Jumat, 27 Februari 2015

ENDOMETRIOSIS


A.   Pengertian
1.      Endometriosis adalah radang yang terkait dengan hormon estradiol/estrogenberupa pertumbuhan jaringan endometrium yang disertai perambatan pembuluh darah, hingga menonjol keluar dari rahim (pertumbuhan ectopic) dan menyebabkan pelvic pain.
2.      Endometriosis dikatakan terkait dengan estrogen sebab perkembangan dan simtoma yang ditimbulkan akan hilang seiring datangnya menopause, oleh karena itu perawatan paling umum bagi penderita radang ini adalah penggunaan terapi hormonal yang menginduksi kondisi hipoestrogenik.
3.      Endometriosis bisa diturunkan dan lebih sering ditemukan pada keturunan pertama (ibu, anak perempuan, saudara perempuan). Faktor lain yang meningkatkan risiko terjadinya endometriosis adalah memiliki rahim yang abnormal, melahirkan pertama kali pada usia di atas 30 tahun dan kulit putih.
4.      Endometriosis diperkirakan terjadi pada 10-15% wanita subur yang berusia 25-44 tahun, 25-50% wanita mandul dan bisa juga terjadi pada usia remaja. Endometriosis yang berat bisa menyebabkan kemandulan karena menghalangi jalannya sel telur dari ovarium ke rahim.

B.   Etiologi
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi beberapa ahli mengemukakan teori berikut:
1.      Teori menstruasi retrograd (menstruasi yang bergerak mundur). 
Sel-sel endometrium yang dilepaskan pada saat menstruasi bergerak mundur ke tuba falopii lalu masuk ke dalam panggul atau perut dan tumbuh di dalam rongga panggul/perut.
2.      Teori sistem kekebalan.
Kelainan sistem kekebalan menyebabkan jaringan menstruasi tumbuh di daerah selain rahim.
3.      Teori genetik
Keluarga tertentu memiliki faktor tertentu yang menyebabkan kepekaan yang tinggi terhadap endometriosis.





C.   Faktor Resiko
Resiko tinggi terjadinya endometriosis ditemukan pada
1.      Wanita yang ibu atau saudara perempuannya menderita endometriosis
2.      Wanita yang siklus menstruasinya 27 hari atau kurang
3.      Wanita yang mengalami menarke (menstruasi pertama) terjadi lebih awal
4.      Wanita yang biasa mengalami menstruasi selama 7 hari atau lebih
5.      Wanita yang mengalami orgasme ketika menstruasi

D.   Manifestasi Klinis
1.     Nyeri di perut bagian bawah dan di daerah panggul
2.     Menstruasi yang tidak teratur (misalnya spotting sebelum menstruasi)
3.     Kemandulan
4.     Dispareunia (nyeri ketika melakukan hubungan seksual).

E.    Pemeriksaan Diagnostik
1.     Laparoskopi
2.     Biopsi endometrium
3.     USG rahim
4.     Barium enema
5.     CT scan atau MRI perut.

F.    Pembedahan
Pada endometriosis sedang atau berat mungkin perlu dilakukan pembedahan. Endometriosis diangkat sebanyak mungkin, yang seringkali dilakukan pada prosedur laparoskopi. Pembedahan biasanya dilakukan pada kasus berikut :
1.      Bercak jaringan endometrium memiliki garis tengah yang lebih besar dari 3,8-5 cm
2.      Perlengketan yang berarti di perut bagian bawah atau panggul
3.      Jaringan endometrium menyumbat salah satu atau kedua tuba
4.      Jaringan endometrium menyebabkan nyeri perut atau panggul yang sangat hebat, yang tidak dapat diatasi dengan obat-obatan.
5.      Untuk membuang jaringan endometrium kadang digunakan elektrokauter atau sinar laser. Tetapi pembedahan hanya merupakan tindakan sementara, karena endometriosis sering berulang.
6.      Ovarektomi (pengangkatan ovarium) dan histerektomi (pengangkatan rahim) hanya dilakukan jika nyeri perut atau panggul tidak dapat dihilangkan dengan obat-obatan dan penderita tidak ada rencana untuk hamil lagi.
7.      Setelah pembedahan, diberikan terapi sulih estrogen. Terapi bisa dimulai segera setelah pembedahan atau jika jaringan endometrium yang tersisa masih banyak, maka terapi baru dilakukan 4-6 bulan setelah pembedahan.

G.   Pengobatan
Pilihan pengobatan untuk endometriosis :
1.     Obat-obatan yang menekan aktivitas ovarium dan memperlambat pertumbuhan jaringan endometrium
2.     Pembedahan untuk membuang sebanyak mungkin endometriosis
3.     Kombinasi obat-obatan dan pembedahan
4.     Histerektomi, seringkali disertai dengan pengangkatan tuba falopii dan ovarium.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar