Selasa, 27 Oktober 2015

Karya Puisiku 149



Hisap dosa yang berlumur nanah
Mati dikeheningan alam raya
Menggaris tanah dengan kayu tipis
Nafas ini semakin menghilang

Haru biru si noda hitam
Melekat kuat pada batang otak
Mengikuti arah sesatnya lantai merah
Dengan melenggok penuh kehangatan

Wajah tanpa dosa itu
Berdiri menantang menatap langit
Tak ada tawa tak ada tangis
Hanya menatap kosong

Disanalah awal titik jenuh
Yang sangat membosankan
Mengakhiri tanpa panutan yang jelas
Pergi menjauh dan menghilang
Berharap dapatkan bahagia yang selamanya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar