A. Pengertian gangguan haid
Gangguan haid adalah perdarahan haid yang
tidak normal dalam hal : panjang siklus haid, lama haid, dan jumlah darah haid.
Melibatkan hipotalamus, hipofisis, ovarium dan endometrium
B.
Fisiologi
haid normal :
1.
Berlangsung
antara 25-35 hari atau 21-31 hari
2.
Estrogen
dihasilkan oleh follikel dan korpus luteum
3.
Peningkatan
Estrogen pada midsiklus → lonjakan LH → ovulasi
4.
Peningkatan
dihasilkan hanya oleh korpus luteum
5.
Korpus
luteum ada hanya jika terjadi ovulasi
6.
Umur
korpus luteum ±10-14 hr
7.
Fase
luteal atau fase sekresi ±14 hr (hampir selalu tetap)
8.
Fase
folikulogenesis atau Fase proliferasi variasi antara 7-21hr
C. Klasifikasi gangguan haid
Digolongkan dalam :
1.
Kelainan
panjang siklus (N=21-35hr):
a.
Polimenore
(sering) jika haid terjadi kurang 21 hari
b.
Oligomenore
(jarang) jika haid terjadi lebih dari 35 hari
c.
Amenore
(tidak haid) → jika haid tidak terjadi selama 3 bln berturut – turut
2.
Kelainan
banyaknya haid (Normalnya darah haid = ±80ml):
a.
Hipermenore
(banyak) jika darah haid lebih 80ml
b.
Hipomenore
(sedikit) jika darah haid kurang dari 80ml
3.
Kelainan
lama haid (Normalnya lama haid 3 – 7 hari):
a.
Menoragi
(memanjang) jika lama haid lebih 7 hari
b.
Brakimenore
(memendek) jika lama haid kurang dari 3 hari
4.
Metroragi
(jika haid terjadi diluar siklus normal
5.
Perdarahan
bercak
a.
Premenstrual
spotting
b.
Postmenstrual
spotting
6.
Perdarahan
uterus disfungsional
D.
Macam-macam
gangguan Pada Waktu Haid :
1.
Amenore
Amenorea
adalah keadaaan tidak terjadinya haid pada seorang wanita. Hal tersebut normal
terjadi pada masa sebelum pubertas, kehamilan dan menyusui, dan setelah
menopause.
a.
Amenorea
sendiri terbagi dua, yaitu:
1)
Amenorea
primer, yaitu keadaan tidak terjadinya haid pada wanita usia 16 tahun.
2)
Amenorea
sekunder, yaitu tidak terjadinya haid selama 3 siklus (pada kasus
oligomenorea/jumlah darah haid sedikit), atau 6 siklus setelah sebelumnya
mendapatkan siklus haid biasa.
b. Penyebab
1)
Penyebab
tersering dari amenorea primer adalah :
a.
Pubertas
terlambat
b.
Kegagalan
dari fungsi indung telur
c.
Agenesis
uterovaginal (tidak tumbuhnya organ rahim dan vagina)
d.
Gangguan
pada susunan saraf pusat
e.
Himen
imperforata yang menyebabkan sumbatan keluarnya darah haid, dapat dipikirkan apabila
wanita memiliki rahim dan vagina normal
2) Penyebab terbanyak dari amenorea sekunder adalah
kehamilan, setelah kehamilan, menyusui, dan penggunaan metode kontrasepsi. Jika
sebab-sebab tersebut bisa disingkirkan, maka penyebab lainnya adalah:
a.
Obat-obatan
b.
Stres
dan depresi
c.
Nutrisi
yang kurang, penurunan berat badan berlebihan, olahraga berlebihan, obesitas
d.
Gangguan
hipotalamus dan hipofisis
e.
Gangguan
indung telur
f.
Penyakit
kronik
c. Tanda dan Gejala
Tanda amenorea adalah tidak didapatkannya haid pada
usia 16 tahun, dengan atau tanpa perkembangan seksual sekunder (perkembangan
payudara, perkembangan rambut pubis), atau kondisi dimana wanita tersebut tidak
mendapatkan haid padahal sebelumnya sudah pernah mendapatkan haid. Gejala
lainnya tergantung dari apa yang menyebabkan terjadinya amenorea.
2. Oligomenorea
Definisi oligomenore adalah panjang siklus haid
lebih dari 35 hari (normal 21-35 hari) dan kurang dari 3 bulan. Keadaan
oligomenore umumnya adalah siklus ovulator sehingga fertilitas tidak terganggu.
Oligomenorea merupakan suatu keadaan dimana siklus
haid memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama.
Wanita yang mengalami oligomenorea akan mengalami haid yang lebih jarang
daripada biasanya. Namun, jika berhentinya siklus haid berlangsung lebih dari 3
bulan, maka kondisi tersebut dikenal sebagai amenorea sekunder.
a. Penyebab
1) Oligomenorea biasanya terjadi akibat adanya
gangguan keseimbangan hormonal pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium.
Gangguan hormon tersebut menyebabkan lamanya siklus haid normal menjadi
memanjang, sehingga haid menjadi lebih jarang terjadi.
2) Oligomenorea sering terjadi pada 3-5 tahun pertama
setelah haid pertama ataupun beberapa tahun menjelang terjadinya menopause.
3) Oligomenorea yang terjadi pada masa-masa itu
merupakan variasi normal yang terjadi karena kurang baiknya koordinasi antara
hipotalamus, hipofisis dan ovarium pada awal terjadinya haid pertama dan
menjelang terjadinya menopause, sehingga timbul gangguan keseimbangan hormon
dalam tubuh.
b.
Disamping
itu, oligomenorea dapat juga terjadi pada :
1)
Gangguan
indung telur, misal : Sindrome Polikistik Ovarium (PCOS)
2)
Stres
dan depresi
3)
Sakit
kronik
4)
Pasien
dengan gangguan makan (seperti anorexia nervosa, bulimia)
5)
Penurunan
berat badan berlebihan
6)
Olahraga
berlebihan, misal atlit
7)
Adanya
tumor yang melepaskan estrogen
8)
Adanya
kelainan pada struktur rahim atau serviks yang menghambat pengeluaran darah
haid
9)
Penggunaan
obat-obatan tertentu
Umumnya oligomenorea
tidak menyebabkan masalah, namun pada beberapa kasus, dapat menyebabkan
gangguan kesuburan. Pemeriksaan ke dokter kandungan harus dilakukan ketika
oligomenorea berlangsung lebih dari 3 bulan dan mulai menimbulkan gangguan
kesuburan.
c.
Kausa
a)
Fase
folikuler memanjang
b)
Fase
sekresi memanjang
d.
Penanganan
a)
Tidak
diberikan pengobatan jika tipe perdarahan teratur
b)
Indukasi
ovulasi diberikan jika tipe perdarahan memanjang
3. Polimenorea
Definisi polimenore adalah panjang siklus haid
kurang dari 21 hari (normal 21-35). Keadaan polimenore bisanya terjadi pada
siklus ovulatoar maupun pada siklus anovulatoar.
Ketika
seorang wanita mengalami siklus haid yang lebih sering (siklus haid yang lebih
singkat dari 21 hari), hal ini dikenal dengan istilah polimenorea. Wanita
dengan polimenorea akan mengalami haid hingga dua kali atau lebih dalam
sebulan, dengan pola yang teratur dan jumlah perdarahan yang relatif sama atau
lebih banyak dari biasanya.
Polimenorea
harus dapat dibedakan dari metroragia. Metroragia merupakan suatu perdarahan iregular
yang terjadi di antara dua waktu haid. Pada metroragia, haid terjadi dalam
waktu yang lebih singkat dengan darah yang dikeluarkan lebih sedikit.
a. Penyebab
1) Timbulnya haid yang lebih sering ini tentunya akan
menimbulkan kekhawatiran pada wanita yang mengalaminya. Polimenorea dapat
terjadi akibat adanya ketidakseimbangan sistem hormonal pada aksis
hipotalamus-hipofisis-ovarium.
2)
Ketidak
seimbangan hormon tersebut dapat mengakibatkan gangguan pada proses ovulasi
(pelepasan sel telur) atau memendeknya waktu yang dibutuhkan untuk
berlangsungnya suatu siklus haid normal sehingga didapatkan haid yang lebih
sering. Gangguan keseimbangan hormon dapat terjadi pada :
a)
3-5
tahun pertama setelah haid pertama
b)
Beberapa
tahun menjelang menopause
c)
Gangguan
indung telur
d)
Stress
dan depresi
e)
Pasien
dengan gangguan makan (seperti anorexia nervosa, bulimia)
f)
Penurunan
berat badan berlebihan
g)
Obesitas
h)
Olahraga
berlebihan, misal atlit
i)
Penggunaan
obat-obatan tertentu, seperti antikoagulan, aspirin, NSAID, dll
Pada
umumnya, polimenorea bersifat sementara dan dapat sembuh dengan sendirinya.
Penderita polimenorea harus segera dibawa ke dokter jika polimenorea
berlangsung terus menerus. Polimenorea yang berlangsung terus menerus dapat
menimbulkan gangguan hemodinamik tubuh akibat darah yang keluar terus menerus.
Disamping itu, polimenorea dapat juga akan menimbulkan keluhan berupa gangguan
kesuburan karena gangguan hormonal pada polimenorea mengakibatkan gangguan
ovulasi (proses pelepasan sel telur). Wanita dengan gangguan ovulasi seringkali
mengalami kesulitan mendapatkan keturunan.
b.
Kausa
a)
Anovulasi
karena gangguan hormonal
b)
Insufisiensi
korpus luteum (fase luteal memendek)
c)
Fase
folikuler memendek
c.
Penanganan
a)
Pada
kausa anovulasi diberikan induksi ovulasi
b)
Pada
insufisiensi korpus luteum diberikan progesteron pada hr 16-25
c)
Pada
fase folikuler pendek diberikan estrogen pada hari 3-8
4. Menoragia atau Hipermenorea
Menoragia atau hipermenorea adalah perdarahan haid
yang lebih banyak dari normal (lebih dari 80ml/hari) atau lebih lama dari
normal (lebih dari 8 hari), kadang disertai dengan bekuan darah sewaktu haid.
Siklus haid yang normal berlangsung antara 21-35 hari, selama 2-8 hari dengan
jumlah darah haid sekitar 25-80 ml/hari.
a. Gejala
Penderita menoragia dapat mengalami beberapa gejala
seperti :
1)
Perlu
mengganti pembalut hampir setiap jam selama beberapa hari berturut-turut
2)
Perlunya
mengganti pembalut di malam hari atau pembalut ganda di malam hari
3)
haid
berlangsung lebih dari 7 hari
4)
Darah
haid dapat berupa gumpalan-gumpalan darah
5)
Haid
yang berlangsung berkepanjangan dengan jumlah darah yang terlalu banyak untuk
dikeluarkan setiap harinya dapat menyebabkan tubuh kehilangan terlalu banyak
darah sehingga memicu terjadinya anemia. Terdapat tanda-tanda anemia, seperti
napas lebih pendek, mudah lelah, pucat, kurang konsentrasi, dll.
b. Penyebab
Timbulnya
perdarahan yang berlebihan saat terjadinya haid (menoragia) dapat terjadi
akibat beberapa hal, diantaranya :
1) Adanya kelainan organik, seperti :
a)
infeksi
saluran reporduksi
b)
kelainan
koagulasi (pembekuan darah), misal : akibat von willebrand disease, kekurangan
protrombin, idiopatik trombositopenia purpura (ITP), dll
c)
Disfungsi
organ yang menyebabkan terjadinya menoragia seperti gagal hepar atau gagal
ginjal. Penyakit hati kronik dapat menyebabkan gangguan dalam menghasilkan
faktor pembekuan darah dan menurunkan hormon estrogen.
2)
Kelainan
hormon endokrin misal akibat kelainan kelenjar tiroid dan kelenjar adrenal,
tumor pituitari, siklus anovulasi, Sindrome Polikistik Ovarium (PCOS),
kegemukan, dll
3)
Kelainan
anatomi rahim seperti adanya mioma uteri, polip endometrium, hiperplasia
endometrium, kanker dinding rahim dan lain sebagainya.
4)
Iatrogenik
: misal akibat pemakaian IUD, hormon steroid, obat-obatan kemoterapi,
obat-obatan anti-inflamasi dan obat-obatan antikoagulan.
5. Hipomenorea
Hipomenorea adalah perdarahan haid yang lebih
pendek dan atau lebih kurang dari biasa.
a. Penyebab
Hipomenorea disebabkan oleh karena kesuburan
endometrium kurang akibat dari kurang gizi, penyakit menahun maupun gangguan
hormonal.
6. Metroragia
Metroragia adalah perdarahan yang tidak teratur dan
tidak ada hubungannya dengan haid. Metroragia merupakan suatu perdarahan
iregular yang terjadi di antara dua waktu haid. Pada metroragia, haid terjadi
dalam waktu yang lebih singkat dengan darah yang dikeluarkan lebih sedikit.
Metroragia tidak ada hubungannya dengan haid, namun keadaan ini sering dianggap
oleh wanita sebagai haid walaupun hanya berupa bercak
a.
Klasifikasi
1.
Metroragia
oleh karena adanya kehamilan, seperti abortus, kehamilan ektopik.
2.
Metroragia
diluar kehamilan
b.
Penyebab
1)
Metroragia
diluar kehamilan dapat disebabkan oleh luka yang tidak sembuh, carcinoma corpus
uteri, carcinoma cervicitis, peradangan dari haemorrhagis (seperti kolpitis
haemorrhagia, endometritis haemorrhagia), hormonal.
2)
Perdarahan
fungsional :
a)
Perdarahan
Anovulatoar, disebabkan oleh psikis, neurogen, hypofiser, ovarial (tumor atau
ovarium yang polikistik) dan kelainan gizi, metabolik, penyakit akut maupun
kronis.
b)
Perdarahan
Ovulatoar, akibat korpus luteum persisten, kelainan pelepasan endometrium,
hipertensi, kelainan darah dan penyakit akut ataupun kronis.
Adalah kumpulan gejala akibat perubahan hormonal
yang berhubungan dengan siklus saat haid dan ovulasi. Ketegangan
sebelum haid
terjadi beberapa hari sebelum haid
bahkan sampai menstruasi
berlangsung. Terjadi karena ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesterom menjelang menstruasi. Pre menstrual tension
terjadi pada umur 30-40 tahun.
a.
Penyebab
a)
Tidak
seimbang antara hormon estrogen dan progesteron, antara lain defisiensi
progesteron
b)
Perbedaan
genetik pada sensitivitas reseptor dan sistem pembawa pesan yang menyampaikan
pengeluaran hormon seks dalam sel
c)
Gangguan
perasaan, faktor kejiwaan, masalah sosial
d)
PMT
lebih mudah terjadi pada wanita yang lebih peka terhadap efek siklus hormon ovarium
yang normal
b.
Kunjungan
pasien ke klinik
1.
Gejala
pramenstrual fisiologis
a)
Hanya
terjadi pada fase luteal
b)
Hilang
total saat menstruasi
c)
Tidak
berat dan tidak mengganggu fungsi normal
d) Sindrom pramenstruasi
e)
Hanya
pada fase luteal siklus menstruasi
f)
Hilang
total saat menstruasi
g)
Gejala
berat menimbulkan efek besar pada fungsi normal dan hubungan antar
pribadi
2.
Eksaserbasi
penyakit medis pada premenstruasi
3.
Eksaserbasi
penyakit psikologis pada pramenstruasi
4.
PMT
yang sudah ada dan penyakit psikologis yang mendasari
a)
Sulit
dibedakan
b)
Gejala
mereda pada menstruasi tetapi hanya sampai ke tingkat penyakit yang mendasari
5. Penyakit psikologis nonsiklis
a)
Gejala
mirip PMT, tetapi tidak mereda sampai akhir menstruasi
b)
Perlu
diagnosis alternatif, antara lain gangguan kepribadian, depresi, penyalahgunaan
obat-obatan dan lain-lain.
c. Gejala
a)
Gejala
psikologis yang khas, iritabilitas agresi, ketegangan, depresi, mood
berubah-ubah, perasaan lepas kendali, emosi yang labil
b)
Gejala klinik dari pre menstrual tension
adalah gangguan
emosional; gelisah, susah tidur; perut
kembung, mual
muntah; payudara tegang dan sakit; terkadang merasa tertekan
c)
Rasa
malas dan mudah lelah
d)
Nafsu
makan meningkat, BB bertambah karena tubuh menyimpan air dalam jumlah yang
banyak
e)
Gejala
fisik yang sering adalah pembengkakan dan nyeri pada payudara, dismenorrhoe
(kram perut), sakit kepala, sakit pinggang, pegal-pegal, pingsan
f)
Paling
sering menyebabkan distress adalah gejala psikologis
d. Faktor yang meningkatkan resiko PMT
a)
Wanita
yang pernah melahirkan
b)
Status
perkawinan
c)
Usia
d)
Stress
e)
Diet
f)
Kekurangan
zat gizi
e. Tipe dan gejala PMT, menurut Dr. Guy E. Abraham
1.
PMT
tipe A (anxiety), ditandai dengan adanya rasa cemas, labil, sensitif dan rasa
tegang
2.
PMT
tipe H (hyperhidration), gejala ditandai pembengkakan, perut kembung, nyeri
pada payudara, peningkatan BB
3.
PMT
tipe C (craving), ditandai dengan rasa lapar, ingin mengkonsumsi makanan yang
manis dan berkarbohidrat
4.
PMT
tipe D (depretion), ditandai rasa depresi, ingin menangis, lemah, gangguan
tidur, pelupa
f. Waktu
1.
Pada
fase luteal siklus menstruasi dan reda pada akhir menstruasi
2.
Adapula
gejala yang timbul beberapa hari segera sebelum menstruasi atau sejak ovulasi
langsung melalui fase luteal sampai akhir menstruasi
g. Dampak
a)
Psikososial
(berkurang kinerja, masalah perkawinan, bunuh diri, pembunuhan, pemukulan anak)
b)
Kelainan
medis(masalah perilaku, migrain, epilepsi, asma)
h. Kriteria diagnosis
a)
Terjadi
pada fase luteal
b)
Menimbulkan
dampak besar pada fungsi normal
c)
Menghilang
pada akhir menstruasi
i.
Tujuan
Pengobatan
a)
Memperbaiki
anomali neuroendokrin
b)
Menekan
pemicu di ovarium
j.
Hal-hal
yang perlu dilakukan saat mengalami PMT
a)
Mengurangi
makanan bergaram, berupa tepung, gula, kafein dan coklat
b)
Meningkatkan
makanan tinggi kalsium dan vitamin C seminggu sebelum menstruasi
c)
Konsumsi
makanan berserat dan banyak minum air putih
d)
Jika
darah yang kelauar banyak, memperbanyak makanan yang emngandung zat besi
k. Hal-hal yang dilakukan untuk mengatasi sakit/kram
perut saat menstruasi
a.
Kompres
dengan botol panas pada bagian yang terasa sakit
b.
Mandi
air hangat, sebagai aroma terapi menenangkan diri
c.
Minum-minuman
hangat yang mengandung kalsium tinggi
d.
Menggosok
perut atau pinggang yang sakit
e.
Ambil
posisi menungging sehingga rahim tergantung ke bawah dan relaksasi
f.
Tarik
nafas dalam-dalam untuk relaksasi
g.
Minum
analgetik/obat-obatan yang dinajurkan petugas kesehatan
l.
Pertimbangan
pada terapi
a)
Usia
pasien dan keinginan untuk hamil dalam waktu dekat atau lama (apakah
mememrlukan kontrasepsi, pendekatan yang bersifat kontraseptif ataukah dapat
dilakukan histerektomi?)
b)
Beratnya
gejala (apakah memerlukan tindakan invasif?)
c)
Wanita
mungkin hanya menerima metode non hormon, psikotropik, bedah
d)
Sifat
gejala :
1.
SSRI
(selevtive serotonin re-uptake inhibitor), efektif untuk gejala psikologis juga
somatik
2.
Gejala
payudara (evening primrose oil, danazol fase luteal, bromokriptin)
3.
Nyeri
(anti inflamasi non steroid)
4.
Gejala
somatik terutama kembung berespon terhadap spironolakton
m.
Terapi
Olahraga, perubahan diet (tanpa garam, kopi dan alkohol); mengurangi stress; konsumsi antidepressan bila perlu; menekan fungsi ovulasi dengan kontrasepsi oral, progestin; konsultasi dengan tenaga ahli, KIEM untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Olahraga, perubahan diet (tanpa garam, kopi dan alkohol); mengurangi stress; konsumsi antidepressan bila perlu; menekan fungsi ovulasi dengan kontrasepsi oral, progestin; konsultasi dengan tenaga ahli, KIEM untuk pemeriksaan lebih lanjut.
1)
Terapi
non hormon
a)
Anjuran
untuk sering mengkonsumsi karbohidrat, tidak ditunjang oleh percobaan
b)
Pemberian
B6
c)
Evening
primrose oil (untuk gejala pada payudara)
d)
Mineral
(Ca dan Mg) mungkin bermanfaat
e)
Terapi
alternatif (olahraga dan relaksasi)
f)
Psikoterapi
g)
Obat
psikotropik
h)
Diuretik
(spironolakton)
i)
Inhibitor
Pg (asam mefenamat dan natrium naproksen)
2) Terapi hormon
a)
Progesteron/progestogen
b)
Estrogen
c)
Danazol
d)
Analog
agonis GnRH
e)
Bromokriptin
f)
Pil
kontrasepsi oral
n. Pendekatan bedah
a)
Histerektomi
b)
Ooforektomi
2. Mastodinia atau Mastalgia
a. penyebab
Disebabkan oleh dominasi hormon estrogen, sehingga terjadi retensi air dan garam yang disertai hiperemia didaerah payudara.
Disebabkan oleh dominasi hormon estrogen, sehingga terjadi retensi air dan garam yang disertai hiperemia didaerah payudara.
Adalah rasa sakit yang timbul pada wanita saat ovulasi, berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari di
pertengahan siklus menstruasi.
Hal ini terjadi karena pecahnya folikel Graff. Lamanya bisa beberapa jam bahkan sampai 2-3
hari. Terkadang Mittelschmerz diikuti oleh perdarahan yang berasal dari proses ovulasi dengan gejala klinis seperti kehamilan
ektopik yang pecah.
4.
Nyeri
haid (dismenorrhoe)
Pada
saat menstruasi perempuan kadang mengalami nyeri. Sifat dan tingkat nyeri
bervariasi, tergantung dari ambang batas sakit perempuan tersebut
masing-masing. Rasa nyeri yang berlebihan disebut dismenorrhoe.
a. Nyeri haid ada 2 macam :
a)
Primer,
timbul dari haid pertama dan akan hilang sendiri dengan berjalannya waktu, hal
ini disebabkan oleh kestabilan hormon dalam tubuh atau posisi rahim setelah
menikah dan melahirkan. Gejala ini tidak membahayakan. Gejala ini bisa timbul
berlebihan karena dipengaruhi faktor psikis dan fisik (ketahanan tubuh).
Dismenor primer umumnya dijumpai pada wanita dengan siklus haid berokulasi.
b)
Sekunder,
biasanya baru muncul kemudian, yaitu jika ada penyakit atau kelainan menetap,
seperti infeksi rahim, kista, tumor atau kelainan kedudukan rahim. Penyebab tersering dismenor sekunder adalah endometriosisdengan
infeksi kronik genitalia internal.
b.
Manifestasi
klinis
a)
Dismenore
Primer
1.
Usia
lebih tua
2.
Timbul
setelah terjadinya siklus haid yang teratur
3.
Sering
pada nulipara
4.
Nyeri
sering terasa sebagai kejang uterus dan spastik
5.
Nyeri
timbul mendahului haid dan meningkat pada hati pertama ayau kedua haid
6.
Tidak
dijumpai keadaan patologi pelvik
7.
Hanya
terjadi pada siklus haid yang ovulatorik
8.
Sering
memberikan respon terhadap pengobatan medikal mentosa
9.
Pemeriksaan
pelvik normal
10. Sering disertai nausea (mual), muntah (pomitus),
kelelahan, dan nyeri kepala
b)
Dismenore
sekunder
1.
Usia
lebih tua
2.
Cenderung
timbul setelah 2thn siklus haid terakhir
3.
Tidak
berhubungan siklus dengan varitas
4.
Nyeri
sering terasa terus menerus dan tumpul
5.
Nyeri
dimulai saat haid dan meningkat bersamaan dengan keluarnya darah
6.
Berhubungan
dengan kelainan pelvik
7.
Tidak
berhubungan dengan adanya okulasi
8.
Sering
kali memerlukan tindakan operatif
9.
Terdapat
kelainan pelvik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar