Sabtu, 28 Februari 2015

GANGGUAN HAID


A.   Pengertian gangguan haid
       Gangguan haid adalah perdarahan haid yang tidak normal dalam hal : panjang siklus haid, lama haid, dan jumlah darah haid. Melibatkan hipotalamus, hipofisis, ovarium dan endometrium

B.   Fisiologi haid normal :
1.      Berlangsung antara 25-35 hari atau 21-31 hari
2.      Estrogen dihasilkan oleh follikel dan korpus luteum
3.      Peningkatan Estrogen pada midsiklus → lonjakan LH → ovulasi
4.      Peningkatan dihasilkan hanya oleh korpus luteum
5.      Korpus luteum ada hanya jika terjadi ovulasi
6.      Umur korpus luteum ±10-14 hr
7.      Fase luteal atau fase sekresi ±14 hr (hampir selalu tetap)
8.      Fase folikulogenesis atau Fase proliferasi variasi antara 7-21hr

C.   Klasifikasi gangguan haid
Digolongkan dalam :
1.         Kelainan panjang siklus (N=21-35hr):
a.         Polimenore (sering) jika haid terjadi kurang 21 hari
b.         Oligomenore (jarang) jika haid terjadi lebih dari 35 hari
c.         Amenore (tidak haid) → jika haid tidak terjadi selama 3 bln berturut – turut
2.         Kelainan banyaknya haid (Normalnya darah haid = ±80ml):
a.          Hipermenore (banyak) jika darah haid lebih 80ml
b.         Hipomenore (sedikit) jika darah haid kurang dari 80ml
3.         Kelainan lama haid (Normalnya lama haid  3 – 7 hari):
a.         Menoragi (memanjang) jika lama haid lebih 7 hari
b.         Brakimenore (memendek) jika lama haid kurang dari 3 hari
4.         Metroragi (jika haid terjadi diluar siklus normal
5.         Perdarahan bercak
a.         Premenstrual spotting
b.         Postmenstrual spotting
6.         Perdarahan uterus disfungsional

D.   Macam-macam gangguan Pada Waktu Haid :
1.     Amenore
Amenorea adalah keadaaan tidak terjadinya haid pada seorang wanita. Hal tersebut normal terjadi pada masa sebelum pubertas, kehamilan dan menyusui, dan setelah menopause.
a.       Amenorea sendiri terbagi dua, yaitu:
1)    Amenorea primer, yaitu keadaan tidak terjadinya haid pada wanita usia 16 tahun.
2)    Amenorea sekunder, yaitu tidak terjadinya haid selama 3 siklus (pada kasus oligomenorea/jumlah darah haid sedikit), atau 6 siklus setelah sebelumnya mendapatkan siklus haid biasa.
b.      Penyebab
1)      Penyebab tersering dari amenorea primer adalah :
a.       Pubertas terlambat
b.       Kegagalan dari fungsi indung telur
c.        Agenesis uterovaginal (tidak tumbuhnya organ rahim dan vagina)
d.       Gangguan pada susunan saraf pusat
e.        Himen imperforata yang menyebabkan sumbatan keluarnya darah haid, dapat dipikirkan apabila wanita memiliki rahim dan vagina normal
2)      Penyebab terbanyak dari amenorea sekunder adalah kehamilan, setelah kehamilan, menyusui, dan penggunaan metode kontrasepsi. Jika sebab-sebab tersebut bisa disingkirkan, maka penyebab lainnya adalah:
a.       Obat-obatan
b.       Stres dan depresi
c.        Nutrisi yang kurang, penurunan berat badan berlebihan, olahraga berlebihan, obesitas
d.       Gangguan hipotalamus dan hipofisis
e.        Gangguan indung telur
f.        Penyakit kronik
c.       Tanda dan Gejala
Tanda amenorea adalah tidak didapatkannya haid pada usia 16 tahun, dengan atau tanpa perkembangan seksual sekunder (perkembangan payudara, perkembangan rambut pubis), atau kondisi dimana wanita tersebut tidak mendapatkan haid padahal sebelumnya sudah pernah mendapatkan haid. Gejala lainnya tergantung dari apa yang menyebabkan terjadinya amenorea.

2.      Oligomenorea
Definisi oligomenore adalah panjang siklus haid lebih dari 35 hari (normal 21-35 hari) dan kurang dari 3 bulan. Keadaan oligomenore umumnya adalah siklus ovulator sehingga fertilitas tidak terganggu.
Oligomenorea merupakan suatu keadaan dimana siklus haid memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama. Wanita yang mengalami oligomenorea akan mengalami haid yang lebih jarang daripada biasanya. Namun, jika berhentinya siklus haid berlangsung lebih dari 3 bulan, maka kondisi tersebut dikenal sebagai amenorea sekunder.
a.       Penyebab
1)      Oligomenorea biasanya terjadi akibat adanya gangguan keseimbangan hormonal pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium. Gangguan hormon tersebut menyebabkan lamanya siklus haid normal menjadi memanjang, sehingga haid menjadi lebih jarang terjadi.
2)      Oligomenorea sering terjadi pada 3-5 tahun pertama setelah haid pertama ataupun beberapa tahun menjelang terjadinya menopause.
3)      Oligomenorea yang terjadi pada masa-masa itu merupakan variasi normal yang terjadi karena kurang baiknya koordinasi antara hipotalamus, hipofisis dan ovarium pada awal terjadinya haid pertama dan menjelang terjadinya menopause, sehingga timbul gangguan keseimbangan hormon dalam tubuh.
b.      Disamping itu, oligomenorea dapat juga terjadi pada :
1)       Gangguan indung telur, misal : Sindrome Polikistik Ovarium (PCOS)
2)       Stres dan depresi
3)       Sakit kronik
4)       Pasien dengan gangguan makan (seperti anorexia nervosa, bulimia)
5)       Penurunan berat badan berlebihan
6)       Olahraga berlebihan, misal atlit
7)       Adanya tumor yang melepaskan estrogen
8)       Adanya kelainan pada struktur rahim atau serviks yang menghambat pengeluaran darah haid
9)       Penggunaan obat-obatan tertentu

                        Umumnya oligomenorea tidak menyebabkan masalah, namun pada beberapa kasus, dapat menyebabkan gangguan kesuburan. Pemeriksaan ke dokter kandungan harus dilakukan ketika oligomenorea berlangsung lebih dari 3 bulan dan mulai menimbulkan gangguan kesuburan.
c.       Kausa
a)      Fase folikuler memanjang
b)      Fase sekresi memanjang                   
d.      Penanganan
a)      Tidak diberikan pengobatan jika tipe perdarahan teratur
b)      Indukasi ovulasi diberikan jika tipe perdarahan memanjang

3.      Polimenorea
Definisi polimenore adalah panjang siklus haid kurang dari 21 hari (normal 21-35). Keadaan polimenore bisanya terjadi pada siklus ovulatoar maupun pada siklus anovulatoar.
            Ketika seorang wanita mengalami siklus haid yang lebih sering (siklus haid yang lebih singkat dari 21 hari), hal ini dikenal dengan istilah polimenorea. Wanita dengan polimenorea akan mengalami haid hingga dua kali atau lebih dalam sebulan, dengan pola yang teratur dan jumlah perdarahan yang relatif sama atau lebih banyak dari biasanya.
            Polimenorea harus dapat dibedakan dari metroragia. Metroragia merupakan suatu perdarahan iregular yang terjadi di antara dua waktu haid. Pada metroragia, haid terjadi dalam waktu yang lebih singkat dengan darah yang dikeluarkan lebih sedikit.
a.       Penyebab
1)      Timbulnya haid yang lebih sering ini tentunya akan menimbulkan kekhawatiran pada wanita yang mengalaminya. Polimenorea dapat terjadi akibat adanya ketidakseimbangan sistem hormonal pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium.
2)      Ketidak seimbangan hormon tersebut dapat mengakibatkan gangguan pada proses ovulasi (pelepasan sel telur) atau memendeknya waktu yang dibutuhkan untuk berlangsungnya suatu siklus haid normal sehingga didapatkan haid yang lebih sering. Gangguan keseimbangan hormon dapat terjadi pada :
a)       3-5 tahun pertama setelah haid pertama
b)       Beberapa tahun menjelang menopause
c)       Gangguan indung telur
d)       Stress dan depresi
e)       Pasien dengan gangguan makan (seperti anorexia nervosa, bulimia)
f)        Penurunan berat badan berlebihan
g)       Obesitas
h)       Olahraga berlebihan, misal atlit
i)         Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti antikoagulan, aspirin, NSAID, dll

                        Pada umumnya, polimenorea bersifat sementara dan dapat sembuh dengan sendirinya. Penderita polimenorea harus segera dibawa ke dokter jika polimenorea berlangsung terus menerus. Polimenorea yang berlangsung terus menerus dapat menimbulkan gangguan hemodinamik tubuh akibat darah yang keluar terus menerus. Disamping itu, polimenorea dapat juga akan menimbulkan keluhan berupa gangguan kesuburan karena gangguan hormonal pada polimenorea mengakibatkan gangguan ovulasi (proses pelepasan sel telur). Wanita dengan gangguan ovulasi seringkali mengalami kesulitan mendapatkan keturunan.
b.      Kausa
a)      Anovulasi karena gangguan hormonal
b)      Insufisiensi korpus luteum (fase luteal memendek)
c)      Fase folikuler memendek
c.       Penanganan
a)      Pada kausa anovulasi diberikan induksi ovulasi
b)      Pada insufisiensi korpus luteum diberikan progesteron pada hr 16-25
c)      Pada fase folikuler pendek diberikan estrogen pada hari 3-8

4.      Menoragia atau Hipermenorea
Menoragia atau hipermenorea adalah perdarahan haid yang lebih banyak dari normal (lebih dari 80ml/hari) atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari), kadang disertai dengan bekuan darah sewaktu haid. Siklus haid yang normal berlangsung antara 21-35 hari, selama 2-8 hari dengan jumlah darah haid sekitar 25-80 ml/hari.
a.       Gejala
Penderita menoragia dapat mengalami beberapa gejala seperti :
1)       Perlu mengganti pembalut hampir setiap jam selama beberapa hari berturut-turut
2)       Perlunya mengganti pembalut di malam hari atau pembalut ganda di malam hari
3)       haid berlangsung lebih dari 7 hari
4)       Darah haid dapat berupa gumpalan-gumpalan darah
5)       Haid yang berlangsung berkepanjangan dengan jumlah darah yang terlalu banyak untuk dikeluarkan setiap harinya dapat menyebabkan tubuh kehilangan terlalu banyak darah sehingga memicu terjadinya anemia. Terdapat tanda-tanda anemia, seperti napas lebih pendek, mudah lelah, pucat, kurang konsentrasi, dll.
b.      Penyebab
Timbulnya perdarahan yang berlebihan saat terjadinya haid (menoragia) dapat terjadi akibat beberapa hal, diantaranya :
1)      Adanya kelainan organik, seperti :
a)       infeksi saluran reporduksi
b)       kelainan koagulasi (pembekuan darah), misal : akibat von willebrand disease, kekurangan protrombin, idiopatik trombositopenia purpura (ITP), dll
c)       Disfungsi organ yang menyebabkan terjadinya menoragia seperti gagal hepar atau gagal ginjal. Penyakit hati kronik dapat menyebabkan gangguan dalam menghasilkan faktor pembekuan darah dan menurunkan hormon estrogen.
2)      Kelainan hormon endokrin misal akibat kelainan kelenjar tiroid dan kelenjar adrenal, tumor pituitari, siklus anovulasi, Sindrome Polikistik Ovarium (PCOS), kegemukan, dll
3)      Kelainan anatomi rahim seperti adanya mioma uteri, polip endometrium, hiperplasia endometrium, kanker dinding rahim dan lain sebagainya.
4)      Iatrogenik : misal akibat pemakaian IUD, hormon steroid, obat-obatan kemoterapi, obat-obatan anti-inflamasi dan obat-obatan antikoagulan.

5.      Hipomenorea
Hipomenorea adalah perdarahan haid yang lebih pendek dan atau lebih kurang dari biasa.
a.       Penyebab
Hipomenorea disebabkan oleh karena kesuburan endometrium kurang akibat dari kurang gizi, penyakit menahun maupun gangguan hormonal.

6.      Metroragia
Metroragia adalah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid. Metroragia merupakan suatu perdarahan iregular yang terjadi di antara dua waktu haid. Pada metroragia, haid terjadi dalam waktu yang lebih singkat dengan darah yang dikeluarkan lebih sedikit. Metroragia tidak ada hubungannya dengan haid, namun keadaan ini sering dianggap oleh wanita sebagai haid walaupun hanya berupa bercak

a.       Klasifikasi
1.      Metroragia oleh karena adanya kehamilan, seperti abortus, kehamilan ektopik.
2.      Metroragia diluar kehamilan
b.      Penyebab
1)      Metroragia diluar kehamilan dapat disebabkan oleh luka yang tidak sembuh, carcinoma corpus uteri, carcinoma cervicitis, peradangan dari haemorrhagis (seperti kolpitis haemorrhagia, endometritis haemorrhagia), hormonal.
2)      Perdarahan fungsional :
a)       Perdarahan Anovulatoar, disebabkan oleh psikis, neurogen, hypofiser, ovarial (tumor atau ovarium yang polikistik) dan kelainan gizi, metabolik, penyakit akut maupun kronis.
b)       Perdarahan Ovulatoar, akibat korpus luteum persisten, kelainan pelepasan endometrium, hipertensi, kelainan darah dan penyakit akut ataupun kronis.

E.    Gangguan Yang Berhubungan Dengan Haid
1.     Sindrom pramenstrual/pre menstrual syndrome/pre menstrual tension/pmt (Ketegangan Pra Haid)
Adalah kumpulan gejala akibat perubahan hormonal yang berhubungan dengan siklus saat haid dan ovulasi. Ketegangan sebelum haid terjadi beberapa hari sebelum haid bahkan sampai menstruasi berlangsung. Terjadi karena ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesterom menjelang menstruasi. Pre menstrual tension terjadi pada umur 30-40 tahun.
a.     Penyebab
a)       Tidak seimbang antara hormon estrogen dan progesteron, antara lain defisiensi progesteron
b)       Perbedaan genetik pada sensitivitas reseptor dan sistem pembawa pesan yang menyampaikan pengeluaran hormon seks dalam sel
c)       Gangguan perasaan, faktor kejiwaan, masalah sosial
d)       PMT lebih mudah terjadi pada wanita yang lebih peka terhadap efek siklus hormon ovarium yang normal
b.      Kunjungan pasien ke klinik
1.      Gejala pramenstrual fisiologis
a)      Hanya terjadi pada fase luteal
b)      Hilang total saat menstruasi
c)      Tidak berat dan tidak mengganggu fungsi normal
d)     Sindrom pramenstruasi
e)      Hanya pada fase luteal siklus menstruasi
f)       Hilang total saat menstruasi
g)      Gejala berat menimbulkan efek besar pada fungsi normal dan hubungan  antar pribadi
2.      Eksaserbasi penyakit medis pada premenstruasi
3.      Eksaserbasi penyakit psikologis pada pramenstruasi
4.      PMT yang sudah ada dan penyakit psikologis yang mendasari
a)       Sulit dibedakan
b)       Gejala mereda pada menstruasi tetapi hanya sampai ke tingkat penyakit yang mendasari
5.      Penyakit psikologis nonsiklis
a)       Gejala mirip PMT, tetapi tidak mereda sampai akhir menstruasi
b)       Perlu diagnosis alternatif, antara lain gangguan kepribadian, depresi, penyalahgunaan obat-obatan dan lain-lain.
c.       Gejala
a)       Gejala psikologis yang khas, iritabilitas agresi, ketegangan, depresi, mood berubah-ubah, perasaan lepas kendali, emosi yang labil
b)       Gejala klinik dari pre menstrual tension adalah gangguan emosional; gelisah, susah tidur; perut kembung, mual muntah; payudara tegang dan sakit; terkadang merasa tertekan
c)       Rasa malas dan mudah lelah
d)       Nafsu makan meningkat, BB bertambah karena tubuh menyimpan air dalam jumlah yang banyak
e)       Gejala fisik yang sering adalah pembengkakan dan nyeri pada payudara, dismenorrhoe (kram perut), sakit kepala, sakit pinggang, pegal-pegal, pingsan
f)        Paling sering menyebabkan distress adalah gejala psikologis
d.      Faktor yang meningkatkan resiko PMT
a)       Wanita yang pernah melahirkan
b)       Status perkawinan
c)       Usia
d)       Stress
e)       Diet
f)        Kekurangan zat gizi

e.       Tipe dan gejala PMT, menurut Dr. Guy E. Abraham
1.      PMT tipe A (anxiety), ditandai dengan adanya rasa cemas, labil, sensitif dan rasa tegang
2.      PMT tipe H (hyperhidration), gejala ditandai pembengkakan, perut kembung, nyeri pada payudara, peningkatan BB
3.      PMT tipe C (craving), ditandai dengan rasa lapar, ingin mengkonsumsi makanan yang manis dan berkarbohidrat
4.      PMT tipe D (depretion), ditandai rasa depresi, ingin menangis, lemah, gangguan tidur, pelupa
f.       Waktu
1.       Pada fase luteal siklus menstruasi dan reda pada akhir menstruasi
2.       Adapula gejala yang timbul beberapa hari segera sebelum menstruasi atau sejak ovulasi langsung melalui fase luteal sampai akhir menstruasi
g.      Dampak
a)       Psikososial (berkurang kinerja, masalah perkawinan, bunuh diri, pembunuhan, pemukulan anak)
b)       Kelainan medis(masalah perilaku, migrain, epilepsi, asma)
h.      Kriteria diagnosis
a)       Terjadi pada fase luteal
b)       Menimbulkan dampak besar pada fungsi normal
c)       Menghilang pada akhir menstruasi
i.        Tujuan Pengobatan
a)       Memperbaiki anomali neuroendokrin
b)       Menekan pemicu di ovarium
j.        Hal-hal yang perlu dilakukan saat mengalami PMT
a)       Mengurangi makanan bergaram, berupa tepung, gula, kafein dan coklat
b)       Meningkatkan makanan tinggi kalsium dan vitamin C seminggu sebelum menstruasi
c)       Konsumsi makanan berserat dan banyak minum air putih
d)       Jika darah yang kelauar banyak, memperbanyak makanan yang emngandung zat besi
k.      Hal-hal yang dilakukan untuk mengatasi sakit/kram perut saat menstruasi
a.       Kompres dengan botol panas pada bagian yang terasa sakit
b.       Mandi air hangat, sebagai aroma terapi menenangkan diri
c.        Minum-minuman hangat yang mengandung kalsium tinggi
d.       Menggosok perut atau pinggang yang sakit
e.        Ambil posisi menungging sehingga rahim tergantung ke bawah dan relaksasi
f.        Tarik nafas dalam-dalam untuk relaksasi
g.        Minum analgetik/obat-obatan yang dinajurkan petugas kesehatan
l.        Pertimbangan pada terapi
a)       Usia pasien dan keinginan untuk hamil dalam waktu dekat atau lama (apakah mememrlukan kontrasepsi, pendekatan yang bersifat kontraseptif ataukah dapat dilakukan histerektomi?)
b)       Beratnya gejala (apakah memerlukan tindakan invasif?)
c)       Wanita mungkin hanya menerima metode non hormon, psikotropik, bedah
d)       Sifat gejala :
1.      SSRI (selevtive serotonin re-uptake inhibitor), efektif untuk gejala psikologis juga somatik
2.      Gejala payudara (evening primrose oil, danazol fase luteal, bromokriptin)
3.      Nyeri (anti inflamasi non steroid)
4.      Gejala somatik terutama kembung berespon terhadap spironolakton
m.    Terapi
Olahraga, perubahan diet (tanpa garam, kopi dan alkohol); mengurangi stress; konsumsi antidepressan bila perlu; menekan fungsi ovulasi dengan kontrasepsi oral, progestin; konsultasi dengan tenaga ahli, KIEM untuk pemeriksaan lebih lanjut.
1)      Terapi non hormon
a)       Anjuran untuk sering mengkonsumsi karbohidrat, tidak ditunjang oleh percobaan
b)       Pemberian B6
c)       Evening primrose oil (untuk gejala pada payudara)
d)       Mineral (Ca dan Mg) mungkin bermanfaat
e)       Terapi alternatif (olahraga dan relaksasi)
f)        Psikoterapi
g)       Obat psikotropik
h)       Diuretik (spironolakton)
i)         Inhibitor Pg (asam mefenamat dan natrium naproksen)
2)   Terapi hormon
a)       Progesteron/progestogen
b)       Estrogen
c)       Danazol
d)       Analog agonis GnRH
e)       Bromokriptin
f)        Pil kontrasepsi oral
n.      Pendekatan bedah
a)       Histerektomi
b)       Ooforektomi

2.     Mastodinia atau Mastalgia
Adalah rasa tegang pada payudara menjelang haid.
a.     penyebab
Disebabkan oleh dominasi
hormon estrogen, sehingga terjadi retensi air dan garam yang disertai hiperemia didaerah payudara.                             

3.     Mittelschmerz (Rasa Nyeri pada Ovulasi)
Adalah rasa sakit yang timbul pada wanita saat ovulasi, berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari di pertengahan siklus menstruasi. Hal ini terjadi karena pecahnya folikel Graff. Lamanya bisa beberapa jam bahkan sampai 2-3 hari. Terkadang Mittelschmerz diikuti oleh perdarahan yang berasal dari proses ovulasi dengan gejala klinis seperti kehamilan ektopik yang pecah.

4.      Nyeri haid (dismenorrhoe)
Pada saat menstruasi perempuan kadang mengalami nyeri. Sifat dan tingkat nyeri bervariasi, tergantung dari ambang batas sakit perempuan tersebut masing-masing. Rasa nyeri yang berlebihan disebut dismenorrhoe.
a.       Nyeri haid ada 2 macam :
a)       Primer, timbul dari haid pertama dan akan hilang sendiri dengan berjalannya waktu, hal ini disebabkan oleh kestabilan hormon dalam tubuh atau posisi rahim setelah menikah dan melahirkan. Gejala ini tidak membahayakan. Gejala ini bisa timbul berlebihan karena dipengaruhi faktor psikis dan fisik (ketahanan tubuh). Dismenor primer umumnya dijumpai pada wanita dengan siklus haid berokulasi.
b)       Sekunder, biasanya baru muncul kemudian, yaitu jika ada penyakit atau kelainan menetap, seperti infeksi rahim, kista, tumor atau kelainan kedudukan rahim. Penyebab tersering dismenor sekunder adalah endometriosisdengan infeksi kronik genitalia internal.

b.      Manifestasi klinis
a)      Dismenore Primer
1.      Usia lebih tua
2.      Timbul setelah terjadinya siklus haid yang teratur
3.      Sering pada nulipara
4.      Nyeri sering terasa sebagai kejang uterus dan spastik
5.      Nyeri timbul mendahului haid dan meningkat pada hati pertama ayau kedua haid
6.      Tidak dijumpai keadaan patologi pelvik
7.      Hanya terjadi pada siklus haid yang ovulatorik
8.      Sering memberikan respon terhadap pengobatan medikal mentosa
9.      Pemeriksaan pelvik normal
10.  Sering disertai nausea (mual), muntah (pomitus), kelelahan, dan nyeri kepala
b)      Dismenore sekunder
1.      Usia lebih tua
2.      Cenderung timbul setelah 2thn siklus haid terakhir
3.      Tidak berhubungan siklus dengan varitas
4.      Nyeri sering terasa terus menerus dan tumpul
5.      Nyeri dimulai saat haid dan meningkat bersamaan dengan keluarnya darah
6.      Berhubungan dengan kelainan pelvik
7.      Tidak berhubungan dengan adanya okulasi
8.      Sering kali memerlukan tindakan operatif

9.      Terdapat kelainan pelvik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar