Jumat, 04 September 2015

Karya Puisiku 120



Didalam sebuah kearogansian
Tertimbun permata hitam
Menjerit dengan sekencang-kencangnya
Penuh harap tanah terbuka

Tirai kekecewaan
Telah nampak dipelupuk sayup
Menggenggam panasnya liur lilin
Dan bungkam teriakan meminta

Mencoba berkamuflase
Namun tak ada makna dibaliknya
Sorot mata tertuju disatu garis tali
Antara melawan atau menghindar

Cerita adalah fatamorgana
Muak menghapal buku tulis merah
Berisikan api yang membara
Dan lahar panas yang meletup-letup

Anggap ini buang sial
Lempar bumbu-bumbu kehinaan
Tingkah konyol meniru gila
Ini hidup apa kematian?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar