Tak ada pertalian darah
Ataupun muatan resmi sipita merah
Semua mengalir seperti air sungai
Berarak mengikuti angin
Dan kadang terhimpit disela bebatuan
Karena aku mengetahui semua itu
Dimana air mengalir ke daratan yang
rendah
Tergenang disana abadi
Selama tak ada daratan yang lebih rendah
lagi
Meski sesekali menyerap pada permukaan
tanah
Celah-celah kecil
Kulihat dengan menutup sebelah mata
Dengan kelima jari tanganku
Beralasan
Aku tak ingin memperjelas
Adegan seorang manusia bertopeng
Yang menyemburkan darah luka
Apakah aku seperti air mengalir itu?
Yang berteriak gila bagaikan air gemuruh
air tejun
Lepas landas tuk merindu dalam derita
Tak ada celah menyampaikannya
Seolah semua ini adalah fatamorgana
belaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar