, dapat dibagi dalam 3jenis :
1.      Mioma Submukosa
Tumbuhnya tepat di bawah endometrium. Paling sering menyebabkan perdarahan yang banyak, sehingga memerlukan histerektomi, wlaupun ukurannya kecil. Adanya mioma submukosa dapat dirasakan sebagai suatu “curet bump” (benjolan waktu kuret). Kemungkinan terjadinya degenerasi sarcoma juga lebih besar pada jenis ini. Sering mempunyai tangkai yang panjang sehingga menonjol melalui cervix atau vagina, disebut mioma submucosa bertangkai yang dapat menimbulkan “miomgeburt”, sering mengalami nekrose atau ulcerasi.
2.      Interstinal atau intramural
Terletak pada miometrium. Kalau lebar atau multipel dapat menyebabkan pembesaran uterus dan berbenjol-benjol.
3.      Subserosa atau subperitoneal
Letaknya di bawah lapisan tunica serosa, kadang-kadang vena yang ada di bawah permukaan pecah dan menyebabkan perdarahan intra abdominal. Kadang-kadang mioma subserosa timbul diantara dua ligalatum, merupakan mioma intraligamenter, yang dapat menekan uterus dan A. Iliaca. Ada kalanya tumor ini mendapat vascularisasi yang lebih banyak dari omentum sehingga lambat laun terlepas dari uterus, disebut sebagai parasitic mioma. Mioma subserosa yang bertangkai dapat mengalami torsi. (Sastrawinata S:154)

D.    Patofisiologi
Mioma uteri mulai tumbuh sebagai bibit yang kecil di dalam miometrium dan lambat laun membesar karena pertumbuhan itu miometrium terdesak menyusun semacam pseudekapsula atau simpai semu yang mengelilingi tumor di dalam uterus mungkin terdapat satu mioma, akan tetapi mioma biasanya banyak.
Jika ada satu mioma yang tumbuh intramural dalam korpus uteri maka korpus ini
tampak bundar dan konstipasi padat. Bila terletak pada dinding depan uterus, uterus mioma dapat menonjol ke depan sehingga menekan dan mendorong kandung kencing ke atas sehingga sering menimbulkan keluhan miksi
Tetapi masalah akan timbul jika terjadi: berkurangnya pemberian darah pada mioma uteri yang menyebabkan tumor membesar, sehingga menimbulkan rasa nyeri dan mual. Selain itu masalah dapat timbul lagi jika terjadi perdarahan abnormal pada uterus yang berlebihan sehingga terjadi anemia. Anemia ini bisa mengakibatkan kelemahan fisik, kondisi tubuh lemah, sehingga kebutuhan perawatan diri tidak dapat terpenuhi.
Selain itu dengan perdarahan yang banyak bisa mengakibatkan seseorang mengalami kekurangan volume cairan. (Sastrawinata S: 151)

E.     Gambaran Klinik
Gejala dan tanda kasus mioma uteri secara kebetulan pada pemeriksaan pelvik uteri, penderita tidak mempunyai keluhan dan tidak sadar bahwa mereka mengandung satu tumor dalam uterus.
Gejala-gejala tergantung dari lokasi mioma uteri (cervikal, intramural, submucous) digolongkan sebagai berikut :
1.      Perdarahan tidak normal
Perdarahan ini serng bersifat hipermenore; mekanisme perdarahan ini tidak diketahui benar, akan tetapi faktor-faktor yang kiranya memegang peranan dalam hal ini adalah telah meluasnya permukaan endometrium dan gangguan dalam kontraktibilitas miometrium.
2.      Rasa nyeri pada pinggang dan perut bagian bawah
Dapat terjadi jika :
a.       Mioma menyempitkan kanalis servikalis
b.      Mioma submukosum sedang dikeluarkan dari rongga rahim
c.       Adanya penyakit adneks, seperti adneksitis, salpingitis, ooforitis
d.      Terjadi degenerasi merah
3.      Tanda-tanda penekanan
Terdapat tanda-tanda penekanan tergantung dari besar dan lokasi mioma uteri. Tekanan bisa terjadi pada traktus urinarius, pada usus, dan pada pembuluh-pembuluh darah. Akibat tekanan terhadap kandung kencing ialah distorsi dengan gangguan miksi dan terhadap uretes bisa menyebabkan hidro uretre
4.      Infertilitas dan abortus
Infertilitas bisa terajdi jika mioma intramural menutup atau menekan pors interstisialis tubae; mioma submukosum memudahkan terjadinya abortus. (Prawirohardjo,1996: 288)

F.      Penatalaksanaan
1.      Pada mioma kecil dan tidak menimbulkan keluhan, tidak diberikan terapi hanya diobservasi tiap 3–6 bulan untuk menilai pembesarannya. Mioma akan lisut setelah menopause
2.      Radioterapi
3.      Pemberian GnRH agonis selama 6 minggu
4.      Miomektomi dengan atau tanpa histerektomi bila uterus melebihi seperti kehamilan 12–14 minggu
5.      Estrogen untuk pasien setelah menopause dan observasi setiap 6 minggu.

G.    Komplikasi
1.      Pertumbuhan Leiomiosarkoma
Yaitu tumor yang tumbuh dari miometrium, dan merupakan 50 – 70 % dari semua sarkoma uteri. Ini timbul apabila suatu mioma uteri yang selama beberapa tahun tidak membesar, sekonyong-konyong menjadi besar, apalagi jika hal itu terjadi sesudah menopause.
2.      Torsi (putaran tungkai)
Ada kalanya tungkai pada mioma uteri subserosum mengalami putaran. Kalau proses ini terjadi mendadak, tumor akan mengalami gangguan sirkulasi akut dengan nekrosis jaringan, dan akan nampak gambaran klinik dari abdomen akut.
3.      Nekrosis dan Infeksi
Pada mioma submukosum, yang menjadi polip, ujung tumor kadang-kadang dapat melalui kanalis servikalis dan dilahirkan di vagina. Dalam hal ini ada kemungkinan gangguan sirkulasi dengan akibat nekrosis dan infeksi sekunder. (Prawiroharjo, 1996: 297)

H.    Pemerikasaan Penunjang
1.      Laporoskopi : untuk mengetahui ukuran dan lokasi tumor
2.      USG abdominal dan transvaginal
3.      Biopsi : untuk mengetahui adanya keganasan
4.      Dilatasi serviks dan kuretase akan mendeteksi adanya fibroid subserous. (Kapita Selekta, 1999)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar