Selasa, 18 November 2014

Karya Puisiku 46

Hengkang dari dunia
menatap abu yang tersisa
berjalan menjauh
berpaling dan ku menghilang

Memandang nyata
dibalik tirai kusam
jiwa ini memberontak
namun apa daya

Menggores tinta
dengan tekanan amarah
yang bergejolak bak api
lembaran suci pun menangis

Semua nyaris mati
menjerit dilubang sempit
sampai udara pun
tak dapat ku temukan

Harapan menjadi kosong
ketika semua mulai berlari
dari jiwa yang butuh
sebuah kesucian alami

Senin, 27 Oktober 2014

Karya Puisiku 45

Duka dibenak ibu
berarti tangis kehidupannya
derita yang dialaminya
adalah sesuatu yang harus dipikulnya

Kadang rasa pedih itu
terbalas oleh sebuah ke khilafan
tetapi ada juga
yang mengaaikan
sungguh murkanya sang Pencipta

Disisi lain..
seorang anak yang sadar akan nakal
terngiang dalam naluri surga
sosok ibu yang selalu
menyucikan tubuh yang sudah suci

Membalas aura kebaikannya
dengan memandikannya
ketika sosok malaikat
sudah mengambil tenang roh mulia
untuk hidup abadi disana

Karya Puisiku 44

Kehidupan sinar pulkadot
membuat banyak arah panah
menunduk dalam pekat
sampai akhirnya
air mata itu hidup

Memilih salah satu pilihan
dengan jutaan resiko menimpa
namun apa yang didapatkan?
masih penat tak karuan

Izinkan aku bertemu malaikat
yang mampu menjawa
seperti apa masa depanku?

Suara tasbih mampu
membangkitkan mata hatiku
dan sekejap hilang
rasa berat
yang menimpa raga ini

Selasa, 24 Juni 2014

Karya Puisiku 43

Bukan aku menjauhimu
tapi, dirimu yang membuatnya
perkataan yang tidak sepantasnya
kau ucapkan
padaku.

Jujur, sakit itu, iyah !
aku merasa tak berguna
jika ada yang mengucapkan itu
inginkan aku mati saja

Maka aku tak ingin dekatmu
untuk melupakan
kalimat yang mengandung setan itu
maafkan !

Dekati aku lagi
buat aku bahagia bersamamu
jika kau inginkan
aku bersamamu
lagi..

Karya Puisiku 42

Sebuah percakapan
menghantarkan pada pertemanan
yang saling mendukung
tak ada kata menikung

Yakinlah...
bahwa kita adalah orang baik
dengan bukti nyata
bukan omong kosong belaka

Maka, semua orangpun
akan berbuat baik pada kita
karena Allah mengizinkan
percayalah..

Tak usah takut
dan tak usah gundah
hadapi dengan bacaan
dan slalu ingatlah padaNya
karena Dia selalu memberi
yang terbaik untuk kita
aamiinn...

Karya Puisiku 41

Ruangan gelap itu
memancarkan setitik cahaya
dari lilin merah besar
dengan bibir yang indah

Mendekati ribuan orang
dan ikut berdendang
terhipnotis oleh alunan nada
yang mengalir keseluruh darah

Telah ku tiup abu-abu
yang menyakiti tubuh
dan ku terbangkan penatku
hingga jiwa terasa kurus

Ini adalah hari terbaik
waktu dimana berpihak padaku
mendampingi disisiku
dan menjaga putih hidupku

Hitam, memang lebih banyak
tapi kata izin !
membuat semuanya layu
karena putih dilindungi
oleh waktu...

Karya Puisiku 40

Sugesti itu muncul
ketika sayup-sayup kehidupan
sudah hampir mati
atau baru saja terbit

Celotehan manusia
menjadi nyata akan hadirnya
ungkapan tak berdosa
kasihanilah..

Sampai saat ini
aku masih membencinya
dengan raut wajah merah
ku tak melihatanya
sakit hati masih membekas

Ketika dirinya melukaiku
ku berjanji takan menolongnya
ketika ia mati
akan ku tertawa
terbahak-bahak

Karya Puisiku 39

Celotehanmu membuatku resah
mengakhiri tanpa ku tau
melanjutkan, aku tak tau
dengan ribuan logika
pada otak manusia yang kepo

Galau? HAHA
takan ku biarkan kata itu
menusuk nadiku ataupun venaku
hanya manusia
yang mencari sensasi saja

Mengertilah pada hidup yang fana ini
meski sulit, memang
semua sudah persetan
pada waktunya
dengan butiran gula putih

Karya Puisiku 38

Semangatku...
akankah kau kembali?
pada lubuk yang gelap ini
menerangi dan merapikan
rasa kecewa yang telah kulakukan?

Mungkin...
kau sudah bersemayam bersamanya
membuat jutaan warna
hingga kau acuhkan
abu-abu hidupmu bersamaku

Akankah...
kau mengingat masa lalu
bersamaku
bandingkanlah, silahkan
tak akan aku marah
tetap akulah pemenangnya

Karya Puisiku 37

Kepingan Hati...

Geli melihat nuansa baru
yang begitu elok
dengan semerbak bumbunya
melintas didepan mata

Risih karena arogannya
yang tak mampu kumiliki
hanya imajinasi penat
dalam bayang semu

Melirik dicelah sinar
menunduk tanda cemas
berdiam dalam lautan logika
konsekuensi hidup

Mengikuti arusnya hidup
meski kerasnya batu
melunturkan emosi hitam
dalam sanubari tak berdosa

Bangkit !! mencari diri
 menjadi seorang multitalenta
yang membuka benak
untuk sekeping emas

Karya Puisiku 36

Kotoran itu masih melekat
pada jiwa sang pemimpi
menghilangkan noda busuk
yang sulit hilang
hingga membuangnya

Mungkin sudah mati?
ataukah hidup dalam remang-remang dunia
yang tak bisa berjalan
hanya dengan satu kaki saja

Kau harus mensucikan lagi
sebelum matahari tenggelam
dan takan kering
apa yang telah kamu basahi
hari ini...

Jumat, 18 April 2014

Karya Puisiku 35

Mereka mendukung
dengan apa yang mereka punya
mereka menangis
dengan seluruh raga yang
terkuras habis
dan akupun menangis
tanpa henti berpikir
apakah mungkin aku bisa
melakukan itu?

Kinerjaku?
tak sebaik orang-orang tinggi
karena adanya cinta?
ataukah aku membutuhkan cinta
untuk menjadi penolong?

Bukan cinta yang kucari
tapi uang dari kinerjaku
untuk membuat orang tersenyum

Planning sudah tertulis lancar
tapi apakah Tuhan
kan berikan implementasi lancar pula?
hanya bisa
pasrah..

Karya Puisiku 34

Mungkin ini yang aku tau
bukan sekedar tau
tapi harus kubuktikan
bantuan manis yang telah diberikan
menjadi pemicu
semakin beratnya
tanggung jawab jati diri ini

Mereka berusaha
mengeluarkan keringat
hingga air matapun kering
terjatuh dalam
nuansa bimbang tak terkendali

Dan aku?
masih berdiri, berpikir
bagaimanakah aku bisa hidup
lebih baik dan lebih tinggi
dari mereka?
sedangkan aku disini
masih memikirkan
apa yang seharusnya
tak aku pikirkan

Rabu, 05 Maret 2014

Karya Puisiku 33

    Sang cerah~
Ketika abu-abu itu menyelimuti
kalbu putihpun seraya berontak
menghembuskan nafas panjang
dan inginkan pergi

Ketika sang cerah mewarnai
abu-abu itu merasa cemburu
dan mempertunjukan kegelapannya
oh.. sang cerah yang malang

Kuatkan hatinya Tuhan
ketika ia tak punya pilihan
dan saat-saat ia merasa sendiri
tanpa teman hati

Harapan selalu mengiringinya
dengan do'a yang kuat
ia masih bertahan hidup
demi sang cerah kembali mewarnai

Karya Puisiku 32

Pagi yang dingin
dengan butiran hujan
nan sejuk
aku terbaring dibawah kehangatan
selimut tebal
dan diatas kenyamanan si empuk

Pagi inipun menggigil
mengharapkan coklat panas
hadir seketika didepan mata
tapi aku hanya menguap sangat lebar
mengantuk..

Kali ini
pagi yang gelap
dengan setitik cahaya
kau temaniku dalam kejauhan
senyumanku hadir didepan layar kaca
memaksaku untuk membuka mata lebar
dan berkata Selamat Pagi

Karya Puisiku 31

Tiupan angin itu menyejukan lara
riukan ombak laut yang biru
membangunkan lamunanku dalam sepi
hidup seperti sendiri

Cahya senja yang redup
dengan kilauan air biru
memancarkan perih pada bulatan mata
hitam dan coklat

Gemuruh yang membawa jiwa
rintikan air mata yang menyayat
membakar relung suci
dan menyimpan jutaan kebencian

Aku mati !
atas bisikan sang raja iblis
mencari celah mata air
yang hidup terhina
dan mati terpuruk

Karya Puisiku 30

      Kisah cinta hitam~
Dinding hitam yang berdiri disana
adalah awal dari kegelapan
hancurnya manusia yang suci
berada dalam naungan dinding itu

Senyum pahit yang mereka lontarkan
akhir dari keterpurukan yang terjadi
halilintar yang bergema
seakan menambah kesan perih
dalam tubuh yang indah ini

Teriakan yang terhina
seakan hilangnya pendengaranku
hingga nyaris terbunuh dalam kaku
hidup yang seakan jalan buntu

Mencari malaikat kecil
yang sudah menjadi bangkai
mencium bau yang tak sedap
membangunkan bulu yang sempat tertidur

Kisah yang amat pedih
dalam cerita hidup seseorang
yang tak tentu arah
dan tangisan anak malang

Karya Puisiku 29

Bayangan itu terus menghampiri
dalam sepinya kalbu yang suci
dengan iringan nada lagu
membawaku pada zaman dimana
aku belum pernah merasakannya

Seperti sakit jiwa yang tersenyum sendiri
meningkatkan kemauan hati
yang ingin secepat kilat
berada dalam manisnya zaman itu

Serontak ku terbangun
dalam nuansa mimpi yang berbeda
oleh gemuurh suara rakyat yang menghina
menerkam dan memaki
hingga semua akan membunuh impianku

Aku masih berjalan dalam hidup ini
meski hati telah menggebu
untuk mengakhiri semuanya
inginku raih mimpiku
sebeluym aku tertidur untuk selamanya
cinta kasih hanya untuk jiwaku sendiri

Karya Puisiku 28

    Musnahnya hati yang membusuk~
Ketika hati mulai frontal
ambisipun kembali meronta
ribuan setan yang terkutuk
menyeruak kemenangan abadi

Jasad yang membusuk
bangun dalam gelapnya gulita
memakan ilalang yang hampir punah
hingga semuanya bersorak
berada ditangan kegelapan

Lahar yang panas
meledakkan kepingan batu api
dan membunuh hati
seorang pemuda yang kucintai

Anjing yang mereka bawa
menanamkan lendir kesiapan
untuk menerkam jiwa yang suci
menjadi hina dan membusuk

Karya Puisiku 27

    Sindiran tak bermakna~
Dalam tawa kusebut nama indah
rayuan yang manja
mengingatkan sosok malaikat kecil
yang singgah dalam hati yang membusuk

Siapa dia cinta ?
merobek rasa hingga hancur
darah yang tergeletak diatas lantai
melumpuhkan ambisi yang terbendung

PERGI !
rasa angkuh yang kau miliki
memutarkan syaraf otakku
yang tak bergerak
hingga darah putih itu
menjadi hitam pekat

Minggu, 02 Februari 2014

Karya Puisiku 26

Bila cahaya berjanji menyinari pekatku
akankah ia kembali untukku?
dalam penat sellau ku bertanya
dia, kembali untukku atau datang padanya?

O Tuhan.. Pencipta cahaya
penuh kilauan cahaya dalam dinding raga
memberi luka dan dosa terindah
akankah Engkau izinkanku bersamanya?

Jika mentari tak menyinari siang
dan jika bulan tak menyinari malam
naka kau memang tak izinkan
aku untuk bersamanya

Karya Puisiku 25

Kuhirup udara pagi yang sejuk
serta kicauan burung yang merdu
mengiringi alunan gema kemenangan

Meski dengan berat hati
harus ku tinggalkan bulan yang suci ini
dan ku pasrahkan diri ini
kepada sang ILLAHI

Aku datang..
menghadapi hari kemenangan
agar aku lebih bersyukur
padaMu, Tuhan semesta alam

Karya Puisiku 24

Dalam sepiku..
aku terdiam dalam khayalan
ruangan nostalgiapun terbuka lebar
terpancar tangis dan tawa

Perlahan demi perlahan
ku tutup mata ini
agar aku lebih terang
melihat, membayangankan dan menghayal
disetiap adegannya

aku menangis..
ketika semuanya penat
aku menjerit..
ketika awan hitam mendekatiku
dan aku letih..
ketika aku tak bisa bangun dalam derita

Memohon disetiap sujudku
hingga Tuhan mendengar
dan memanggil tawa untukku

Tertutuplah kotak hitam itu
dan terjatuh dalam malamnya gulita
aku bahagia..
akupun membuka mata
tersadar dalam khayalan
dan tersenyum bagai bayi tak berdosa
aku kembali hidup !

Jumat, 31 Januari 2014

Karya Puisiku 23

Bocah kecil yang manis
berjalan dimalam gelap yang sepi
sambil meminum wiski
ia seolah melayang tanpa kaki

Bocah kecil yang manis
tak sadar atas hidupnya
kondisi yang rumit
seolah ia mendatangi kematiannya

Bocah kecil yang manis
mencari setitik cahaya untuk hidup
tapi kini redup kembali
ketika ia kembali pada jalan yang berliku

Bocah kecil yang manis
tak tau arah jalan pulang
pergi dengan seadanya tanpa sedikitpun
dengan hati yang sedih dan hampa

Karya Puisiku 22

Gadis manis itu duduk terdiam
melamun, entah memikirkan apa?
menangis tanapa suara..
mengalir tanpa henti
dari terbitnya sang fajar yang cerah
sampai terbenamnya mentari nan elok

Gadis manis itu berkata pada hatinya
"Tuhan.. aku merindukanMu
aku ingin ada disisiMu
apa kau merinudkanku juga Tuhan?"

Gadis itu mengusapkan air pantai
pada wajahnya yang murung
dan ia melihat dirinya pada air

Tuhan, kapan aku pulang?
aku bosan jauh dariMu
aku ingin pulang !! aku ingin pulang !!
Tuhanku !

Karya Puisiku 21

Alunan nada pun dimulai
dengan berbagai lirik
yang menyentuh relung jiwa
hingga mati dalam diamnya

Gerak pena diatas kertas putih
melampiaskan keputusasaan
pikiranku menjadi pekat
ketika alunan musik iblis itu menghampiri

Goresan kacapun melukai
dan mematikan denyut nadi
memaksakan agar pena terus bergerak
tapi, semuanya tak berfungsi lagi
seketika kertas suci menjadi noda merah

Desahan nafas yang tak beraturan
tatapan muda yang kabur
dan tenaga yang terkuras habis
hanya terucap kata LELAH

Matapun kini tertutp habis
aliran darah yang mengalir
seakan-akan hati berontak dalam diam
dan dari saat ini akupun tertidur

Karya Puisiku 20

Buku kecil yang tak berarti
memenuhi meja belajarku
kupegang dengan acuh
dan mengernyitkan dahi

Mungkin dulu sangat berarti
tapi kini entah apa yang ku kata
tak ada yang special
ketika kamu pergi tanpa hormat
dan membekas kata kecewa

Kulemparkan buku kecil itu
pada tempat yang menjijikan
dan ku bakar dengan cepat
semuanya hangus !

Karya Puisiku 19

Senja yang hilang dari indahnya
berganti ribuan air yang berisik
gelapnya langit
dan bergelegarnya petir menyambar

Hujan yang temani malam
membuat sayup mata yang terbengkalai
hingga sosok api dalam jiwa
terbawa derasnya arus air

Aku mengerti !
sosok bayangan itu melewatiku
dalam khayalan ksoosng

Gema adzanpun berkumandang
berperang melawan penat
hingga nyaris ternbunuh
dalam nafsunya jiwa

Kehangatanpun tiba
ketika aku menangis dihadapanMu
dan menengadah
seraya berkata
"Hentika semua ini !"

Karya Puisiku 18

Angin yang berlari kesana-kesini
awan yang terlihat terang biru
dengan geraknya sayup pohon
tubuh ini terhempas dan menyadarkan

Rumput yang kecil
serta bunga merah muda yang elok
memanggil berbagai kupu-kupu
dan aku tersenyum

Akupun tertidur ditaman itu
bersama seekor kucing putih
yang manja mendekati lenganku
lembut..

Terbangun diindahnya senja
samar-samar mata ini terbuka
dan kucing itu.. kucing gitu??
bersama kucing hitam yang begitu manis

Bahagaianya, sepasang kucing itu
dan aku berjalan dengan air mata
aku sepi dan aku sendiri
mananti sosok untuk temani hatiku

Karya Puisiku 17

Kuhirup embun dipagi November
sambil berjalan santai
ku ni'mati pagi November
dengan semerbak wangi senyuman parfurm
aku ceria \(^_^)/

Kulewati kabut-kabut yang menghalangi
dan kumelihat sorot cahaya
indah dengan kilauannya
aku mengagumi dinginya pagi ini
menghangatkan jiwa
dengan rona wajah hiasi dunia

Semua orang tertuju padaku
dan terpaku pada pesona cantikku
aku hanya tersipu malu
yakin, aku makin ceria

Setiba malam Novemberku
akupun melihat gelapnya malam
yang dihiasi titik terang
aku terpesona..

Karya Puisiku 16

Pikiranku tak terkendali
ketika serbuk abu-abu itu terbang
bersama asap hitam
dengan perasaan gundah

Masih teringat kumulutnya
dan sekumpulan bayangan
tak berguna nan kotor
berputar dalam otak

dan merasuki jiwa
aku menjerit..

Kunyalakan lagi cahaya kecil itu
kuhirup udara virus
menghangatkan esofagus
dan seluruh tubuhku

Berjalan pelan..
melangkahkan kaki yang tak menentu
meniup dan mengeluarkan beban
bersama sahabatku wiski

Karya Puisiku 15

Aku membuka lembaran kertas
yang telah usang dan berdebu
membukanya secara halus
menatapnya dengan setitik cahaya
lalu aku terdiam sejenak

Sebutir air mata telah jatuh
tetesan itu..
menghapuskan tulisan indah
yang tergambar didalamnya

Aku memeluk erat
terjatuh pada kerasnya lantai
menangis, menjerit
seolah-olah aku gila
karena tulisan itu..
menyesal~~

Karya Puisiku 14

Api yang menyala-nyala
angin yang menghembus kencang
dan air yang mengalir deras
itu ada pada dirimu yang nyata

Sandiwara memang perlu dalam hidup
ketika semua kaku terkunci didalam
jeruji yang hina
dan ketika semua keluh kesah
menghampiri dalam keegoisan

ANJING !!
kata yang terucap dalam lisan
seorang hamba Tuhan yang lalai
dalam imannya
ketika melihat mentari telah musnah

Pelangi yang mewarnai hati
memberi ketenangan dalam jiwa
kicauan yang terdengar indah
memberi cahaya untuk lebih dekat
denganNya
iman yang terombang-ambing

Karya Puisiku 13

Kutulis sebuah kalimat
didalam buku harian
seorang anak perempuan
yang ragu dalam hidupnya

Kurangkai kalimat indah
serta icon-icon yang lucu
coretan yang tak jelaspun
memenuhi kertas putih itu

Kuutarakan semua isi hati
agar ia tau inilah hatiku
sesungguhnya hanya bintang
yang temani dan menjawab
perasaan yang kumiliki untuknya

Ku berharap ia bisa bangkit
hidup sempurna bersamaku
lewati hari dan menghidupkan
sebuah harapan yang ia miliki

Kututup semua khayalanku
dimalam ini yang penuh gemerlap
dan terbaring diatas pasir putih
menatap gelap, menutup gelap

Karya Puisiku 12

Aku berdiri kaku digelapnya malam
hanya bayangan setitik cahaya
yang mampu membantuku melihat kedalam
dengan membawa setangkai mawar
aku tertunduk lesu

Kini dia bersamanya
dengan ribuan bunga mawar
yang tersimpan rapih
ditempat nan indah itu

Aku menahan perihnya
luka dan linangan air mata
kusadari tak ada yang sepertimu
dahulu dan sekarang berbeda

Ketika aku berpaling
ia menahan kepergianku
menatap dengan tajam
mendekat dengan hembusan nafas
mencium dengan lembut
dan terlepas, dia pergi lagi !

Karya Puisiku 11

Aku berjalan digelapnya malam
menghampiri keramaian disudut kota
menemui setitik cahaya terang
menghiasi langit-langit
dan tersenyum

Aku terdiam sejenak
memperhatikan seseorang dikejauhan
dengan penuh pesona
ia meluncurkan roket kecil
berhiasi sepercik api

Indah benar bukan main
kurasakan kehangatan jiwa ini
dengan bertepuk tangan meriah
ku berdo'a dalam sukma
berharap lebih baik dari sebelumnya

Dan, aku membutuhkan
sosok teman special
yang selalu ada dan hadir
ketika aku membutuhkan
dan menginginkannya. Amin..

Jumat, 24 Januari 2014

Karya Puisiku 10

Disetiap hembusan angin dingin
aku tertusuk dalam bayangan hampa
yang kini merasuki sekujur tubuhku
aku hilang naluri

Ketika hidup ini mulai goyah
tanpa tawa kecil yang manis
yang berpegang pada sebilah pisau
aku terdiam meratapi

Diam !!! pada keramain
yang penuh sesak
tanpa adaa suara bising yang terdengar
akupun tertidr pulas

Keputusanku hadir lagi
saat sayap-sayap burung
mulai patah dimataku
dan ku terkulai lemas

Ini hidup !! kutau ini hidup
hidup tapi mati
seperti bayangan yang tersesat
dijalanan tanpa anak panah

Karya Puisiku 9

Aku sakit..
ketika kicauan burung mulai berhenti
akupun lebih sakit
saat malam tak ada suara jangkrik menemani

Sakit akan lebih terasa
hingga pada suatu saat
hal semacam ini masih terjadi
tak ada perubahan dari diri ini

Sebodoh apa yang telah kuberikan
melepaskan kupu-kupu menawan
dengan berakhir luka
tanpa melupakan kenangan?

Tak ada lontaran kata indah
dari mulut sang raja
ketika ia membuang makanan busuk
masuk dalam tempat yang kotor

Karya Puisiku 8

Aku tertawa dengan keras
saat hujan mengguyur deras
tepat diatas puncak otakku
dengan terbalut rambut hitam

Aku menjerit dengan gila
melepaskan suara hatiku
melontarka kata-kata yang sukar
dengan riang ku bebakan

Kupu hitam mendekati
mencumbu dengan mesra
pemberontakan hadir tanpa aba-aba
dan menggelamkan hewan kecil

Inikah pertanda?
kegilaanpun merajalela
karena hujan asam tak pernah berhenti
aku lemah..

Karya Puisiku 7

Waktu begitu cepat berlalu
hingga aku seperti tak merasakannya
banyak rasa yang kumiliki
sampai gerlombang tsunamipun
sudah kurasakan

Msih ingatkah kamu
awal dari pertemanan kita?
banyaknya orang yang tak setuju akan hal ini
banyaknya orang yang saling menjatuhkan
tapi kita masih sependapat

Mendukung dan membantu
itulah awal dari pertemanan kita
pertemanan kita berawal dari
kesamaan sebuah pendapat
yang berujung kebersaamaan

Karya Puisiku 6

Tanganku terus bergerak
dengan penuh gemulai
kurangkai kata manis
menjadi sebuah kalimat elok
nan cantik sekira dibaca

Namun ku merasa mengerti
tak ada orang yang kan baca
hanya malaikat dengan sayap
yang membaca sangat pelan

Aku merintih..
perih yang ku alami ini
tak seperti apa yang mereka bilang

Lemah tak berdaya
berdiripun tak sanggup
aku hanya butuh peri hati kecil
yang membaca cerita hidupku

Karya Puisiku 5

Inilah hidup yang penuh kejutan
dari berbagai ekspresi
kutunjukan sebuah hal kecil
yang menggemparkan lara

Mood yng sering fluktuasi
menceritakan kejadian tipis
yang berujung kesal
tanpa menyelesaikan masalah

Kabar dari problema
tanpa harus berpikir lama
Hahaha ku anggap semua benci
dan tak harus melihatnya lagi

Tapi.. itulah awal dari kita
sebuah pertemanan unik
pertemanan yang berawal
dari sebuah pertengkaran sepele

Namun jauh dari dugaan
semaki menginjak tangga tahun
semakin kokoh pula
pertemanan sikap dewasa kita

Karya Puisiku 4

Masih ku ingat memori tempo dulu
yang begitu indah
dengan sebuah canda tawa
meski sempat beragumen
tapi itu hanya sebatas akting belaka
demi sebuah nilai yang baik

Kebersamaan dahulu kala
berasa ada dilubuk hati
pertengkaran kecilpun seakan tak bermakna
menghilang dan terlupakan
hanya karena sebuah waktu
yang memisahkan

Belum kurasakan lagi
sosok kehangatan yang malu
akan sejuknya pagi
dan teriknya mentari dikepala
hadir sesosok sepi yang terpuruk

Hanya tempo dulu
saat bersama-sama
kurasakan hidup tanpa sepi
tapi kini? hanya menjadi lembaran-lembaran
kertas putih yang tertumpah tinta
dan terbakar api merah