Sabtu, 28 November 2015

Karya Puisiku 178


Rindu Mama..
Jikalau dekat kadang berantem
Tapi ketika dipisahkan oleh jarak
Rasa rindu ingin bertemu itu hadir
Bayangan kisah lalu pun mengingatkan kembali

Rindu Mama..
Kecup lembut pipi kanan dan kirinya
Cium telapak tangan ketika akan berpergian
Salam hangat meski tak beritahu kemana kan pergi
Kadang pula berdusta untuk keluar rumah

Rindu Mama..
Nada tingginya ketika marah
Mengomel dengan kalimat satir
Pergi untuk mengurung diri dengan alunan musik keras
Teriak-teriak dalam ruangan yang terkunci

Rindu Mama..
Masakan ala kadarnya
Sedap tak sedap akan habis juga
Kecuali untuk diberikan pada orang lain
Segala penyedap rasa ditumpahkan agar telihat mewah

Rindu Mama..
Meski tubuh ini sudah berkata letih
Tapi masih rela memberikan tenaga untuk kesehatannya
Agar ia selalu tampil bugar dikesetiap harinya

Rindu Mama..
Yang tak pernah bosan
Menyalakan televisi disubuh hari dengan volume keras
Agar terbangun dan bergegas membasuh muka

Rindu Mama..
Selalu sabar dengan tingkah-tingkah yang menjengkelkan
Sampai perilaku yang tak pantaspun
Ia sanggup tegar menghadapinya

Rindu Mama..
Menyiapkan bekal makanan dan sarapan pagi dimeja makan
Dan meninggalkan beberapa lembar uang sebelum berangkat sekolah
Kadangpula menghabiskan sisa makanan yang tak dihabiskan

Rindu Mama..
Bersandar dilengan atau pahanya bahkan pernah diperutnya
Sampai suara-suara didalamnya terdengar nyaring ditelinga
Memeluknya dengan erat mengabaikan kecanggungan

Rindu Mama..
Tidur satu ranjang satu selimut
Saling menggaruk ketika gatal
Meski kadang tidak terasa

Rindu Mama..
Menganjarkan cara memasak yang baik dan benar
Dengan terkadang ditemani rasa malas
Tapi terasa keahliannya temurun sampai sekarang

Rindu Mama..
Bercerita dengan rasa waswas dan canggung
Takut terbesit luka dihati dan pikirannya
Malu ketika air mata tak sengaja tumpah didepannya
Saking tak mampu lagi menahan beratnya kehidupan yang dijalani

Rindu Mama..
Tatapan kosongnya membuat khawatir
Apa yang sedang dipikirkannya?
Memeluknya tanpa tujuan
Dengan kehangatan yang seadanya

Rindu Mama..
Yang selalu terlihat tampil kuat dicerahnya mentari
Dan terlentang dimalam hari
Raut wajah lelahnya membangunkan naluri

Rindu Mama..
Kali ini cerita itu tak bisa dirasakan lagi
Terpisahkan oleh jarak dan ruang
Waktu yang kadang tak pernah berpihak

Rindu Mama..
Apakah semua ini akan terulang lagi?
Ataukah akan bergiliran?
Mungkin sekarang waktunya diri ini untuk memanjakanmu MAMA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar