Selasa, 20 Oktober 2015

Karya Puisiku 138



Tak ada pertalian darah
Ataupun muatan resmi sipita merah
Semua mengalir seperti air sungai
Berarak mengikuti angin
Dan kadang terhimpit disela bebatuan

Karena aku mengetahui semua itu
Dimana air mengalir ke daratan yang rendah
Tergenang disana abadi
Selama tak ada daratan yang lebih rendah lagi
Meski sesekali menyerap pada permukaan tanah

Celah-celah kecil
Kulihat dengan menutup sebelah mata
Dengan kelima jari tanganku
Beralasan
Aku tak ingin memperjelas
Adegan seorang manusia bertopeng
Yang menyemburkan darah luka

Apakah aku seperti air mengalir itu?
Yang berteriak gila bagaikan air gemuruh air tejun
Lepas landas tuk merindu dalam derita
Tak ada celah menyampaikannya
Seolah semua ini adalah fatamorgana belaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar