Jumat, 04 September 2015

Karya Puisiku 125



Kematian, siapa yang tahu?
Malaikat penjemputnya saja tidak terlihat
Bagaimana mampu menerka peristiwa kejam sepeti itu

Buku catatan yang tersimpan dilaci surga
Sudah tertulis kapan seseorang akan pulang
Tanpa ada kata tanya dimana
Semua terkesan misteri

Sebelum seluruh raga ini terpanggil
Teruslah berjalan dan lihat semua arah
Menyapa lembut rumah-rumah yang dilewati
Mendatangi jiwa-jiwa penghuni
Ah.. aku hanya sekedar menumpang disini

Rumahpun tak kumiliki
Belum banyak amal baikku tuk membangunnya
Masih berusaha memupuk tuk kumiliki istana semegah surga

Hanya terdiam membisu saat Tuhan memanggil satu jiwa
Akankah ruh itu mampu menerobos lapisan suci?
Bagaimana denganku?
Dua bulir air dalam dua bola mata terjatuh ke bumi sang Khaliq

Tidak ada komentar:

Posting Komentar