A.
Pengertian
1.
Mioma
uteri adalah neoplasma jinak berasal dari otot uterus, yang dalam kepustakaan
ginekologi juga terkenal dengan istilah-istilah fibrimioma uteri, leiomyoma
uteri atau uterine fibroid. (Prawirohardjo,1996:281)
2.
Mioma
uteri adalah tumor jinak uterus yang berbatas tegas yang terdiri dari otot
polos dan jaringan fibrosa (Sylvia A.P, 1994:241)
3.
Mioma
Uteri (bahasa Inggris: uterine myoma) adalah tumor jinak pada dinding rahim.
Mioma juga disebut mioma, myom, tumor otot rahim atau tumor fibroid, karena berasal dari sel jaringan fibro (wikipedia)
4.
Mioma uteri adalah tumor yang paling umum pada
traktus genitalis (Derek Llewellyn- Jones, 1994).
5.
Mioma uteri adalah tumor jinak otot rahim,
disertai jaringan ikatnya (www. Infomedika. htm, 2004).
Myoma Uteri umumnya terjadi pada usia lebih dari 35 tahun. Dikenal ada dua tempat asal myoma uteri yaitu pada serviks uteri (2 %) dan pada korpus uteri (97%).
Myoma Uteri umumnya terjadi pada usia lebih dari 35 tahun. Dikenal ada dua tempat asal myoma uteri yaitu pada serviks uteri (2 %) dan pada korpus uteri (97%).
6. Mioma uteri adalah tumor jinak yang paling umum pada daerah rahim
atau lebih tepatnya otot rahim dan jaringan ikat disekitarnya. mioma uteri juga
sering disebut dengan Leiomioma, Fibromioma atau Fibroid, hal ini mungkin
karena memang otot uterus atau rahimlah yang memegang peranan dalam
terbentuknya tumor ini.
B.
Etiologi
Faktor penyebab penyakit mioma
uteri ini bisa beragam, namun secara umum terjadi karena hal-hal sebagai berikut
:
1.
Faktor
bakat. (adanya rangsangan hormon yang berasal dari kondisi emosi yang tidak
stabil, seperti berat badan berlebih dan makanan yang tidak bergizi).
2.
Faktor
genetik. (riwayat keluarga yang mempunyai penyakit mioma uteri).
3.
Infeksi dan
jamur.
4.
Faktor
hormon.
5.
Gaya hidup
yang tidak sehat dan stress.
Berdasarkan
posisi mioma uteri terdapat lapisan-lapisan uterus, dapat dibagi dalam 3jenis :
1. Mioma Submukosa
Tumbuhnya
tepat di bawah endometrium. Paling sering menyebabkan perdarahan yang banyak,
sehingga memerlukan histerektomi, wlaupun ukurannya kecil. Adanya mioma
submukosa dapat dirasakan sebagai suatu “curet bump” (benjolan waktu kuret).
Kemungkinan terjadinya degenerasi sarcoma juga lebih besar pada jenis ini.
Sering mempunyai tangkai yang panjang sehingga menonjol melalui cervix atau
vagina, disebut mioma submucosa bertangkai yang dapat menimbulkan “miomgeburt”,
sering mengalami nekrose atau ulcerasi.
2. Interstinal atau intramural
Terletak
pada miometrium. Kalau lebar atau multipel dapat menyebabkan pembesaran uterus
dan berbenjol-benjol.
3. Subserosa atau subperitoneal
Letaknya
di bawah lapisan tunica serosa, kadang-kadang vena yang ada di bawah permukaan
pecah dan menyebabkan perdarahan intra abdominal. Kadang-kadang mioma subserosa
timbul diantara dua ligalatum, merupakan mioma intraligamenter, yang dapat
menekan uterus dan A. Iliaca. Ada kalanya tumor ini mendapat vascularisasi yang
lebih banyak dari omentum sehingga lambat laun terlepas dari uterus, disebut
sebagai parasitic mioma. Mioma subserosa yang bertangkai dapat
mengalami torsi. (Sastrawinata S:154)
D.
Patofisiologi
Mioma
uteri mulai tumbuh sebagai bibit yang kecil di dalam miometrium dan lambat laun
membesar karena pertumbuhan itu miometrium terdesak menyusun semacam
pseudekapsula atau simpai semu yang mengelilingi tumor di dalam uterus mungkin
terdapat satu mioma, akan tetapi mioma biasanya banyak.
Jika
ada satu mioma yang tumbuh intramural dalam korpus uteri maka korpus ini
tampak
bundar dan konstipasi padat. Bila terletak pada dinding depan uterus, uterus
mioma dapat menonjol ke depan sehingga menekan dan mendorong kandung kencing ke
atas sehingga sering menimbulkan keluhan miksi
Tetapi
masalah akan timbul jika terjadi: berkurangnya pemberian darah pada mioma uteri
yang menyebabkan tumor membesar, sehingga menimbulkan rasa nyeri dan mual.
Selain itu masalah dapat timbul lagi jika terjadi perdarahan abnormal pada
uterus yang berlebihan sehingga terjadi anemia. Anemia ini bisa mengakibatkan
kelemahan fisik, kondisi tubuh lemah, sehingga kebutuhan perawatan diri tidak
dapat terpenuhi.
Selain
itu dengan perdarahan yang banyak bisa mengakibatkan seseorang mengalami
kekurangan volume cairan. (Sastrawinata S: 151)
E.
Gambaran
Klinik
Gejala
dan tanda kasus mioma uteri secara kebetulan pada pemeriksaan pelvik uteri,
penderita tidak mempunyai keluhan dan tidak sadar bahwa mereka mengandung satu
tumor dalam uterus.
Gejala-gejala
tergantung dari lokasi mioma uteri (cervikal, intramural, submucous)
digolongkan sebagai berikut :
1. Perdarahan tidak normal
Perdarahan
ini serng bersifat hipermenore; mekanisme perdarahan ini tidak diketahui benar,
akan tetapi faktor-faktor yang kiranya memegang peranan dalam hal ini adalah
telah meluasnya permukaan endometrium dan gangguan dalam kontraktibilitas
miometrium.
2. Rasa nyeri pada pinggang dan perut bagian bawah
Dapat
terjadi jika :
a.
Mioma
menyempitkan kanalis servikalis
b.
Mioma
submukosum sedang dikeluarkan dari rongga rahim
c.
Adanya
penyakit adneks, seperti adneksitis, salpingitis, ooforitis
d.
Terjadi
degenerasi merah
3.
Tanda-tanda
penekanan
Terdapat
tanda-tanda penekanan tergantung dari besar dan lokasi mioma uteri. Tekanan
bisa terjadi pada traktus urinarius, pada usus, dan pada pembuluh-pembuluh
darah. Akibat tekanan terhadap kandung kencing ialah distorsi dengan gangguan
miksi dan terhadap uretes bisa menyebabkan hidro uretre
Infertilitas
bisa terajdi jika mioma intramural menutup atau menekan pors interstisialis
tubae; mioma submukosum memudahkan terjadinya abortus. (Prawirohardjo,1996:
288)
F.
Penatalaksanaan
1.
Pada
mioma kecil dan tidak menimbulkan keluhan, tidak diberikan terapi hanya
diobservasi tiap 3–6 bulan untuk menilai pembesarannya. Mioma akan lisut
setelah menopause
2.
Radioterapi
3.
Pemberian
GnRH agonis selama 6 minggu
4.
Miomektomi
dengan atau tanpa histerektomi bila uterus melebihi seperti kehamilan 12–14 minggu
5.
Estrogen
untuk pasien setelah menopause dan observasi setiap 6 minggu.
G.
Komplikasi
1.
Pertumbuhan
Leiomiosarkoma
Yaitu
tumor yang tumbuh dari miometrium, dan merupakan 50 – 70 % dari semua sarkoma
uteri. Ini timbul apabila suatu mioma uteri yang selama beberapa tahun tidak
membesar, sekonyong-konyong menjadi besar, apalagi jika hal itu terjadi sesudah
menopause.
2. Torsi (putaran tungkai)
Ada
kalanya tungkai pada mioma uteri subserosum mengalami putaran. Kalau proses ini
terjadi mendadak, tumor akan mengalami gangguan sirkulasi akut dengan nekrosis
jaringan, dan akan nampak gambaran klinik dari abdomen akut.
3. Nekrosis dan Infeksi
Pada
mioma submukosum, yang menjadi polip, ujung tumor kadang-kadang dapat melalui
kanalis servikalis dan dilahirkan di vagina. Dalam hal ini ada kemungkinan
gangguan sirkulasi dengan akibat nekrosis dan infeksi sekunder. (Prawiroharjo,
1996: 297)
H.
Pemerikasaan
Penunjang
1.
Laporoskopi
: untuk mengetahui ukuran dan lokasi tumor
2.
USG
abdominal dan transvaginal
3.
Biopsi
: untuk mengetahui adanya keganasan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar